Surabaya Diteror Bom
Insiden Ledakan Bom di Surabaya, Arie Kriting Ungkap Blak-Blakan 'Penuhi Indonesia dengan Cinta'
Sosok komedian sekaligus komika asal Kendari, Arie Kriting ungkapkan tanggapan terkait kasus ledakan Bom di Surabaya.
Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Kurniawati Hasjanah
TRIBUNJAKARTA.COM - Sosok komedian sekaligus komika asal Kendari, Arie Kriting ungkapkan tanggapan terkait kasus ledakan Bom di Surabaya.
Hal itu diketahui dari postingannya di Insta Story, Minggu malam (13/5/2018.
Ia menyatakan, cinta saja kita majukan.
"Cinta saja kita ajarkan, cinta saja kita tunjukkan," paparnya.
Tak hanya itu, Ia juga mengajak cinta saja kita sebarkan.
Baca: Relakan Diri Halangi Bom Hingga Tewas, Aloysius Bayu Aman dalam Dekapan KasihMu
"Cinta saja kita sampaikan," tungkasnya.
Bahkan, Ia menghimbau agar tak membiarkan angkara merebut bahagia orang yang mencinta.
"Penuhi Indonesia dengan Cinta," tegasnya.
Arie juga sempat menyatakan, ada anak kecil yang terlibat sebagai pelaku dan menjadi korban.
Menurutnya, kedua anak itu seharusnya bertemu di taman bermain.

"Mandi bola atau main perosotan bersama," imbuhnya.
Bahkan, Ia mengungkapkan keduanya harusnya bertukar cerita tentang cita-cita saat besar nanti.
"Tebarkan saja damai, tebarkan saja cinta. Semoga dunia menjadi lebih baik," tegasnya.
Diketahui sebelumnya, terjadi sebuah ledakan di Gereja Katolik Santa Maria, Ngagel, Surabaya, Jawa Timur pada Minggu (13/5/2018) sekitar pukul 07.00 WIB.
Tak berhenti disitu, terdapat tiga titik lainnya yang meledak di gereja di Surabaya, Jawa Timur.
Ledakan bom di tiga gereja di Surabaya merupakan serangan bom bunuh diri satu keluarga, yakni Dita Supriyanto (47) dan istrinya serta empat anaknya.
Pelaku adalah warga asal Wisma Indah, Jalan Wonorejo Asri 11 Blok K/22, Surabaya.
Istri Dita yang ikut aksi bom bunuh diri adalah Puji Kuswanti (43). Sedangkan keempat anaknya adalah, Yusuf Fadhil (18), Firman Halim (16), Fadhila Sari (12), dan Famela Rizqita (9).
Kapolri Jenderal Tito Karnivian mengatakan pelaku yang merupakan satu keluarga ini melakukan serangan bom bunuh diri lantaran balas dendam.
"Serangan bom bunuh diri di Surabaya dikarenakan balas dendam," jelas Tito Karnavian.
Baca: Ledakan Bom di Surabaya, Jokowi Tegaskan Basmi Teroris Sampai ke Akar-Akarnya
Dita merupakan Ketua Jamaah Ansarud Daulah (JAD) di Surabaya. Selain JAD, juga di Indonesia ada kelompok Jamaah Ansarud Tauhid (JAT). Kelompok ini merupakan afiliasi ISIS.
"Memang motif internasional, ISIS sedang ditekan di Barat, mulai AS dan Rusia, sehingga terpojok," terang Tito, saat di RS Bhayangkara, Polda Jatim, Minggu (13/5/2018).
Usai ledakan tiga Gereja, kini Markas Polrestabes Surabaya diserang pelaku teror dengan modus bom bunuh diri pada Senin (14/5/2018) pukul 08.50 WIB.
Berdasarkan rekaman kamera CCTV yang beredar pascaledakan, tampak pelaku bom bunuh diri mengendari motor berboncengan.

Mulanya, sebuah mobil hitam hendak masuk ke dalam areal Polrsestabes Surabaya, namun petugas jaga menanyakan maksud si sopir yang berhenti di palang pintu masuk.
Tak lama, pengendara motor berboncengan masuk dan berhenti di sisi kiri mobil, lalu diberhentikan tiga petugas jaga.
Satu di antara mereka mengangkat tangan meminta pengendara motor berhenti.
Tak lama pengendara motor kedua datang dan berhenti di belakang pengendara motor pertama.
Tampak dari kamera CCTV, selain tiga polisi ada pria berkemeja putih ikut memberhentikan pengendara motor kedua.
Baca: Ledakan Bom Hingga UU Terorisme Belum Disahkan, Fadli Zon Tanya Aparat yang Tanggung Jawab
Hanya sebentar saja polisi memberhentikan mereka, bom meledak dari pengendara motor kedua yang saat itu sedang berboncengan.
Aksi bom bunuh diri di pintu masuk Polrestabes Surabaya dibenarkan Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera.
"Betul ada ledakan bom di Polrestabes Surabaya tadi pukul 08.50 WIB," kata Frans.
Frans mengatakan sebelumnya pihaknya tidak merasa curiga terhadap pelaku,.
Hal ini dikarenakan pelaku menggunakan sepeda motor dimana terdapat anak kecil diatasnya.
Selain itu, menurut Frans, gerak-gerik pelaku tidak memunculkan kecurigaan.
Namun, hingga saat ini polisi belum bisa menyebutkan jumlah dan identitas korban.
"Kami memastikan ada korban dari anggota, belum ada konfirmasi bagaiman kondisi para korban," kata Frans. (TribunJakarta.com/Kurniawati Hasjanah)