Wajah Apipudin Tertutup Penyakit Langka, Ini Penjelasan Dokter

"Semacam kelainan pada kulit pasien. Termasuk penyakit yang jarang dijumpai," kata Mintardi.

Editor: Erik Sinaga
TRIBUNJATENG/MAMDUKH ADI PRIYANTO
ANTRE - Apipudin saat mengantre di poli bedah RSUD Brebes. Kepalanya ditutup kain hitam untuk menutupi penyakit di wajahnya. 

TRIBUNJAKARTA.COM, BREBES - Kulit wajah Apipudin (23) membesar dan menutupi mata, hidung, dan mulutnya.

Warga Dukuh Kemakmuran, Desa Jatimakmur, Kecamatan Songgom, Kabupaten Brebes itu mengidap penyakit langka sejak 15 tahun lalu.

Baca: BMKG: Waspadai Potensi Hujan Disertai Kilat dan Angin Kencang Antara Siang dan Jelang Malam

Ia pernah berobat di RSUD Kardinah Kota Tegal. Namun, pihak rumah sakit merujuknya ke Rumah Sakit Karyadi Semarang.

Karena tidak ada biaya untuk akomodasi pulang pergi Brebes- Semarang, pihak keluarga memutuskan untuk membawa pulang Apipudin.

Sesekali ia berobat di Puskesmas dan RSUD Brebes. Ketika berobat pun ia harus menutup mukanya lantaran malu.

Dokter spesialis bedah RSUD Brebes, Mintardi, yang menangani Apipudin menuturkan penyakit langka itu bernama Keratoasis Maligna.

"Semacam kelainan pada kulit pasien. Termasuk penyakit yang jarang dijumpai," kata Mintardi.

Baca: Langgar UU Imigrasi, Dua Pelawak Indonesia Dipenjara di Hongkong

Menurutnya, jika penyakit itu dibiarkan akan berakibat fatal.

Pembengkakan kulit akan menjalar ke bagian tubuh lain.

Ia sudah mengatakan kepada pihak keluarga agar Apipudin secepatnya dibawa ke RS Karyadi Semarang. Itu disebabkan alat medis di RSUD Brebes tidak selengkap di sana.

Sementara, Direktur RSUD Brebes, Oo Suprana, menerangkan Apipudin sudah terdaftar di jaminan kesehatan yang dikeluarkan Pemerintah Kabupaten Brebes.

"Kami akan memfasilitasi sampai pasien menerima pengobatan di RSUP dr Kariadi.

Baca: Ditanya Terkait Normalisasi Kali, Anies Baswedan Jawab Naturalisasi

Di sana, dia bisa ditangani dengan cepat dan tepat.

Meskipun demikian, kata dia, pihak keluarga masih berpikir- pikir lantaran minimnya biaya akomodasi untuk kontrol jalan.

"Pihak keluarga masih berkonsultasi dengan pihak desa, siapa tahu ada yang mau membantu biaya akomodasi. Kami akan membantu semaksimal mungkin," ujar Oo. (Mamdukh Adi Priyanto/Tribun Jateng)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved