Jokowi Perintahkan Relawan Dukung Prabowo 2 Periode, Firdaus 'Termul': Gibran Presiden, Percaya Deh

Jokowi perintahkan relawan dukung Prabowo-Gibran selama dua periode. Pendiri Ormas Termul Firdaus Oiwobo yakin Gibran jadi Presiden RI.

Instagram Firdaus Oiwobo/TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin/Kompas.com/Titis Anis Fauziyah
PRABOWO-GIBRAN 2 PERIODE- Presiden ke-7 RI Jokowi saat ditemui di kediaman Sumber, Solo, Jumat (19/9/2025). Jokowi telah menggaungkan ke seluruh relawannya agar mendukung Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tetap mendampingi Presiden Prabowo Subianto di Pemilihan Presiden 2029 mendatang. Ormas Termul yakin Gibran bakal jadi Presiden RI 

"Ya, dengan ditangkapnya Noel dan dipecatnya Budi Arie sebagai dua perwakilan relawan yang menggunakan nama Jokowi, tadinya saya berharap, Jokowi memerintahkan kepada relawannya untuk menjaga integritas, untuk bekerja dengan baik, untuk bisa menyokong secara kapabilitas, bagaimana pemerintahan Prabowo Gibran bisa berlangsung dengan baik," kata Yunarto.

"Bukan bicara tentang kekuasaan," sambungnya.

Yunarto pun mengaku terkejut dengan arahan Jokowi untuk para relawan mendukung Prabowo-Gibran dua periode, yang bisa dimaknai bahwa mantan Wali Kota Solo itu juga ingin anaknya tetap berkuasa,

"Terus terang saya agak kaget. Apalagi, kalau kita dengarkan kalimatnya, itu bisa bermakna ganda. Yang disebutkan oleh Jokowi bukan mendukung pemerintahan Prabowo, tapi pemerintahan Prabowo Gibran dua periode," katanya.

Menurut Yunarto, Jokowi terlihat menyedihkan, sebab sebagai mantan orang nomor satu RI, seharusnya dia bisa menjadi sosok negarawan yang berintegritas dan berbicara mengenai isu-isu krusial.

Bahkan, Yunarto membandingkan ayah Gibran, Kahiyang Ayu, dan Kaesang Pangarep itu dengan mantan presiden RI lainnya, seperti SBY dan Megawati, yang sudah memiliki level lebih tinggi sebagai negarawan.

"Buat saya menyedihkan buat seorang mantan presiden, yang seharusnya sudah menjadi seorang statesman, negarawan, yang bicaranya kalau kita lihat Pak SBY itu diundang ke luar negeri, berbicara mengenai climate change, disrupsi AI, atau Ibu Mega misalnya, yang diundang di Vatikan berbicara tentang keberagaman," jelas Yunarto.

"Ini yang menurut saya sangat disayangkan dari seorang mantan presiden dua periode yang kita harapkan ada pada tahapan seorang negarawan, tapi malah masuk wilayah perbincangan mengenai elektoral, transaksi kekuasaan," imbuhnya.

Yunarto pun memiliki pesan khusus kepada relawan Jokowi, yakni dengan memberikan kontribusi lebih penting kepada negara, dan tidak serta-merta hanya jadi pesuruh yang hanya bisa menuruti perintah atasannya.

"Dan catatan terakhir menurut saya paling penting buat teman-teman relawan, mulailah sebuah budaya untuk memberikan kontribusi sesuai dengan apa yang bisa dipikirkan bersama, melalui riset, melalui advokasi," terang Yunarto.

"Jangan terus-menerus menempatkan diri menjadi domba-domba yang mau diperintah apa pun oleh junjungannya kemudian akan dilakukan," lanjutnya.

"Karena dalam demokrasi yang semakin harusnya terdidik, tugas relawan bukan itu... [melainkan, red] Mengisi kekosongan fungsi partai politik yang tidak dijalankan," tandasnya. (TribunJakarta.com/TribunSolo/Tribunnews.com)

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved