Soal Pidato Prabowo, Gerindra Sebut Warning Agar Indonesia Bisa Waspada
Ia menyampaikan keprihatinannya atas tanggapan yang tidak proporsional terhadap pidato tersebut.
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Wakil Sekjen Partai Gerindra Sudaryono angkat bicara mengenai pidato Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto yang menyampaikan kajian asing terkait Indonesia
Ia menyampaikan keprihatinannya atas tanggapan yang tidak proporsional terhadap pidato tersebut.
"Mestinya hal ini bisa ditanggapi positif. Ini kan warning dari pak Prabowo setelah beliau membaca informasi dari buku di luar negeri. Mestinya kita bisa antisipasi, bagaimana agar hal terburuk seperti ini bisa dihindari," kata Sudaryono dalam keterangan tertulis, Jumat (23/3/2018).
Baca: Pelatih Persija Jakarta Punya PR Pasca-Bermain Imbang Lawan Bhayangkara FC
Suaryono menuturkan penulis buku "Ghost Fleet" yang menjadi referensi juga kredibel, yaitu P.W Singer.
P.W Singer merupakan ahli ilmu politik luar negeri, mendapatkan Ph.D dari Harvard University.
Menurut dia, Peter Warren Singer bersama rekannya August Cole, mereka mencoba memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan dalam konflik global dan agar prediksi dan perspektifnya hidup, dituliskan analisanya itu dalam drama novel.
Sudaryono juga mendapat informasi, karena yang menulis seorang yang sangat ahli, novel ini bahkan menjadi perhatian serius petinggi militer di Amerika Serikat.
Baca: Antara Anies Baswedan, Alexis dan 4Play
"Bahkan James G Stavridis, pensiunan laksama angkatan laut Amerika Serikat, yang kini menjadi dekan di Tufts University bidang hubungan internasional, menyebut buku itu merupakan cetak biru untuk memahami perang masa depan. Pemimpin militer di Amerika Serikat mewajibkan para tentara membacanya," katanya.
Sudaryono mengingatkan bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya dan sudah menjadi incaran bangsa lain dari zaman ke zaman.
Sudaryono menambahkan, seharusnya semua pihak berterima kasih dengan Prabowo yang sudah memberikan peringatan.
Sehingga bangsa ini bisa mengantisipasinya dengan baik, dan hal yang diproyeksikan di dalam buku tersebut tidak terjadi.
Karena itu dia menilai semua pihak harus mawas diri, waspada dan meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Dia mencontohkan Uni Soviet bubar bukan karena kalah teknologi nuklir dengan Amerika Serikat, namun karena salah kelola pemerintahan dan tingginya kesenjangan sosial. (Tribun Medan/Salomo Tarigan)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Lagi, Peringatan Prabowo soal 'Indonesia Bubar 2030', Gerindra Bilang Kita Harus Berterima Kasih,
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/prabowo-subianto_20180311_181645.jpg)