Marak Keracunan MBG di Jakarta, Dinkes DKI Periksa Ulang 180 SPPG: Target 8.000 Petugas Dilatih

Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta bakal menggencarkan inspeksi ke 180 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang beroperasi di Jakarta.

TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA
KERACUNAN MBG - Tampak SDN Gedong 01 di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (30/9/2025). Mayoritas siswa SDN Gedong 01 di Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur yang diduga keracunan makan bergizi gratis (MBG) kembali bersekolah. Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta bakal menggencarkan inspeksi ke 180 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang beroperasi di Jakarta. 

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta bakal menggencarkan inspeksi ke 180 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang beroperasi di Jakarta.

Hal ini dilakukan usai ramai siswa Jakarta mengalami gejala keracunan usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG).

“Jadi secara masif kami akan melakukan inspeksi kesehatan lingkungan ulang,” ucap Kepala Dinkes DKI Jakarta Ani Ruspitawati saat dikonfirmasi, Senin (6/10/2025).

Ani menjelaskan, pengecekan kesehatan lingkungan sebenarnya sudah dilakukan Dinkes DKI Jakarta sebelum SPPG diizinkan beroperasi.

Namun, pengecekan ulang bakal kembali dilakukan guna memastikan seluruh SPPG yang beroperasi di Jakarta menjalankan SOP sesuai ketentuan Badan Gizi Nasional (BGN).

Bila sudah sesuai standar, Dinkes DKI Jakarta kemudian bakal kembali menerbitkan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) untuk SPPG tersebut.

“Sebetulnya dulu ketika awal dibangun kami suah bikin (SLHS), nanti kami akan melakukan inspeksi lagi, lalu ada percepatan supaya mereka segra menyesuaikan dengan persyaratan SLHS, sehingga kami menerbitkan SLHS-nya,” ujarnya.

Tak hanya itu, Dinkes DKI Jakarta juga akan memberikan pelatihan dan penyuluhan kepada petugas SPPG.

Kadinkes DKI Jakarta, Ani Ruspitawati soal penyakit HMPV
Kadinkes DKI Jakarta, Ani Ruspitawati soal penyakit HMPV (Warta Kota)

“Targetnya sekitar 8.000 orang akan kami latih supaya bisa mengelola tata laksana di SPPG-nya masing-masing dengan lebih baik,” ujarnya.

Ani menyebut, inspeksi hingga penyuluhan ini bakal digencarkan Dinkes DKI Jakarta selama dua pekan ke depan.

Dengan begitu diharapkan ke depan tak ada lagi siswa-siswi di Jakarta yang mengalami gejala keracunan usai menyatap menu MBG.

“SPPG semuanya sudah kooperatif dan kami sudah berkomitmen lakukan inspeksi, kalau ada yang tidak sesuai akan disesuaikan dengan ketentuan yang ada supaya kami dapat memberikan sertifikat laik sehatnya secara cepat,” tuturnya.

SPPG Langgar SOP

Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta sebelumnya mengungkap ada beberapa Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang melanggar SOP yang sudah ditetapkan Badan Gizi Nasional (BGN).

“Sebenarnya kalau SOP sudah ada dari BGN, sudah jelas. Tetapi ketika kita melakukan monitoring, ternyata SOP tersebut kurang dilaksanakan dengan baik,” ucap Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta Hasudungan Sidabalok, Jumat (3/10/2025).

Hasudungan menjelaskan, SOP yang dilanggar sebagian besar terkait pendistribusian makanan ke sekolah-sekolah.

“Jadi ada namanya titik kritis pangan. Jadi bukan hanya berfokus kepada pengolahan. Kadang-kadang sudah selesai diolah untuk mendistribusikan itu sebenarnya untuk di suhu ruang itu kan maksimal 4 jam,” tuturnya.

“Tapi kadang karena mungkin saking banyaknya produksi, jadi tidak secepat-cepat didistribusikan ke sekolah. Jadi sudah mulai agak kurang baik,” sambungnya.

Kasus MBG di Jakarta 

Kasus dugaan keracunan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) marak terjadi di sejumlah wilayah, tak terkecuali di Jakarta.

Teranyar, ada 20 siswa SDN 01 Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur yang jadi korban.

Mereka mengalami gejala keracunan usai menyantap menu mie goreng, telur, oseng sawi, wortel, dan stroberi yang disajikan.

Bahkan, lima di antaranya dilaporkan harus dilarikan ke RSUD Pasar Rebo untuk mendapatkan perawatan intensif.

Menu MBG untuk siswa di Jakarta.
Menu MBG untuk siswa di Jakarta. (TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA)

Kasus serupa sebelumnya juga terjadi di SMAN 15 Jakarta, Tanjung Priok pada Selasa (23/9/2025) kemarin.

Total ada tujuh pelajar yang diduga mengalami gejala keracunan dan tiga di antaranya sampai harus dilarikan ke RSUD Tanjung Priok.

Ciri-ciri Keracunan 

Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik S. Deyang membeberkan, tujuh anak di SMAN 15 Jakarta mengalami gejala kesehatan.

Mereka menunjukkan gejala tertentu seperti mual dan sakit perut.

"Yang didistribusikan ke SMA 15 itu 641 (paket). Kemudian di SPPG, SPPI, SPPI-nya ini, yang kepala SPPG-nya dapat kabar bahwa ada yang diduga seperti kayak keracunan," ucap Nanik saat dikonfirmasi awak media, Selasa malam.

Tiga pelajar yang merupakan siswi kelas XII dan siswi kelas X bahkan dilarikan ke RSUD Tanjung Priok. 

"Semua sudah pulang. Yang di RSUD pulang, yang di UKS pulang," kata Nanik.

Berita Terkait

Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved