Mengenang Sejarah Jatuhnya Yerusalem ke Tangan Israel Lewat Perang Enam Hari yang Berdarah-darah

Komandan militer Israel yang bertugas menghadapi front Yordania, awalnya tak mau membalas serangan Yordania.

Editor: Erik Sinaga
Ist
Perang Enam Hari yang berdarah-darah 

TRIBUNJAKARTA.COM- Pertempuran antara Israel dan Yordania (Perang Enam Hari/Six Day War) meletus pada 5 Juni 1967) setelah pesawat-pesawat tempur Angkatan Udara Israel berhasil menyerbu Mesir.

Kehadiran pesawat-pesawat Israel itu sebenarnya terdektesi oleh radar Yordania namun ketika Mesir diberi tahu, transmisi berita penting itu tak pernah sampai.

Tapi bagi Yordania serbuan pesawat tempur Israel menuju Mesir berarti tanda dimulainya peperangan.

Baca: Mudik 2018, Potensi Masalah di Gerbang Tol Lebih Beresiko Karena Elektronik

Dua jam kemudian meriam dan pesawat-pesawat tempur Yordania mulai mencoba menyerang sasaran vital Israel termasuk ibukotanya, Tel Aviv.

Komandan militer Israel yang bertugas menghadapi front Yordania, awalnya tak mau membalas serangan Yordania.

Pasalnya, sebagian besar pasukan Israel masih bertempur di front Mesir.

Pemerintah Israel sendiri masih mencoba mengontak pemerintah Yordania dan menegaskan tak ada untungnya pasukan Yordania ikut-ikutan perang.

Namun, pendekatan yang dilakukan pemerintah Israel tetap nihil dan menjelang tengah hari pasukan Yordania justru makin merangsek maju ke wilayah netral, DMZ di Tepi Barat (West Bank).

Kantor pusat PBB, Goverment House yang berada di kota Yerusalem bahkan sudah dikuasai pasukan Yordania.

Dalam operasi serbuan itu, Yordania yang menempatkan kekuatan militernya di Tepi Barat dan Yerusalem, ternyata mengerahkan pasukan dalam jumlah besar sebanyak 11 brigade.

Komposisi pasukan Yordania terdiri dari 55 ribu personel, 300 tank, dan ratusan meriam artileri.

Sebanyak 9 brigade yang terdiri dari 45.000 personel, 270 tank, dan 200 meriam disiagakan di kawasan yang paling berdekatan dengan Israel, yakni Tepi Barat.

Pasukan yang berada di posisi kunci ini terdiri dari personil yang terlatih baik dan dikenal juga sebagai Legiun Arab.

Sementara itu pesawat-pesawat tempur Yordania juga disiagakan.

Armadanya, terdiri dari jenis yang sudah moderen pada jamannya dan mampu mengimbangi pesawat-pesawat tempur Israel, Mirage III, yakni 24 unit Hawker Hunter buatan Inggris.

Halaman
1234
Sumber: Intisari
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved