Jelang Muktamar X, Doa Bersama Kader dan Ulama PPP Jadi Ajang Teguhkan Langkah Politik Partai

Menjelang pelaksanaan Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP), para kader dari berbagai daerah bersama ulama dan habib menggelar doa bersama.

Istimewa
DOA BERSAMA PPP - Menjelang pelaksanaan Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP), para kader dari berbagai daerah bersama ulama dan habib menggelar doa bersama di Jakarta, Jumat (26/9/2025) malam. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Menjelang pelaksanaan Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP), para kader dari berbagai daerah bersama ulama dan habib menggelar doa bersama di Jakarta, Jumat (26/9/2025) malam. 

Acara yang berlangsung khidmat ini dihadiri langsung oleh Plt. Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono yang juga Calon Ketua Umum (Caketum) yang diusung pada Muktamar X PPP.

Mardiono menyebut doa bersama ini merupakan ungkapan niat spiritual kader untuk memohon kelancaran jalannya muktamar serta kesuksesan perjuangan politik PPP ke depan.

"Alhamdulillah kita berkumpul, para kader PPP dari seluruh Indonesia melaksanakan doa bersama. Doa ini kita panjatkan agar penyelenggaraan muktamar besok bisa berjalan sukses, lancar, dan membawa keberkahan bagi umat, bangsa, dan negara," kata Mardiono, dikutip Sabtu (27/9/2025).

Menurutnya, doa bersama ini tidak dirancang secara khusus sebagai deklarasi dukungan, melainkan spontanitas kader yang ingin menguatkan langkah menjelang muktamar.

"Saya tidak membentuk tim sukses atau membuat deklarasi apa pun. Ini semua mengalir dari niat kader-kader dan para ulama. Bagi saya, jabatan Ketua Umum bukan soal ambisi, melainkan amanah yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab," tegasnya.

Muktamar X PPP sendiri akan digelar di Ancol, Jakarta.

Tiga agenda utama muktamar adalah mendengarkan laporan pertanggungjawaban kepengurusan lima tahun terakhir, membahas rencana kerja ke depan, serta memilih kepengurusan baru.

Mardiono menegaskan dirinya siap jika kader masih menghendaki untuk melanjutkan amanah kepemimpinan partai.

"Kalau memang saya masih terpanggil untuk menjalankan amanah ini, insyaAllah akan saya jalankan sebaik-baiknya. Namun sekali lagi, bukan karena ambisi pribadi, melainkan amanah dari partai dan umat," ujarnya.

Acara doa bersama berlangsung sederhana, tanpa atribut politik berlebihan. Para kader yang hadir menegaskan bahwa kegiatan ini juga sebagai jawaban atas isu miring yang menuding adanya pengerahan kelompok tertentu.

"Yang ada di sini adalah para ustaz, ulama, dan habaib yang sehari-hari melayani umat. Tidak ada yang namanya preman bayaran," tegas Mardiono.

 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved