Ucapan Jokowi Dibalas Ada Betulnya Sedikit, Purbaya Tetap Tolak Bayar Utang Whoosh Pakai APBN
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa membalas pernyataan Jokowi mengenai Whoosh. Purbaya tetap tolak bayar utang Whoosh pakai APBN.
"KAI harus diselamatkan, seperti menyuntik Garuda untuk membeli pesawat baru, duitnya harus dari Danantara. Kan BUMN sudah nggak setor dividen lagi ke Kementerian Keuangan," ungkap Djoko.
Untuk diketahui saja, PT KCIC adalah perusahaan hasil patungan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh konsorsium BUMN melalui PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI).
BUMN Indonesia harus memikul tanggung jawab paling besar untuk membayar cicilan pokok dan bunga pinjaman dari kreditur asal China.
PT KAI sebagai pemimpin konsorsium, memegang saham terbanyak 58,53 persen di PT PSBI setelah mendapat penugasan pemerintah di era pemerintahan Jokowi.
Pemegang saham lainnya PT PSBI adalah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA menggenggam saham 33,36 persen, PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar 7,08 persen, dan PTPN VIII sebesar 1,03 persen.
Seluruh kerugian PT KCIC kemudian diatribusikan ke para pemegang sahamnya, sebagian besar dibayarkan PT PSBI dan sebagian lagi dibebankan ke konsorsium China yang menggengam 40 persen saham PT KCIC.
Beratnya beban utang KCIC tersebut sudah tampak dalam laporan keuangan per 30 Juni 2025 (unaudited) yang dirilis di situs resmi PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Dalam laporan itu, PSBI tercatat mengalami kerugian hingga Rp 4,195 triliun sepanjang tahun 2024.
Artinya, dalam sehari saja bila menghitung dalam setahun ada 365 hari, konsorsium BUMN Indonesia harus menanggung rugi dari beban KCIC sebesar Rp 11,493 miliar per hari sepanjang tahun lalu.
Tren tersebut berlanjut pada 2025, di mana hanya dalam enam bulan pertama tahun ini, kerugian PSBI kembali bertambah Rp 1,625 triliun. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa beban utang proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung masih akan jadi beban dalam jangka panjang, bahkan hingga beberapa dekade ke depan
Dengan porsi saham terbesar dan bertindak sebagai pemimpin konsorsium PT PSBI, KAI otomatis menanggung kerugian paling besar.
Pada semester I-2025, KAI harus menanggung rugi sekitar Rp 951,48 miliar. Sementara pada tahun penuh 2024, saat PSBI membukukan kerugian Rp 4,19 triliun, KAI ikut menanggung beban hingga Rp 2,24 triliun.
Kerugian dari anak usahanya ini membuat laba KAI tergerus. Kerugian WIKA Selain KAI, perusahaan BUMN Indonesia yang ikut menanggung porsi kerugian paling besar adalah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA.
Di sisi lain, perusahaan konstruksi pelat merah ini juga terus merugi beberapa tahun terakhir. Beban pembayaran utang dan kerugian di KCIC membuat kondisi keuangan WIKA semakin babak belur.
Per semester I-2025, WIKA mencatat rugi sebesar Rp 1,66 triliun, sementara pada tahun 2024, rugi bersih WIKA mencapai Rp 2,33 triliun. WIKA sendiri menjadi salah satu BUMN yang mendapat penugasan sebagai pemegang saham PT KCIC, sekaligus ikut terlibat mengerjakan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung di era Menteri BUMN Rini Soemarno.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/BALAS-UCAPAN-JOKOWI-Menteri-Keuangan-Purbaya-Yudhi-Sadewa.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.