Warga Keluhkan Banjir dan Risiko Kebakaran, Kevin Wu Dorong Pemprov DKI Gerak Cepat

Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta, Kevin Wu, menyoroti persoalan drainase di sejumlah wilayah Jakarta Barat yang dinilai rawan banjir saat hujan.

TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar
Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Kevin Wu melaksanakan reses di Kelurahan Jelambar Polos, Grogol Petamburan, Jakarta Barat. 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta, Kevin Wu, menyoroti persoalan drainase di sejumlah wilayah Jakarta Barat yang dinilai rawan banjir saat musim hujan.

Hal itu disampaikan Kevin saat melaksanakan agenda reses di wilayah Jakarta Barat. Ia mengungkapkan, keluhan yang paling banyak disampaikan warga berkaitan dengan kondisi saluran air yang tersumbat oleh sampah dan lumpur.

“Kebanyakan keluhan masyarakat terkait saluran air. Karena beberapa RT di sini berada di cekungan yang memang rawan banjir. Jadi mereka berharap ada upaya dari Dinas Sumber Daya Air untuk melakukan pengerukan sampah,” kata Kevin, Kamis, (6/11/2025).

Kevin menjelaskan, sebagian besar permohonan perbaikan drainase sebenarnya sudah masuk dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) dan telah disetujui untuk dikerjakan tahun 2025.

“Kami mendorong agar pengerjaan saluran air itu dipercepat, terutama di kawasan Jalan Baru. Beberapa titik di Jalan Baru ini dialiri oleh beberapa sungai, jadi memang penting untuk segera dikerjakan,” ujarnya.

Politisi muda dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu menargetkan, proyek drainase yang sudah disetujui bisa rampung sebelum Desember 2025.

Sementara untuk usulan baru, kata dia, akan kembali didorong masuk dalam anggaran 2026.

Selain masalah banjir, Kevin mengungkapkan warga juga menyoroti risiko kebakaran yang meningkat di kawasan padat penduduk.

“Beberapa bulan terakhir, kebakaran di Jakarta merembetnya cepat sekali. Apalagi di kawasan padat yang rumahnya nonpermanen dan berbahan kayu,” tuturnya.

Ia pun mendorong agar Pemprov DKI mempercepat realisasi program satu RT satu APAR” (alat pemadam api ringan) sebagai langkah pencegahan.

“Dari hasil kunjungan kami, saat ini APAR baru dialokasikan di tingkat RW atau kelurahan. Padahal di tingkat RT masih sangat minim, bahkan ada yang cuma dua atau tiga buah saja,” pungkas Kevin.

Berita terkait

Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved