Sisi Lain Metropolitan
Kisah Pak Zul, Senyum Pedagang Asongan di Jakbar Bangga Putrinya Bakal Jadi Sarjana Lewat Beasiswa
Kisah Pak Zul pedagang asongan di Jakarta Barat yang kini bisa tersenyum bangga putrinya bakal jadi sarjana lewat beasiswa, Seasal (4/11/2025).
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
TRIBUNJAKARTA.COM, GROGOL PETAMBURAN - Di tengah hiruk pikuk kendaraan di Jalan Latumenten, Jakarta Barat, seorang pria berusia 60 tahun tampak berjalan pelan sambil menenteng tas berisi berbagai barang dagangan.
Ada jepitan, gunting kuku, lem korea, gantungan kunci, hingga kanebo, semua tertata rapi di atas bambu yang dipanggulnya dalam mencari rezeki.
Harga aneka barang dijual yakni Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu. Semua barang itu dibelinya di Pasar Pagi Tambora.
Namanya Pak Zul, perantau asal Sumatera Barat yang sudah lima tahun terakhir berdagang asongan di kawasan itu.
"Sebelumnya udah dagang macem-macem puluhan tahun. Sekarang dagang inian aja," kata Pak Zul sembari beristirahat di dekat perlintasan rel kereta Grogol, Selasa (4/11/2025).
Berjualan asongan semacam ini, Pak Zul mengakui untungnya memang tidak besar.
“Rata-rata paling Rp75 ribu sehari,” ujarnya sambil tersenyum.
“Namanya dagang, kadang ramai, kadang sepi. Kalau sepi ya enggak ada yang beli, kadang sampai malam juga enggak laku," ujarnya.
Namun, untungnya dagangannya ini tak basi. Jadi tak berisiko sekalipun tak laku di hari itu.
“Untungnya dagangan saya enggak basi, yang penting jangan rusak. Alhamdulillah paling lama beberapa bulan juga laku,” tuturnya.
Bersyukur Sehat
Meski hidupnya sederhana, semangat Pak Zul tak pernah padam.
Ia bersyukur karena masih diberi kesehatan dan rezeki yang cukup untuk bertahan di ibu kota.
“Alhamdulillah belum pernah diangkut Satpol PP, paling ditegur aja. Saya juga bersyukur aja, yang penting sehat dan enggak minta-minta,” katanya.
Di Jakarta, ia ngontrak petakan seharga Rp 400 ribu perbulan di kawasan Grogol. Sedangkan keluarganya berada di Padang, Sumatera Barat.
Anak dapat Beasiswa
Namun, di balik wajahnya yang legam karena terik matahari, ada kebanggaan besar yang tak bisa disembunyikan yakni saat menceritakan salah satu anaknya.
Pak Zul bercerita tentang anak perempuannya yang kini sedang menempuh pendidikan jurusan Teknik Kimia di salah satu universitas negeri di Lampung.
“Alhamdulillah dia dapat beasiswa dari pemerintah. Kalau enggak, mana sanggup saya biayain,” ucapnya.
Bagi Pak Zul, anaknya adalah simbol harapan. Dari hasil berjualan barang-barang kecil di pinggir jalan, ia bisa membantu sedikit demi sedikit kebutuhan anaknya.
Namun sebagian besar biaya ditanggung beasiswa yang diperoleh sang anak karena prestasi akademiknya.
“Dia rajin belajar dari dulu. Saya cuma bisa bantu doa dan semangat. Sekarang mau wisuda, saya senang sekali,” ujarnya.
Kini, di usia senjanya, Pak Zul berharap sang anak bisa sukses dan mengangkat derajat keluarganya.
“Saya cuma ingin anak saya sukses. Biar dia enggak usah kayak saya, panas-panasan di jalan,” katanya.
Berita Terkait
- Baca juga: Beasiswa Setara LPDP untuk Warga Jakarta, Setelah Lulus Siap-Siap Balas Budi Mengabdi
- Baca juga: Politikus Golkar Apresiasi Pemprov Jakarta Punya Beasiswa Setara LPDP
- Baca juga: Baru! Pramono Siapkan Beasiswa Setara LPDP Khusus Warga Jakarta, Kuotanya 100 Mahasiswa
Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/PEDAGANG-ASONGAN-Pak-Zul-pedagang-asongan-di-kawasan-Grogol.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.