Relokasi Pasar Barito

Ratusan Personel Dikerahkan Bongkar Pasar Barito, Pedagang: Kayak Mau Perang di Palestina Saja

Pedagang Pasar Barito, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, merasa dirugikan dengan dibongkarnya kios mereka. Kerugian capai puluhan juta rupiah.

|
Istimewa
PEMBONGKARAN PASAR BARITO - Pedagang bernama Trismi saat diwawancarai soal pembongkaran Pasar Barito, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (27/10/2025). Pedagang Pasar Barito, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, merasa dirugikan dengan dibongkarnya kios mereka. Kerugian capai puluhan juta rupiah. 

TRIBUJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - Pedagang Pasar Barito, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, merasa dirugikan dengan dibongkarnya kios mereka.

Trismi, pedagang buah di Pasar Barito, mengatakan kerugian yang dialami akibat pembongkaran ini mencapai puluhan juta Rupiah.

"Banyak rusak, banyak rugi, puluhan juta. Ini nggak ada toleransinya," kata Trismi di lokasi, Senin (27/10/2025).

Trismi merasa heran dengan kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang mengusir para pedagang kecil demi membuat taman.

Ia juga menyoroti pengerahan personel saat pembongkaran Pasar Barito yang dianggap seperti mau perang.

"Mau bangun taman aja kok sampe membuang orang segini banyaknya gitu lho. Saya sampai heran, sesama orang Indonesia kok kayak gitu caranya," ungkap Trismi.

"Sampai mengeluarkan beribu-ribu personel itu untuk apa? Kayak mau perang Palestina saja," imbuh dia.

Pembongkaran Pasar Barito merupakan bagian dari proyek Pemprov DKI Jakarta yang berencana menggabungkan tiga taman di Jakarta Selatan menjadi Taman Bendera Pusaka.

Ratusan personel gabungan yang terdiri dari Satpol PP dan TNI-Polri dikerahkan untuk membongkar ratusan kios pedagang di Pasar Barito.

PEDAGANG BERESKAN HEWAN DAGANGAN  - Pasar Barito di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, akhirnya dibongkar pada Senin (27/10/2025). Para pedagang membereskan hewan dagangannya masing-masing.
PEDAGANG BERESKAN HEWAN DAGANGAN - Pasar Barito di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, akhirnya dibongkar pada Senin (27/10/2025). Para pedagang membereskan hewan dagangannya masing-masing. (Annas Furqon Hakim/TribunJakarta.com)

Meski mendapatkan penolakan dari para pedagang, petugas tetap melakukan pembongkaran.

Petugas lebih dulu memindahkan barang dagangan milik pedagang ke pinggir trotoar. Setelahnya, alat berat dikerahkan untuk merobohkan bangunan kios.

Wali Kota Jakarta Selatan M Anwar mengklaim telah melayangkan tiga kali surat peringatan kepada para pedagang untuk mengosongkan kios mereka.

Namun, ia menyebut pedagang di Pasar Barito mengabaikan surat peringatan tersebut.

"Di mana para pedagang eks lokasi sementara telah kami berikan sosialisasi dan surat peringatan satu sampai tiga. Namun karena tidak juga mengosongkan tempat usaha, maka kami laksanakan penertiban terpadu," kata Anwar kepada wartawan.

Menurut Anwar, pihaknya juga sudah meminta para pedagang untuk mau direlokasi ke Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung.

"Secara legalitas, penempatan lokasi sementara telah habis masa berlakunya dan tidak diperpanjang sehingga tempat usaha eks lokasi sementara tersebut harus dikembalikan oleh pedagang dalam keadaan kosong seperti semula," ujar Wali Kota.

Pramono Buat Aturan Tegas

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan langkah tegas untuk mencegah praktik mafia kios dalam proses relokasi pedagang Pasar Barito ke Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Pramono bilang, Pemprov DKI tak ingin lokasi baru yang disediakan justru dikuasai segelintir pihak yang mengambil untung dari pedagang kecil.

“Sekarang ini banyak sekali yang meminta untuk bisa memanfaatkan tempat itu dan saya sudah berpesan kepada Dinas UMKM, enggak boleh ada yang punya lebih dari satu kils. Jadi, satu kios satu orang,” ucapnya saat ditemui di kawasan Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Senin (27/10/2025).

Tak Ingin Mafia Kios

Ia menegaskan, aturan ini diterapkan agar tidak terjadi praktik monopoli seperti yang sebelumnya terjadi di Pasar Barito.

“Pengalaman di Barito, ada yang satu orang bisa 15 kios, itu enggak boleh lagi terjadi. Jadi, tidak boleh satu pemilik memiliki lebih dari satu kios, ini supaya ada pemerataan bagi masyarakat Jakarta,” ujarnya.

Gratis Sewa 6 Bulan

Pramono menambahkan, Pemprov DKI Jakarta juga memberikan insentif berupa gratis sewa selama 6 bulan di Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung.

Insentif diberikan agar para pedagang bisa beradaptasi dengan lingkungan baru.

“Saya tahu, pasti dua sampai tiga bulan pertama itu berat sekali, maka sudah saya putuskan untuk memberikan gratis selama enam bulan, baik itu kios maupun airnya,” tuturnya.

Penataan Kawasan Barito

Relokasi pedagang Barito ini merupakan bagian dari penataan kawasan ruang terbuka hijau (RTH) terpadu di wilayah Jakarta Selatan.

Tiga taman ikonik, yaitu Taman Ayodya, Taman Langsat, dan Taman Leuser akan diintegrasikan menjadi satu kawasan hijau dengan nama Taman Bendera Pusaka.

Sehingga masyarakat bisa bebas beraktivitas di taman tersebut tanpa terganggu aktivitas perdagangan.

“Integrasi ketiga taman ini sepenuhnya untuk kepentingan masyarakat. Ada jogging track, tempat bermain, dan fasilitas terbuka lainnya. Bukan lagi untuk kepentingan perorangan,” kata Pramono.

Pramono memastikan proses pemindahan pedagang berjalan secara humanis dan kondusif setelah melalui tiga tahap peringatan resmi. 

Ia menegaskan, langkah ini bukan semata relokasi, tapi juga upaya menjaga keseimbangan antara ruang ekonomi rakyat dan ruang publik hijau di Jakarta.

Berita Terkait

Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved