Sederet Permasalahan MBG di Jakarta: Sering Temukan Ulat hingga Dijadikan Pakan Soang

Masalah pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) juga terjadi di Jakarta.

Istimewa
Secarik kertas yang dimasukkan siswa SDN Susukan 01 Pagi, Aqila Nurul Aina lewat wadah makan bergizi gratis, Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (9/1/2025) 

"Kalau boleh jujur, beberapa guru ada yang bawa pulang sisa MBG. Terus dimasak ulang. Penghematan ya, jadi menu yang nggak ada rasa daripada mubazir akhirnya ada beberapa guru yang bawa pulang dan dimasak ulang," kata D.

Makanan MBG sisa untuk pakan ternak biasanya adalah nasi yang sudah tercampur.

Apalagi di samping sekolah tempat D mengajar, ada masyarakat yang memelihara soang. 

Selain itu, ada beberapa guru juga yang memelihara hewan ternak di rumah.

Sehingga, menurutnya upaya ini merupakan hal positif daripada sisa makanan MBG yang tidak termakan siswa dibuang begitu saja.

"Kalau nasi yang udah kecampur atau nggak dihabisin itu beberapa guru punya hewan ternak, punya ayam, punya soang, jadi dibawa pulang buat makan ternak mereka. Di samping sekolah juga ada pelihara ternak soang, jadi dimanfaatin sisa makanan MBG buat mereka," lanjutnya.

Keluhan Guru

D, guru berstatus aparatur sipil negara (ASN) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang mengajar di sekolah, di kawasan Cipinang Melayu, Jakarta Timur, menyoroti efisiensi waktu, porsi yang tidak sama hingga terpotongnya jam belajar siswa akibat adanya sesi program MBG.

Selain itu, para guru di sekolahnya juga dibebankan kerja tambahan untuk mengurusi tumpukan tray MBG hingga membagi-bagikannya kepada siswa. 

Mereka wajib menangani MBG secara hati - hati, sebab jika tray rusak atau hilang, guru dan sekolah wajib mengganti.

"Keluhan sebagai guru, selama ini sih sebenarnya lebih ke efisiensi waktu. Efisiensi waktu karena MBG itu kan pembagiannya repot juga. Jadi karena di tray gitu kan jadi nggak boleh hilang, nggak boleh rusak, karena kita disuruh ganti," kata D kepada Tribunnews.com, Senin (29/9/2025).

Jatah kegiatan belajar mengajar bagi siswa pun terpotong karena adanya alokasi waktu yang dikhususkan untuk siswa makan MBG.

"Terus juga mengurangi jatah waktu pembelajaran karena kalau di kita tuh MBG itu pagi, kita kan istirahat jam 9 sedangkan dia MBG itu jam 7 aja udah datang," ujar dia.

Selain itu, program MBG di sekolahnya juga tidak menihilkan siswa untuk jajan di kantin. Sebab selain tidak mengenyangkan, para siswa juga tidak sepenuhnya menghabiskan makanan MBG. 

Hal ini karena menu MBG tidak memiliki rasa alias hambar, hingga menu yang sudah berair dan berbau akibat adanya jeda antara penyiapan menu MBG, pendistribusian, hingga makanan tersebut disantap siswa di sekolah.

Menu yang berair biasanya terjadi pada buah potong. Ini disebabkan buah-buahan potong tersebut tersimpan sekian lama di dalam tray, terkena hawa panas, berujung berair dan berbau ketika hendak disantap siswa.

Sumber: Tribunnews
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved