Serba-serbi Pengemudi Eks Uber, Dari Abadikan Jaket Oranye Hingga Konvoi ke Gang-gang
Pengemudi eks Uber harus melepas jaket dan helm mereka, cerita menyentuh pun keluar.
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Novian, Satrio dan Pebby
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBON JERUK - Adakalanya kita sudah nyaman bekerja di satu tempat tapi perusahaan justru gulung tikar dan menutup operasinya di Indonesia.
Mau tak mau, harus ada tempat baru yang dituju sebagai tempat kerjad, begitulah yang dirasakan Deni dan Supriyadi.
Hengkangnya Uber dari Asia Tenggara membuat mantan mitranya ini bergabung dengan kompetitor, Gojek.
Mereka berdua baru saja selesai mendaftar di salah satu kantor cabang Gojek di Jalan Lapangan Bola, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Minggu (8/4/2018).
Usai mendaftar mereka berdua terlihat menenteng jaket hijau khas Gojek yang masih terbungkus plastik.
Jaket diabadikan
Pantauan TribunJakarta.com, tak hanya sekedar menenteng, mereka berdua langsung mengenakan jaket barunya.
Sebelumnya, mereka berdua juga membuka jaket oranye khas Uber terlebih dahulu.
"Iya langsung dipakai ini, biar hijau-hijau kayak bunglon," canda Deni.
Sementara itu Supriyadi mengatakan, warna jaket yang hijau cukup bagus dan pas saat dikenakan.
Meski begitu, mereka berdua mengaku berat untuk untuk mempensiunkan jaket Uber oranye.
"Sebenarnya sayang juga Uber kenapa harus berhenti, padahal sudah enak kita di Uber. Jaketnya sendiri paling nanti disimpan saja digantung di lemari," terang Deni diamini Supriyadi.
Deni dan Supriyadi sudah sekitar satu tahun bergabung menjadi pengemudi Uber.
Ketika Uber sudah tidak beroperasi lagi mereka harus rela menjadi pengemudi di perusahaan transportasi daring lainnya.
