Tingkatkan Integritas, DPP Golkar Resmi Bentuk Majelis Etik
DPP Partai Golkar resmi menbentuk satu organisasi baru yaitu Majelis Etik Partai Golkar yang didasari oleh semangat Ketua Umumnya.
Penulis: Nawir Arsyad Akbar | Editor: Rr Dewi Kartika H
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nawir Arsyad Akbar
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - DPP Partai Golkar resmi menbentuk satu organisasi baru yaitu Majelis Etik Partai Golkar yang didasari oleh semangat Ketua Umumnya, Airlangga Hartaro untuk menciptakan Golkar bersih dan bangkit.
DPP Golkar menunjuk Muhammad Hatta sebagai Ketua Majelis Etik Partai Golkar.
Hatta mengatakan, pembentukan Majelis Etik DPP Golkar sebagai niat untuk melakukan pembenahan dari management yang kurang sempurma di masa lalu.
Menurutnya, Majelis Etik Golkar memiliki peran yang signifikan untuk menciptakan iklim politik yang bersih bagi seluruh kader Golkar.
"Saya dipercaya sebagai ketua suatu lembaga baru dalam upaya Ketum Golkar untuk menentukan sikap dan kesungguhannya membuat Golkar bersih dan Golkar bangkit," ujar Hatta dalam keterangan yang diterima TribunJakarta.com, Selasa (8/5/2018).
Baca: Gubernur DKI Jakarta Canangkan HUT Ke 491 Kota Jakarta Di Kepulauan Seribu Hari Ini
Lebih lanjut, Hatta berharap dengan dibentuknya Majelis Etik, Golkar ke depan bisa meningkatkan sumber daya manusianya dalam rangka untuk melahirkan kader yang berintegritas.
"Dalam kontek ini kami sejak terpilih melakukan rapat yang maraton, untuk membentuk perangkat-perangkat kinerja dalam majelis etik itu. Antara lain itu kode etik, kode etik ini menjadi dasar landasan hukum majelis etik yang sekarang ini kami ajukan kepada Ketum Golkar untuk dijadikan peraturan organisasi," ujar Hatta.
Hatta menegaskan, dalam waktu dekat ini akan lahir Peraturan Organisasi (PO) tentang kode etik partai Golkar dan yang pertama dimiliki Partai Golkar sejak berdiri.
Komposisi Personalia Majelis Etik Terdiri dari Muhammad Hatta (Ketua), Andi Mattalatta (Wakil Ketua), Rully Chairul Azwar (Sekretaris), dan para anggota Hasan Wirajuda, Ibrahim Ambong, Djasri Marin, Farida Syamsi, Tyas Indyah, dan Edwin Kawilarang.