Deddy Sitorus Sentil Buzzer soal Isu Tunjangan DPR: Pesanan Siapa? Partai Gajah Mabok atau Fufufafa?

Politisi PDI Perjuangan, Deddy Sitorus, ikut merespons terkait isu soal tunjangan perumahan anggota DPR yang tengah menuai polemik di masyarakat. 

Instagram Deddy Sitorus dan Kompas.com/Ihsanudin
ISU SENGAJA DIGORENG - Politikus PDI P, Deddy Sitorus, menilai isu tunjangan anggota DPR yang menjadi perbincangan di publik sengaja digoreng oleh buzzer. (Instagram Deddy Sitorus dan Kompas.com/Ihsanudin). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Politisi PDI Perjuangan, Deddy Sitorus, ikut merespons terkait isu soal tunjangan perumahan anggota DPR yang tengah menuai polemik di masyarakat. 

Deddy menilai tunjangan yang diberikan kepada anggota DPR bukan lah pendapatan pribadi. 

Namun, salah satu fasilitas yang sudah diatur dalam undang-undang keuangan negara. 

"Tunjangan perumahan itu bukan pendapatan anggota dewan, itu adalah biaya yang dipakai misalnya tunjangan bensin, ya beli bensin, tunjangan perumahan ya untuk rumah. Apakah itu hanya (berlaku) di DPR? Ya enggak," katanya seperti dikutip dari Instagramnya yang tayang pada Sabtu (23/8/2025). 

Ia menegaskan tunjangan itu juga didapat oleh profesi yang setara dengan anggota dewan, seperti jajaran direksi BUMN, Menteri, Dirjen, Wakapolri hingga Kapolri. 

Deddy melanjutkan tunjangan itu telah melalui mekanisme audit dan pengawasan ketat. 

"Kalau itu tidak beralasan atau melanggar aturan, itu tidak diizinkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Jadi, jangan bentur-benturkan ya," katanya. 

Politikus PDI P yang pernah berdebat hingga nyaris jotos dengan Wamenaker, Noel Ebenezer itu pun mencium adanya pihak-pihak yang sengaja 'menggoreng' isu ini. 

"Ini pesanan siapa nih? Partai Gajah Mabok atau Fufufafa? Gue enggak ngerti tapi kabarnya Rp 8 miliar dibayarin, diorkestrasi buzzer itu," katanya. 

Klarifikasi Deddy

Deddy Sitorus akhirnya buka suara terkait potongan video lama dirinya yang kembali beredar di media sosial. 

Cuplikan video itu membuat belakangan dirinya 'kena rujak' netizen. 

Dalam video tersebut, Deddy seolah-olah menyebut tak ingin dibandingkan gajinya sebagai anggota DPR dengan rakyat jelata. 

Ia mengatakan bahwa narasi yang beredar sangat menyesatkan.

Ada framing yang sengaja dibentuk buzzer terhadap video Deddy di sebuah talkshow televisi lebih dari satu tahun silam itu. 

"Di sana video dipotong pernyataan saya seolah-olah jangan samakan DPR dengan rakyat jelata. Dia tidak memasukkan video secara utuh. Host saat itu membandingkan gaji anggota DPR dengan pekerja UMR. Itu kan perbandingan yang tidak setara. Seperti anda membandingkan gaji jenderal dengan prajurit. Itu sesat logika," katanya seperti dikutip dari Instagram resminya pada Sabtu (23/8/2025). 

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved