Kholid menyebut, penipuan modus orderan fiktif itu baru pertama kali terjadi di lingkungan tempat tinggalnya.
"Baru kali ini, sudah dua malam, habis lomba tujuh belasan," ujar dia.
Ia mengaku iba dengan kejadian yang dialami ratusan sopir taksi online. Menurut dia, warga setempat hanya bisa membantu para sopir tersebut untuk berputar arah.
"Warga sini juga capek. Tapi kita bantu, cari amal aja dah. Kita bantu putar balik. Ini kan jalan buntu," ucap Kholid.
(TribunJakarta)
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.
Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya