Detik-detik Menegangkan Pria ODGJ Tusuk 4 Warga di Cilandak, Anak Ketua RT Sempat Disekap

Warga bernama Dea menceritakan detik-detik menegangkan saat pria berinisial Y (45) mengamuk dan melukai empat orang di Cilandak.

TribunJakarta.com/Annas Furqon Hakim
Dea, warga di Cilandak, Jakarta Selatan, saat diwawancarai soal penusukan empat orang oleh pria diduga ODGJ berinisial Y (45), Senin (6/10/2025). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

TRIBUNJAKARTA.COM, CILANDAK - Warga bernama Dea menceritakan detik-detik menegangkan saat pria berinisial Y (45) mengamuk dan melukai empat orang di Jalan Cilandak IV, Cilandak Barat, Jakarta Selatan, Minggu (5/10/2025).

Dalam peristiwa ini, keempat korban menderita luka tusuk termasuk Ketua RT setempat dan anaknya, Wili dan Meta.

Dea mengatakan, ketika itu ia baru saja pulang ke rumah bersama anaknya. Ia melihat seorang warga yang berdiri ketakutan sambil menatap ke rumah pelaku.

"Saya baru sampai sini, terus masnya (warga) berdiri di sini ketakutan. Aku tanya, 'Kenapa?' Dia diam. Aku tanya, 'Kenapa?'," kata Dea di lokasi, Senin (6/10/2025).

Tak lama kemudian, asisten rumah tangga (ART) yang bekerja di rumah pelaku keluar dan berjalan sambil memegangi pinggangnya.

Dea mulanya mengira ART tersebut hanya sakit pinggang. Namun, ART tiba-tiba terjatuh dan mengeluarkan darah dari pinggangnya.

"Enggak lama si mas yang jaga anjing itu keluar, pegang pinggang. Saya pikir sakit pinggang. Sampai sini jatuh, itu masih ada darahnya, tuh, jatuh. Saya bilang, 'tolongin, tolongin'," ujar dia.

Dea dan sang suami beserta dua warga lainnya mengangkat dan membawa korban ke klinik terdekat. 

Hanya saja, kondisi korban yang mengalami luka tusuk cukup parah tak memungkinkan untuk mendapat penanganan medis di klinik. Korban pun langsung dibawa ke RS Fatmawati.

Singkat cerita, Dea kembali ke perumahan tempat tinggalnya. Di sana ia mendapati situasi yang masih mencekam.

Ketua RT, Wili, ditusuk oleh pelaku. Selain itu, Meta juga sempat disekap dan ditodong pisau di bagian leher.

"Saya panggil suami saya, 'Mbak Meta disekap," gitu. Katanya sempat diginiin (todong pisau di leher), saya juga nggak berani balik lagi ke situ. Terus nggak lama polisi datang," ungkap Dea.

Pelaku akhirnya melepaskan Meta setelah dibujuk oleh warga. Meski demikian, Meta menderita luka gores dan menerima dua jahitan.

Menurut Dea, penangkapan terhadap pelaku dilakukan secara persuasif meskipun polisi membawa senjata laras panjang.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved