Ledakan di Pamulang

Korban Ledakan di Pamulang Tangsel Meninggal Setelah Sepekan Dirawat, Agus Dimakamkan di Sukabumi

Ayah dua anak itu sempat mendapat perawatan medis intensif di RSUD Tarakan, Jakarta Pusat selama sepekan terakhir.

Istimewa
AMBULANS AGUS - Mobil ambulans ini digunakan untuk membawa jenazah Agus, korban ledakan di Pamulang Tangsel, dari RSUD Tarakan Jakarta Pusat ke rumah duka di Sukabumi, Sabtu dini hari (20/9/2025). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Agus (45), korban ledakan dahsyat di permukiman RT 3 RW 1, Jalan Talas II, Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), meninggal dunia  sekira pukul 22.30 WIB, Jumat (19/9/2025).

Ayah dua anak itu sempat mendapat perawatan medis intensif di RSUD Tarakan, Jakarta Pusat selama sepekan terakhir.

Tubuhnya menderita luka bakar sampai 90 persen lebih akibat ledakan yang terjadi pada Jumat (12/9/2025) subuh itu.

Ketua RT 3  RW 1 Pondok Cabe Ilir, Masturo, langsung menuju RSUD Tarakan begitu mendapat kondisi Agus memburuk.

"Saya juga ke rumah sakit. Memang jam 4 (sore) itu keluarganya dikumpulin, termasuk emaknya Agus. Meninggalnya jam 22.30 WIB," kata Masturo, Sabtu (20/9/2025).

Masturo menyaksikan suasana haru keluarga saat Agus dinyatakan meninggal dunia.

Almarhum meninggalkan istri, Rini Andriani (39), dan putranya, Riski Raditia Pratama (18), yang juga masih dirawat di RSUD Tarakan.

Rini dan Riski menderita luka bakar karena ledakan yang sama, dan masih memerlukan penanganan medis.

KORBAN LEDAKAN MISTERIUS - Agus dan Rizky, ayah dan anak yang menjadi korban ledakan misterius, Pamulang, Tangsel, Jumat (12/9/2025). Keduanya menderita luka bakar di atas 80 persen.
KORBAN LEDAKAN MISTERIUS - Agus dan Rizky, ayah dan anak yang menjadi korban ledakan misterius, Pamulang, Tangsel, Jumat (12/9/2025). Keduanya menderita luka bakar di atas 80 persen. (Dokumentasi warga)

"Kalau Bu Rini sama Riski sih udah baikan sudah ada perkembangan. Tapi masih harus dirawat, menjalani perawatan intensif," kata Masturo.

Mereka tidak bisa ikut mengantar suami sekaligus ayah ke liang lahad.

Sebab, jenazah Agus langsung dibawa ke kampugnya di Ujung Genteng, Sukabumi pada Sabtu dini hari, sekira pukul 01.00 WIB.

"Rencana dimakaminnya siang ini (Sabtu). Di kampung keluarga besar dia banyak," kata Masturo.

Selain Rini dan Riski, Agus juga meninggalkan Intan, bungsu yang masih berusia 15 bulan.

Sejak kedua orang tuanya dan abangnya dirawat, Intan diasuh warga RT 3.

Pada malam sang ayah meninggal dunia, Intan yang berada di Pamulang tidak bisa tidur.

"Bukan maen nangisnya, yang kecil, Intan. Malem jam 12 aja belum tidur. Dia kan diasuh sama warga sini, karena orang tyanya dirawat," kata Masturo.

Selain Rini dan Riski, tidak ada lagi korban ledakan yang dirawat di rumah sakit.

"Yang lain, sudah pulang, ada yang rawat jalan," kata Masturo.

Akibat Gas Bocor

Diberitakan sebelumnya, polisi menyimpulkan penyebab ledakan misterius yang mengancurkan rumah-rumah warga di Pamulang Tangsel disebabkan kebocoran tabung gas 12 Kg di salah satu rumah warga.

"Berdasarkan hasil dari pemeriksaan Puslabfor Bareskrim Polri, bahwa penyebab dari ledakan tersebut adalah berasal dari kebocoran tabung gas 12 kilo dari salah satu rumah masyarakat yang berasal dari tempat kejadian perkara," kata Kapolres Tangsel AKBP Victor Inkiriwang , Jumat (19/9/2025).

Victor mengungkapkan, gas tersebut terakumulasi pada ruangan tertutup yang kemudian dipicu dengan penyalaan kompor.

"Kemudian terakumulasi pada satu ruangan tertutup, kemudian itu berasal dari dapur atau ruangan lainnya, kemudian terpicu oleh kompor sehingga kemudian ini terjadi ledakan," ungkapnya.

Di sisi lain, Ana, salah satu korban terdampak ledakan mengatakan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 05.15 WIB. Awalnya ia mengira hanya suara dua ekor kucing yang sedang berkelahi.

"Yang saya dengar cuma suara gemuruh dari atas, kalau anak saya bilang kayak kucing lagi berantem, tapi kencang banget suaranya," kata Ana di kediamannya.

Dalam hitungan menit, ledakan terjadi hingga menghancurkan atap rumahnya. Lantai rumah dan barang-barang elektronik ikut hancur terdampak ledakan.

Saking kencangnya suara ledakan, telinga anak Ana sampai kesakitan. Sementara itu, suami Ana mengalami luka ringan di bagian punggung.

"Telinga anak saya sampai sakit sampai sekarang. Kalau suami luka ringan saja di punggung. Alhamdulillah nggak sampai yang kenapa-kenapa," ujar Ana.

Sejumlah warga masih meragukan kesimpulan polisi terkait kebocoran gas sebagai penyebab ledakan.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved