Pendukung Jokowi Ancam Buat 'Aksi Gila' Demo Cuma Pakai BH, 3 Demo di Indonesia Ini Pernah Geger
Pernyataan mengejutkan pendukung Jokowi akan menggelar aksi gila dengan berdemo hanya mengenakan bra. 3 aksi demo lainnya pernah bikin geger.
Ribuan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) bersama berbagai elemen masyarakat turun ke jalan menuntut transparansi kebijakan pemerintah serta evaluasi terhadap sejumlah program nasional.
Aksi yang dipusatkan di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat, ini merupakan puncak dari rangkaian unjuk rasa yang telah dimulai sejak 17 Februari 2025.
Dalam aksinya, para mahasiswa mengenakan pakaian serba hitam — simbol dari kegelapan yang mereka nilai tengah menyelimuti arah kebijakan nasional.
“Hitam bukan sekadar warna. Ini tanda bahwa nurani kami belum melihat terang dari kebijakan pemerintah yang tak berpihak pada rakyat,” ujar salah satu orator BEM SI saat berorasi.
Pada aksi demo ini sempat mendapatkan respons dari Presiden Prabowo Subianto.
Prabowo mengklaim, para koruptor membayar massa untuk demonstrasi bertajuk Indonesia Gelap dan Kabur Aja Dulu.
“Mereka ingin Indonesia selalu gaduh, Indonesia selalu miskin. Ya koruptor-koruptor itu yang biayai demo-demo itu, Indonesia gelap,” kata Prabowo dalam sambutannya pada Kongres PSI di Solo, Jawa Tengah, 20 Juli 2025.
Prabowo mengatakan ada usaha untuk menghidupkan pesimisme masyarakat Indonesia di media sosial.
“Orang pintar berperan sebagai pemimpin tapi yang disebarkan adalah pesimisme, Indonesia gelap, kabur aja deh,” kata Ketua Umum Partai Gerindra ini.
Demo Serba Pink
Ada juga demo serba pink yang dilakukan Aliansi Perempuan Indonesia (API) di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu, 3 September 2025.
Dalam aksi “serba pink” ini, para pemrotes mengenakan pakaian bernuansa pink dan membawa simbol sapu lidi sebagai lambang harapan untuk menyapu bersih praktik represif dan pelanggaran hak sipil.
Massa mulai berkumpul di kawasan depan DPR/MPR, suasana semakin hidup saat massa menyuarakan orasi dari mobil komando.
Mereka menyerukan penghentian kekerasan negara, penarikan aparat yang melampaui wewenang, serta pembebasan demonstran yang ditangkap tanpa dasar hukum.
“Kami tidak ingin dilabeli makar hanya karena menyuarakan kritik,” demikian salah satu orator menyampaikan amanat aksi.
"Kami akan melakukan aksi secara damai. Kalau ada yang menyampaikan aksi adalah makar adalah terorisme maka itu adalah ancaman," imbuhnya.
Demo Berujung Penjarahan

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.