Warga Tinggal di Pemakaman

300 Warga Tinggal di TPU Kebon Nanas Jaktim, Ada Lansia Sudah 30 Tahun Hidup di Atas Nisan

Penulis: Bima Putra
Editor: Jaisy Rahman Tohir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, JATINEGARA - Taman Pemakaman Umum (TPU) Kebon Nanas di Cipinang Besar Selatan, Jatinegara, Jakarta Timur beralih fungsi menjadi permukiman warga.

Area TPU aset Dinas Pertamanam dan Hutan Kota DKI Jakarta itu berubah menjadi deretan bangunan semi permanen.

Bahkan sejumlah petak makam etnis keturunan Tionghoa yang berukuran besar juga tidak luput beralih fungsi menjadi tempat tinggal semi permanen warga.

Ketua RT 15/RW 02 Cipinang Besar Selatan, Sumiati, mengatakan, hingga kini tercatat ada 100 kepala keluarga (KK) yang terdiri dari 300 jiwa tinggal di wilayah TPU Kebon Nanas.

"Sebagian ada KTP DKI, tapi ada KTP daerah juga. Untuk yang KTP DKI enggak semua KTP Cipinang Besar Selatan, ada dari (Jakarta) Pusat, Selatan, Utara," kata Sumiati, Senin (30/6/2025).

Menurut pengurus lingkungan, pada awalnya hanya ada dua KK yang mendiami area TPU Kebon Nanas, tapi selepas tahun 2007 jumlahnya melonjak drastis hingga mencapai ratusan.

Jumlah warga yang mendiami TPU Kebon Nanas melonjak drastis usai Pemprov DKI Jakarta menertibkan bangunan liar untuk proyek aliran Kanal Banjir Timur (KBT).

MAKAM JADI TEMPAT TINGGAL - Petak makam etnis keturunan Tionghoa tempat Irah (74) tinggal di TPU Kebon Nanas, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (30/6/2025). TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA

Bahkan terdapat warga yang sudah memiliki keturunan, namun tetap memilih tinggal di area TPU Kebon Nanas dengan alasan tidak memiliki tempat tinggal lebih layak untuk bermukim.

"Lebih banyak yang tinggal di bangunan semi permanen dibandingkan tinggal di atas petak makam. Kalau (warga) yang tinggal di atas petak makam enggak terlalu banyak," ujarnya.

Sumiati menuturkan, saat awal Pemprov DKI Jakarta meresmikan Rusun Cipinang Besar Selatan, pengurus lingkungan sempat berupaya mengusulkan agar warga direlokasi.

Namun kala itu, Rusun Cipinang Besar Selatan hanya diperuntukkan untuk warga terdampak normalisasi Kali Ciliwung, bukan untuk warga umum yang belum memiliki tempat tinggal.

Pengurus RT berharap Pemprov DKI Jakarta dapat menyediakan solusi agar 100 KK warga yang tinggal di TPU Kebon Nanas dapat tempat tinggal lebih layak.

Mereka umumnya pekerja sektor informal seperti pemulung, sehingga tidak memiliki gaji bulanan untuk mendapatkan hunian lebih baik.

"Kalau harapan saya sebagai RT mereka kan juga manusia, butuh dimanusiakan juga. Harapannya kalau bisa ada tempat untuk relokasi mereka dan seusai kemampuan ekonomi," tuturnya.

Meski bagi banyak orang tinggal di area pemakaman tidak layak dan terkesan menyeramkan, tapi warga yang mendiami TPU Kebon Nanas mengaku tetap merasa nyaman.

Di antaranya Irah (74), warga lanjut usia (Lansia) yang sudah lebih dari 30 tahun tinggal di atas sebuah petak makam etnis Tionghoa berukuran besar di TPU Kebon Nanas.

Irah yang sehari-harinya bekerja sebagai pemulung mengatakan dahulunya dia tinggal pada sebuah gubuk di wilayah Jatinegara, tapi gubuk liar tersebut terdampak penertiban.

"Dulu saya ada gubuk, tapi sudah dibongkar. Enggak apa, saya enggak marah," kata Irah.

Petak makam beratap beton yang digunakan Irah untuk tempat tinggal sudah berusia tua, makam tersebut dia sekat menjadi dua bagian yakni tempat tidur dan tempat untuk mencuci.

Menurut warga sekitar Irah sebenarnya sempat diboyong anak dan cucunya untuk tinggal bersama pada rumah yang layak, tapi dia menolak dan memilih tempat tinggal di atas petak makam.

IRAH TINGGAL DI MAKAM - Irah (74), warga Cipinang Besar Selatan yang tinggal di atas petak makam etnis keturunan Tionghoa TPU Kebon Nanas, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (30/6/2025). TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA (Bima Putra/TribunJakarta.com)

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Berita Terkini