Penyakit ISPA Jadi Ancaman Serius, Mahasiswa Edukasi Warga Kalibaru Terapkan Hidup Bersih dan Sehat

Penyakit ISPA Jadi Ancaman Serius, Mahasiswa Edukasi Warga Kalibaru Terapkan Hidup Bersih dan Sehat

ISTIMEWA
WASPADA ISPA - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas 17 Agustus 1945 (UTA'45) Jakarta menggelar sosialisasi mengenai Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. (Dok. Istimewa). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, CILINCING - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas 17 Agustus 1945 (UTA'45) Jakarta menggelar sosialisasi mengenai Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.

Dosen Farmasi UTA'45 Jakarta, Norman Dyanto menjelaskan, ISPA masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan anak.

"ISPA menyebabkan kematian satu dari empat bayi atau balita. Separuh di antaranya adalah bayi berumur 0 hingga 6 bulan. Kematian akibat ISPA biasanya terjadi dalam kondisi parah dan kerap disertai komplikasi masalah gizi," kata Norman, dikutip Selasa (2/9/2025).

Norman menjelaskan, ISPA merupakan infeksi saluran pernapasan yang berlangsung hingga 14 hari dengan gejala batuk dan pilek.

Penyebabnya antara lain bakteri Streptococcus pneumoniae dan virus Haemophilus influenzae yang dapat masuk ke tubuh manusia akibat tertular penderita batuk, imunisasi yang belum lengkap, kurang gizi, serta lingkungan yang tidak sehat.

Gejala ISPA antara lain batuk dengan dahak kuning atau putih, peningkatan suhu tubuh, pilek, anak menjadi rewel, serta hilangnya nafsu makan. 

Di sisi lain, jenis ISPA terbagi dua, yakni ISPA tidak pneumonia dengan gejala batuk, pilek, dan demam, serta ISPA pneumonia yang ditandai batuk, pilek, demam, disertai napas cepat dan sesak.

Apabila tidak ditangani, ISPA dapat menimbulkan infeksi pada telinga, hidung, paru-paru, hingga menyebabkan sesak napas.

Untuk perawatan, Norman menyarankan agar penderita banyak istirahat, diberikan kompres hangat saat demam, memperbanyak minum air putih, serta tetap diberi makanan bergizi sesuai kebutuhan tubuh.

Jika tidak ada perubahan, anak harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan.

Lebih lanjut, pencegahan ISPA dapat dilakukan dengan meningkatkan asupan nutrisi, menghindari kontak dengan penderita batuk pilek, membiasakan hidup bersih dan sehat, serta menghindari rokok.

"Kampanye perilaku hidup bersih dan sehat ini tujuannya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan mungkin berkolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat setempat. Ini program yang sangat bagus untuk meningkatkan kolaborasi kesehatan dengan baik," ujar Norman.

Ia menambahkan, PHBS adalah perilaku kesehatan yang dilakukan secara sadar, sehingga anggota keluarga bisa menolong dirinya sendiri serta berperan aktif dalam kegiatan kesehatan masyarakat.

Rumah tangga sehat yang menerapkan PHBS akan meningkatkan kualitas kesehatan keluarga, mencegah penularan penyakit, dan menciptakan lingkungan sehat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved