HIVI! Ajak Warga Jakarta Nikmati Musik Sambil Lawan Partikel Polusi Udara di Sarinah

Akhir pekan di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, pada pada Jumat (17/10/2025), lebih semarak saat grup musik Hivi! tampil menghibur pengunjung.

|
Editor: Wahyu Septiana
Istimewa
SEMARAK AKHIR PEKAN - Hivi manggung di Anjungan Sarinah, Jakarta Pusat. Akhir pekan di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, pada pada Jumat (17/10/2025), lebih semarak saat grup musik Hivi! tampil menghibur pengunjung. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Akhir pekan di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, pada pada Jumat (17/10/2025), terasa lebih semarak saat grup musik Hivi! tampil menghibur pengunjung.

Momen tersebut disambut antusias para penggemar yang memadati area Anjungan Sarinah, menikmati suasana santai di tengah hiruk-pikuk ibu kota.

Hivi membawa lagu-lagu hitsnya menghibur para penggemarnya.

Aksi panggung yang ditampilkan Hivi sukses membuat penggemar yang memadati Anjungan Sarinah bernyanyi bersama dan melepas semua pikiran tentang pekerjaan hingga malam. 

Tak hanya menghadirkan hiburan musik, acara ini juga mengusung pesan penting tentang kepedulian lingkungan, khususnya isu paparan partikel mikro dari polusi udara.

Selain menyaksikan penampilan Hivi secara langsung, pengunjung juga bisa menikmati beragam keseruan mulai dari Detox Journey Experience, promo menarik, hingga photobooth.

Melalui berbagai aktivitas interaktif dan kampanye ramah lingkungan, pengunjung diajak ikut “melibas” partikel polusi udara dengan cara yang menyenangkan.

Hal ini membuktikan bahwa hiburan dan kesadaran lingkungan bisa berjalan seirama.

Polusi Udara

Berdasarkan laporan WHO (Ambient Air Pollution, 2023), Indonesia sempat masuk dalam 10 negara dengan tingkat polusi udara tertinggi di dunia. 

Sementara itu, laporan Nafas Indonesia (2024) mencatat wilayah Jabodetabek dan Bandung Raya sebagai kawasan dengan tingkat polusi tertinggi, diikuti oleh Semarang, Malang Raya, Yogyakarta, dan Surabaya.

Research & Collaboration Manager NAFAS Foundation Dinda Shabrina mengatakan bahwa polusi udara terbagi menjadi dua tipe polutan, yakni gas dan partikel.

Polutan partikel memiliki banyak ukuran.

Di Indonesia, polusi yang terjadi di Indonesia terdiri dari partikel kecil yang bahkan ukurannya bisa lebih kecil dari pasir.

Partikel inilah yang dapat menempel di berbagai permukaan, termasuk pakaian yang sedang kita gunakan sehari-hari.

Meski hujan dan angin bisa menurunkan kadar polusi sementara, partikel ini sebenarnya hanya berpindah tempat jatuh ke tanah, air, tanaman, atau menempel di tubuh.

Konsentrasi partikel mikro PM2.5 menjadi perhatian utama.

Berdasarkan laporan Nafas Buka Data (Mei–Juni 2025), rata-rata konsentrasi bulanan PM2.5 di Indonesia pada Juni 2025 mencapai 32,3 µg/m⊃3;. 

Angka ini enam kali lipat di atas batas aman WHO (5 µg/m⊃3;) dan lebih dari dua kali ambang batas nasional (15 µg/m⊃3;).

PM2.5 sendiri adalah partikel polusi udara berukuran kurang dari 2,5 mikrometer, atau setara 36 kali lebih kecil dari diameter sebutir pasir yang tidak terlihat oleh mata, mudah terhirup, dan dapat menempel di berbagai permukaan, termasuk pakaian.

Produk Berteknologi Detoksifikasi

Di sisi lain, WINGS Care, meluncurkan inovasi baru produk detergen berteknologi detoksifikasi pada pakaian pertama di Indonesia, SoKlin Liquid Nature Fresh Detox. 

Diformulasikan dengan Green Tea Extract yang kaya antioksidan, detergen cair konsentrat berbahan aktif dari tumbuhan ini telah teruji efektif mengangkat noda dan partikel debu mikro yang menempel pada pakaian tanpa merusak serat kain.

Menurut Joanna Elizabeth Samuel, Marketing Manager Fabric Care Category WINGS Group Indonesia, inovasi SoKlin Liquid Nature Fresh Detox lahir dari kepekaan brand dalam menangkap isu dan keresahan konsumen terhadap polusi udara dan dampaknya. 

“Paparan partikel mikro dari polusi udara ternyata tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tapi juga pada pakaian kita. Detoksifikasi atau penetralan toksin menjadi sangat diperlukan agar dapat meminimalkan dampak polusi bagi tubuh hingga pakaian kita sehari-hari," katanya.

Sementara itu, dr. Nadia Alaydrus, Content Creator sekaligus Ahli Kesehatan, menyoroti pentingnya “detox pakaian”.

Menurutnya, dampak polusi bukan hanya masalah udara, tetapi juga tentang paparan partikel yang dapat menempel di kulit dan pakaian. 

“Sering terpapar polusi secara terus menerus bisa bikin kulit kusam, cepat menua, bahkan iritasi. Polusi membawa partikel halus yang bisa menempel di kulit dan pakaian, jadi penting banget buat cleansing dan detoks rutin agar kulit tetap sehat dan segar," ujar dia.

Ia menyebut, pakaian sebagai kulit kedua perlu mendapatkan detoks dan dicuci pakai air saja tidak cukup. 

"Harus benar-benar bersih jangan sampai ada sisa partikel halus yang masih menempel, terhirup, dan akhirnya menimbulkan masalah buat diri kita," tuturnya.

Nadia mengatakan, green tea extract kaya akan antioksidan yang membantu melawan efek buruk polusi dan radikal bebas. 

"Jadi, manfaatnya bukan hanya baik untuk kulit, tapi juga mendukung proses detoks alami dengan membersihkan sisa kotoran, debu, dan polutan yang menempel. Hasilnya, tubuh dan kulit terasa lebih segar, tidak mudah kusam, dan kita pun lebih nyaman beraktivitas seharian,” lanjutnya. 

Nadia menekankan bahwa Green Tea Extract dapat menjadi solusi alami untuk membantu menangkal dampak polusi.

Berita Terkait

Baca juga: Atasi Polusi Udara, DPRD DKI Dukung Perbanyak RTH

Baca juga: Jakarta Siapkan Sistem Peringatan Dini Polusi Udara, Bisa Prediksi 3 Hari ke Depan

Baca juga: Kata Pemprov Jakarta soal Kekhawatiran Warga RDF Plant Rorotan Timbulkan Polusi dan Bau

Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved