Pendukung Jokowi Ancam Buat 'Aksi Gila' Demo Cuma Pakai BH, 3 Demo di Indonesia Ini Pernah Geger

Pernyataan mengejutkan pendukung Jokowi akan menggelar aksi gila dengan berdemo hanya mengenakan bra. 3 aksi demo lainnya pernah bikin geger.

Editor: Wahyu Septiana
Kolase TribunJakarta/Istimewa/Instagram @kata_hati165
DEMO DI INDONESIA - Pernyataan mengejutkan pendukung Jokowi akan menggelar aksi gila dengan berdemo hanya mengenakan bra. 3 aksi demo lainnya pernah bikin geger. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Pernyataan mengejutkan datang dari pendukung Presiden RI ke-7, Joko Widodo (Jokowi) yang mengancam akan menggelar “aksi gila” dengan berdemo hanya mengenakan bra (BH) dan celana dalam.

Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap pihak-pihak yang dinilai menghina Jokowi.

Ancaman ini sontak memicu perhatian publik dan memunculkan perbincangan luas di media sosial.

Fenomena ini mengingatkan publik pada sejumlah demonstrasi unik dan heboh yang pernah terjadi di Indonesia, mulai dari aksi serba pink Aliansi Perempuan Indonesia, demo “Indonesia Gelap” mahasiswa dengan pakaian hitam, hingga aksi massa yang berujung penjarahan rumah pejabat di Jakarta.

Dalam video yang diunggah akun Instagram @kata_hati165, sebuah pernyataan mengejutkan datang dari seorang pendukung Jokowi

Ia mengancam akan mengerahkan 500 perempuan untuk turun ke Markas Besar Kepolisian RI (Mabes Polri) dengan hanya mengenakan BH dan celana dalam. 

Aksi tersebut disebut sebagai bentuk protes karena pihaknya merasa kecewa Jokowi terus menerus dirundung di media sosial tanpa ada tindakan tegas dari aparat penegak hukum. 

"Jadi, kalau bisa Mabes Polri cepat menyelesaikan ini, kalau tidak saya organisasi perempuan, kita lima ratus perempuan berencana akan turun memakai BH dan celana dalam untuk Mabes Polri. Kita marah karena Pak Jokowi tiap hari di-bully," ujar perempuan itu dalam sebuah konferensi pers dikutip dari Instagram @kata_hati165. 

TURUN PAKAI BH - Politikus PDIP Guntur Romli merespons terkait pernyataan seorang pendukung Jokowi yang ancam demo hanya memakai BH dan celana dalam ke depan Mabes Polri. (Kompas.com/Tria Sutrisna dan tangkapan layar Instagram kata_hati165).
TURUN PAKAI BH - Politikus PDIP Guntur Romli merespons terkait pernyataan seorang pendukung Jokowi yang ancam demo hanya memakai BH dan celana dalam ke depan Mabes Polri. (Kompas.com/Tria Sutrisna dan tangkapan layar Instagram kata_hati165). (Kompas.com/Tria Sutrisna dan tangkapan layar Instagram kata_hati165)

Ucapan kontroversial itu pun menjadi viral di media sosial. 

Pernyataan itu langsung menuai reaksi keras dari politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Mohamad Guntur Romli. 

Menurutnya, aksi itu justru mempermalukan kaum perempuan. 

Rencana itu pun dinilai bukan sebagai bentuk dukungan yang cerdas terhadap Jokowi

"Bukan Organisasi Perempuan tapi "Gerombolan Ternak" karena hanya ternak yang mau mempermalukan dirinya untuk menjilat junjungannya. Ini namanya pembodohan. Fanatisme yang harus dikecam. Tak boleh dimaklumi. Apalagi dibela," tulis Guntur Romli pada Sabtu (4/10/2025). 

Berikut TribunJakarta rangkum tiga aksi demo lainnya yang pernah mengegerkan masyarakat:

Demo #IndonesiaGelap

Aksi Indonesia Gelap memanas. Massa peserta Aksi Indonesia Gelap yang berlangsung di Patung Kuda, Jakarta Pusat memanas, Jumat (21/2/2025) malam mengarahkan petasan ke arah polisi.
Aksi Indonesia Gelap memanas. Massa peserta Aksi Indonesia Gelap yang berlangsung di Patung Kuda, Jakarta Pusat memanas, Jumat (21/2/2025) malam mengarahkan petasan ke arah polisi. (TRIBUNJAKARTA.COM/ELGA HIKARI PUTRA)

Aksi besar bertajuk “Indonesia Gelap” pernah mengguncang pusat ibu kota pada 20 Februari 2025 lalu, dengan atribut massa yang serba hitam.

Ribuan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) bersama berbagai elemen masyarakat turun ke jalan menuntut transparansi kebijakan pemerintah serta evaluasi terhadap sejumlah program nasional.

Aksi yang dipusatkan di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat, ini merupakan puncak dari rangkaian unjuk rasa yang telah dimulai sejak 17 Februari 2025.

Dalam aksinya, para mahasiswa mengenakan pakaian serba hitam — simbol dari kegelapan yang mereka nilai tengah menyelimuti arah kebijakan nasional.

“Hitam bukan sekadar warna. Ini tanda bahwa nurani kami belum melihat terang dari kebijakan pemerintah yang tak berpihak pada rakyat,” ujar salah satu orator BEM SI saat berorasi.

Pada aksi demo ini sempat mendapatkan respons dari Presiden Prabowo Subianto.

Prabowo mengklaim, para koruptor membayar massa untuk demonstrasi bertajuk Indonesia Gelap dan Kabur Aja Dulu.

“Mereka ingin Indonesia selalu gaduh, Indonesia selalu miskin. Ya koruptor-koruptor itu yang biayai demo-demo itu, Indonesia gelap,” kata Prabowo dalam sambutannya pada Kongres PSI di Solo, Jawa Tengah, 20 Juli 2025.

Prabowo mengatakan ada usaha untuk menghidupkan pesimisme masyarakat Indonesia di media sosial.

“Orang pintar berperan sebagai pemimpin tapi yang disebarkan adalah pesimisme, Indonesia gelap, kabur aja deh,” kata Ketua Umum Partai Gerindra ini. 

Demo Serba Pink

Ada juga demo serba pink yang dilakukan Aliansi Perempuan Indonesia (API) di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu, 3 September 2025.

Dalam aksi “serba pink” ini, para pemrotes mengenakan pakaian bernuansa pink dan membawa simbol sapu lidi sebagai lambang harapan untuk menyapu bersih praktik represif dan pelanggaran hak sipil.

Massa mulai berkumpul di kawasan depan DPR/MPR, suasana semakin hidup saat massa menyuarakan orasi dari mobil komando.

Mereka menyerukan penghentian kekerasan negara, penarikan aparat yang melampaui wewenang, serta pembebasan demonstran yang ditangkap tanpa dasar hukum.

“Kami tidak ingin dilabeli makar hanya karena menyuarakan kritik,” demikian salah satu orator menyampaikan amanat aksi.

"Kami akan melakukan aksi secara damai. Kalau ada yang menyampaikan aksi adalah makar adalah terorisme maka itu adalah ancaman," imbuhnya.

Demo Berujung Penjarahan

PROFIL LIMA POLITIKUS - Lima anggota DPR RI dinonaktifkan partai politiknya dari kursi di Senayan. Kelima anggota DPR RI itu yakni Ahmad Sahroni, Uya Kuya, Eko Patrio, Nafa Urbach dan Adies Kadir.
PROFIL LIMA POLITIKUS - Lima anggota DPR RI dinonaktifkan partai politiknya dari kursi di Senayan. Kelima anggota DPR RI itu yakni Ahmad Sahroni, Uya Kuya, Eko Patrio, Nafa Urbach dan Adies Kadir. (KOMPAS.com/Nabilla Tashandra/MELVINA TIONARDUS/Rahel/Fristin Intan Sulistyowati/Instagram @nafaurbach)

Terkahir, demo yang dilakukan massa kemudian beralih menjadi aksi penjarahan masal rumah pejabat di Jakarta.

Demo yang awalnya digelar tanggal 25 Agustus 2025 menuntut agar DPR membatalkan kenaikan tunjangan anggota, serta merespons kematian pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, yang tewas karena ditabrak kendaraan taktis Brimob.

Aksi ini terus meluas ke berbagai kota dan pada 28–30 Agustus, kerusuhan mulai muncul di Jakarta, diikuti masuknya massa ke kediaman pejabat. 

Rumah pejabat yang dijarah massa di antaranya Ahmad Sahroni, Eko Patrio, Uya Kuya, Nafa Urbach, dan Sri Mulyani.

Aksi demonstrasi yang bermula dari tuntutan kebijakan dan keadilan sosial telah berubah menjadi insiden kriminal dengan kerusuhan dan penjarahan rumah pejabat. 

Penetapan ratusan tersangka, penyelidikan intensif, dan perintah tegas dari pemerintah menunjukkan bahwa situasi sudah dianggap krisis keamanan yang harus segera ditangani

Pemerintah dan aparat kepolisian kini dituntut tidak hanya memburu pelaku, tetapi juga mengusut akar penyebab kerusuhan agar tidak terulang di kemudian hari.

Berita Terkait

Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved