Mengenang Sejarah Jatuhnya Yerusalem ke Tangan Israel Lewat Perang Enam Hari yang Berdarah-darah
Komandan militer Israel yang bertugas menghadapi front Yordania, awalnya tak mau membalas serangan Yordania.
Di lain pihak, kekuatan pasukan Israel yang digelar di kawasan yang menghadap Tepi Barat berjumlah lebih kecil.
Hanya 8 brigade yang terdiri dari 40 ribu personel dan 200 tank.
Penempatan kekuatan pasukan Israel di Front Yordania disebar di berbagai tempat strategis.
Di antaranya, perbatasan Yerusalem, kekuatan yang diterjunkan adalah pasukan Brigade Yerusalem dan pasukan tank Brigade Harel.
Pasukan Israel juga disiagakan di kawasan Latrun yang menghadap ke kota Jerusalem dan Ramallah, sebelah utara perbatasan Tepi Barat , dan Lembah Jezreel.
Strategi tempur pasukan Israel yang digelar di perbatasan Tepi Barat sebenarnya hanya bermaksud menahan gempuran Yordania.
Namun setelah melihat kenyataan pasukan Yordania dengan cepat mengambil alih kantor pusat PBB, meriam-meriamnya ternyata mulai menghantam Tel-Aviv.
Pesawat- pesawat tempur Yordania bahkan berani menyerang pangkalan udara Israel.
Strategi tempur pasukan Israel di Tepi Barat yang semula hanya bertahan langsung diubah menjadi serbuan.
Tepat pukul 12.00 siang, pasukan darat Israel yang didukung kekuatan lapis baja, dan Angkatan Udara serentak menyerbu posisi pasukan Yordania.
Pesawat-pesawat tempur Angkatan Udara Israel (IAF) yang baru saja sukses menghajar Mesir kini terbang menuju Yordania dan membom pangkalan udara Mafrag dan Amman.
Sejumlah pesawat tempur Yordania yang belum sempat terbang hancur terbakar.
Selain menyerang pangkalan udara Yordania, pesawat-pesawat tempur Israel juga menjadikan tank-tank dan pasukan darat Yordania sebagai sasaran empuk.
Pasukan Yordania yahg berada di perbatasan Tepi Barat dan perbatasan Yerusalem Timur karena bertempur tanpa perlindungan udara dalam waktu singkat terdesak.
Setelah bertempur sekitar satu jam, kantor pusat PBB di Yerusalem berhasil dikuasai oleh pasukan Israel.