Taman Bendera Pusaka Rampung Desember, Dapat Penolakan Pedagang hingga Peran Megawati di Dalamnya
Taman Bendera Pusaka Ditargetkan Rampung Desember, Ditolak Pedagang, hingga Peran Megawati di Dalamnya
TRIBUNJAKARTA.COM - Pembangunan Taman Bendera Pusaka ditargetkan akan rampung pada Desember 2025 mendatang.
Taman Bendera Pusaka digadang-gadang sebagai ikon ruang hijau baru di Jakarta yang sarat akan makna sejarah.
Taman ini merupakan gabungan dari tiga taman yang sudah berdiri di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, yakni Taman Langsat, Taman Ayodya, dan Taman Leuser.
Selain dirancang sebagai ruang publik, Taman Bendera Pusaka juga rencananya bakal berfungsu sebagai solusi pengendalian banjir di kawasan tersebut.
"(Pembangunan) selesainya akhir Desember. Taman itu akan digunakan untuk mengatur banjir, bahkan untuk pengaturan IPAL banjirnya, biayanya kurang lebih hampir sama, bahkan lebih besar sedikit dibandingkan dengan mengintegrasikan taman itu,” ucap Pramono di Balai Kota Jakarta, Jumat (8/8/2025) lalu.
Taman ini bakal dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Diantaranya ada jogging track hingga lapangan padel yang bisa dinikmati warga secara gratis.
Pramono mengatakan, nama Bendera Pusaka dipilih agar warga Jakarta dapat memahami bahwa negara tidak dibangun dalam waktu sekejap.
Ada proses panjang dalam membangun sebuah negara.
Oleh karenanya nama Taman Bendera Pusaka dipilih dengan harapan agar generasi muda yang berkunjung bisa mengingat sejarah dan memahami hal tersebut.
Meski demikian, pembangunan Taman Bendera Pusaka ini menuai polemik. Rencana pembangunan taman tersebut dapat penolakan dari para pedagang pasar Barito.
Sebab, dalam upaya mengintegrasikan ketiga taman itu Pemprov DKI Jakarta bakal merelokasi para pedagang di Pasar Barito.
Para pedagang pun sempat menyuarakan penolakan pembangunan itu.
Terkait hal ini, Pramono berdalih para pedagang sebelumnya sudah menandatangani surat persetujuan untuk direlokasi.
Sosialisasi dan penandatangan surat persetujuan itu pun diklaim Pramono sudah dilakukan jauh-jauh hari sebelum pembangunan dilakukan.
Hanya saja, mendekati hari H peletakan batu pertama, tiba-tiba para pedagang yang tadinya sudah meneken surat persetujuan itu justru melakukan perlawanan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.