Kopema Bantah Jadi Biang Keladi Naiknya Sewa Kios di Blok M, Ada Kerjasama dengan MRT
Kopema Bantah Jadi Biang Keladi Naiknya Sewa Kios di Blok M, Ada Kerjasama dengan MRT
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Pebby Adhe Liana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, BLOK M - Koperasi Pedagang Pasar Pusat Melawai (Kopema) membantah tudingan biang keladi kenaikan tarif sewa kios di Plaza 2 Blok M hingga nilainya dianggap tak masuk akal.
Penasihat Kopema Mumu Mujtahid menjelaskan, kenaikan sewa kios sebelumnya merupakan kebijakan dari PT MRT Jakarta selaku pengelola kawasan Blok M Hub.
“Bener enggak sih naik sewanya? Ya, benar. Terus siapa yang naikin? Ya, tentu ada. Yang naikin siapa? MRT. Dari MRT itu yang menaikkan harga sewa,” ucapnya saat dikonfirmasi, Jumat (5/9/2025).
Mumu berdalih, Kopema hanya menjalankan mandat dari MRT untuk mengelola kios-kios di Plaza 2 Blok M.
Biaya sewa yang ditagih Kopema kepada pelaku UMKM pun diklaim sudah sesuai dengan kesepakatan.
“MRT ada kerja sama dengan Kopema dalam hal untuk pengelolaan. Artinya, Kopema ini dapat mandat dari MRT, dan itu sudah ditandatangani, sudah ada perjanjiannya,” ujarnya.
Perjanjian kerja sama dengan pihak MRT Jakarta itu disebut Mumu baru diteken belum lama ini.
Sebelum kawasan Blok M diambil alih oleh MRT Jakarta, Kopema juga sudah bekerja sama dengan pengelola sebelumnya.
Para pedagang pun dikenakan iuran kebersihan dan keamanan (IKK) sebesar Rp300.000 per bulan. Nominal ini berlaku untuk seluruh pedagang.
Namun setelah ada kerja sama dengan pihak MRT, ada perubahan skema sewa kios yang berkisar di angka Rp300.000 hingga Rp1,5 juta per bulan.
Bagi pemilik kios yang membuka usahanya sendiri tetap dikenakan biaya Rp300.000. Sedangkan, pedagang yang menyewa kios dikenakan Rp1,5 juta ditambah biaya jaminan dan service charge.
Umumnya, mereka yang dikenakan biaya sewa kios hingga jutaan ini merupakan pedagang makanan.
“Kondisinya itu memang teman-teman pedagang pemilik kios yang dari tahun 1992 itu menyewakan tempatnya. Karena tempat ini kan tempat kelontong,” ujarnya.
Terkait dengan adanya pedagang yang mengeluhkan biaya sewa mencekik hingga belasan juta rupiah, Mumu menjelaskan, mereka merupakan penyewa yang memiliki kios lebih satu unit.
Tak hanya itu, ia juga menyebut, tagihan sewa membengkak karena mereka belum membayar sewa selama dua bulan.
“Kalau sampai Rp15 juta, mereka itu bukan satu kios. Kayak yang jual nasi matah di ujung itu empat kios, jadi ketemu angka Rp15 juta buat dua bulan,” tuturnya.
“Jadi, jangan dibilang oh satu kios Rp15 juta, enggak masuk akal kalo itu, namanya bunuh diri kita,” sambungnya.
Mumu turut menyesalkan para pelaku UMKM justru memviralkan hal ini dan membuat suasana makin gaduh.
Padahal, Kopema sudah coba merangkul mereka dengan memanggil para pelaku UMKM itu untuk dijelaskan terkait kenaikan biaya sewa kios.
Namun, ajakan duduk datu meja dari Kopema justru tak digubris oleh para pelaku UMKM itu.
“Saya pikir sangat naif ya, belum bayar dua bulan tapi komplain kemahalan. Komplain kemahalan kan bisa negosiasi. Sebelum itu diumumkan, koperasi sudah mengundang untuk mereka ketemu, ngobrol membahas dengan pengelola baru seperti apa ke depan, tapi enggak pernah direspon,” tuturnya.
Yang makin buat Mumu kecewa, para pelaku UMKM itu justru diam-diam angkat kaki dari Plaza 2 Blok M tanpa membayar biaya sewa kios.
Padahal, pihak Kopema sudah menalangi pembayaran sewa kios kepada pihak MRT Jakarta.
“Dari MRT sudah menagih kami terus, menagih Kopema untuk bayar dan itu Rp259 juta sudah dibayarkan,” kata Mumu.
“Artinya, Kopema tinggal menagih ke teman-teman pedagang, tapi enggak bisa ditagih, karena mereka keluar,” sambungnya.
Sebagai informasi tambahan, viral di media sosial para pelaku UMKM satu per satu memilih angkat kaki dari Blok M.
Pasalnya, kenaikan selangit biaya sewa kios dianggap sangat memberatkan para pelaku UMKM.
Pantauan TribunJakarta.com di lokasi, sejumlah kios makanan di Plaza 2 Blok M yang biasa diserbu pembeli tampak sudah tutup.
Beberapa tulisan pun dibuat di dinding kios sebagai bentuk kekecewaan mereka lantaran harga kios yang naik selangit.
Meski demikian, tak semua lapak tutup. Masih ada beberapa pedagang kacamata hingga toko kelontong lainnya masih buka di Plaza 2 Blok M.
Dihubungi terpisah, Direktur Utama PT MRT Jakarta Tuhiyat membantah telah menaikan harga sewa kios di kawasan Blok M.
Ia menyebut, sejak awal pihaknya sudah menetapkan tarif sewa kios berkisar di angka Rp300 ribu hingga Rp1,5 juta.
Namun, pihak koperasi justru memungut sewa jauh di atas batas atas yang sudah ditentukan oleh pihak MRT Jakarta.
“(Kenaikan sewa) ini tiba-tiba karena dalam satu bulan terakhir baru ditagihkan ini. Yang sebelumnya itu sudah sesuai kesepakatan,” ucapnya.
Tuhiyat juga membantah bawah kerja sama antara MRT Jakarta dengan Kopema baru dijanin baru-baru ini.
Sebab, MRT Jakarta langsung menggandeng sejumlah koperasi saat ditunjuk Pemprov DKI Jakarta untuk mengelola kawasan Blok M sejak awal 2025 ini.
“(Kerja sama dengan Kopema) sejak kami ditunjuk oleh pemerintah provinsi menata kawasan ini per 1 Januari ini,” ujarnya.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.