CEK Fakta: Benarkah Meteor Jatuh di Cirebon hingga Kebakaran? Peneliti BRIN Ungkap Hasil Temuan

Kabar jatuhnya cahaya terang dinarasikan meteor dekat Tol Ciperna bikin geger warga. Kilatan cahaya melintas cepat di langit sebelum menghilang

Editor: Wahyu Septiana
Kolase Tribun Jakarta/Istimewa
BENDA MISTERIUS JATUH - Media sosial dikejutkan oleh beredarnya sebuah video rekaman benda diduga meteor jatuh di dekat ruas tol Ciperna, Cirebon, Jawa Barat, hari Minggu malam, 5 Oktober 2025. Benda tersebut kemudian memicu kebakaran di dekat lokasi jatuhnya. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Kabar jatuhnya cahaya terang yang dinarasikan sebagai meteor di dekat Tol Ciperna, Cirebon, Jawa Barat, pada Minggu (5/9/2025) malam, membuat geger jagat media sosial.

Dalam video yang beredar, terlihat kilatan cahaya melintas cepat di langit sebelum menghilang di arah barat daya.

Rekaman yang beredar luas di berbagai akun media sosial itu dinarasikan kemunculan cahaya terang di langit diduga berasal dari meteor yang kemudian jatuh di sekitar tol tersebut.

Sementara rekaman lain memperlihatkan kobaran api membesar di area sekitar lokasi yang diduga menjadi titik jatuhnya benda tersebut.

Selain itu, ada juga narasi dari warganet yang menyebut bahwa dentuman yang ditimbulkan tersebut terdengar di wilayah Cirebon dan Kuningan.

Apakah benar benda yang jatuh tersebut meteor?

Pengecekan Jasamarga ke Lokasi

Dikutip dari TribunCirebon, Pihak Jasa Marga selaku pengelola tol bersama aparat TNI Kodim 0620/Kabupaten Cirebon telah menelusuri lokasi yang disebut-sebut menjadi titik jatuhnya meteor, tepatnya di sekitar Gerbang Tol Mertapada KM 219.

Namun, setelah dilakukan pengecekan di lapangan, informasi tersebut dipastikan tak benar.

“Hasil pengecekan di lapangan nihil. Tidak ditemukan tanda-tanda meteor jatuh maupun kebakaran di sekitar lokasi," ujar petugas Jasa Marga yang didampingi personel Kodim 0620/Kabupaten Cirebon, seperti dikutip dari grup resmi Pusdalops PB BPBD Kabupaten Cirebon, Senin (6/10/2025) dini hari.

"Jadi bisa dipastikan informasi itu tidak benar,” sambungnya.

Sementara, Dandim 0620/Kabupaten Cirebon, Letkol Inf M Yusron menegaskan, bahwa peristiwa kebakaran di ruas tol yang dikaitkan dengan meteor hanyalah berita lama yang kembali diunggah ulang oleh warganet.

"Soal kebakaran di ruas tol Ciperna yang beredar di media sosial itu berita lama. Jangan asal nge-share dan memperkeruh suasana."

"Ketika tidak ada bukti nyata di lapangan, kita tetap tenang dan jangan termakan oleh berita-berita hoaks yang tidak jelas sumbernya,” tegas Letkol Inf M Yusron dalam keterangannya resmi.

Ia juga menjelaskan, hingga saat ini tidak ditemukan adanya benda langit yang jatuh di wilayah Cirebon.

"Dari hasil pengecekan di lapangan, tidak ditemukan adanya meteor yang jatuh."

"Apabila ada warga yang melihat kilatan cahaya, itu bisa saja terjadi, namun ketika sudah jatuh ke bumi, meteor kemungkinan besar akan habis terbakar di atmosfer,” ujarnya.

Yusron menambahkan, berdasarkan hasil pemantauan sementara, tidak ada peristiwa kebakaran di wilayah Kabupaten Cirebon pada malam kejadian.

"Untuk berita terbakar di wilayah Kabupaten Cirebon saat ini tidak ada, berdasarkan hasil pengecekan sementara di lapangan,” tuturnya.

Dengan demikian, masyarakat diimbau tidak mudah percaya dan menyebarkan informasi yang belum terverifikasi, terutama di media sosial. 

Peneliti BRIN Ungkap hasil Temuan

Kepala Tim Kerja Prakiraan, Data, dan Informasi BMKG Stasiun Kertajati, Muhammad Syifaul Fuad, menjelaskan bahwa pihaknya masih mengumpulkan data awal untuk memastikan sumber suara dan cahaya tersebut.

“Dari sisi meteorologi, dentuman bisa disebabkan oleh sambaran petir, gempa bumi, atau longsor. Namun, saat kejadian, kondisi cuaca di wilayah Cirebon terpantau cerah berawan tanpa adanya awan konvektif atau aktivitas cuaca ekstrem,” jelas Fuad, dikutip dari TribunCirebon.

Ia menambahkan, hasil pemantauan BMKG sejauh ini belum menunjukkan adanya getaran signifikan maupun fenomena meteorologis yang tidak biasa.

“Fenomena seperti meteor atau benda langit bukan kewenangan BMKG, melainkan lembaga antariksa seperti BRIN,” ujarnya.

Menurut Fuad, dari sisi meteorologi, dentuman keras bisa dipicu oleh beberapa faktor seperti sambaran petir, aktivitas gempa bumi, atau peristiwa longsor.

Namun, berdasarkan hasil pemantauan, kondisi cuaca di Cirebon saat kejadian terpantau cerah berawan tanpa adanya potensi hujan atau badai petir.

“Biasanya suara ledakan atau getaran berasal dari awan konvektif akibat sambaran petir. Tapi dari citra satelit, tidak ditemukan adanya awan konvektif di sekitar wilayah Cirebon saat peristiwa terjadi,” ujar Fuad di Cirebon, Minggu malam.

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Antariksa BRIN, Thomas Djamaludin, turut memberikan penjelasan ilmiah terkait fenomena tersebut.

Berdasarkan sejumlah kesaksian dan rekaman CCTV, ia menyimpulkan bahwa benda bercahaya itu kemungkinan besar merupakan meteor berukuran cukup besar.

“Saya menduga itu meteor yang melintas dari arah barat daya, memasuki wilayah Kuningan–Kabupaten Cirebon sekitar pukul 18.35–18.39 WIB,” kata Thomas, Minggu malam.

Thomas menjelaskan bahwa suara dentuman terjadi akibat gelombang kejut ketika meteor memasuki lapisan atmosfer yang lebih rendah.

“Saat gesekan dengan udara makin kuat, meteor menimbulkan tekanan besar hingga menghasilkan suara ledakan,” jelasnya.

Kesimpulan tersebut didasarkan pada tiga bukti utama:

  • Suara dentuman keras yang terdengar di wilayah Kuningan dan Cirebon.
  • Getaran kecil yang sempat terdeteksi oleh sensor BMKG Cirebon pada pukul 18.39.12 WIB.
  • Rekaman CCTV yang memperlihatkan bola api meluncur cepat di langit sekitar pukul 18.35 WIB.

Berita Terkait:

Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved