Polisi Lakukan Tes Urine Mendadak Kepada Ratusan Sopir di Terminal Induk Bekasi
Dia menjelaskan, ada sekitar 100 sopir dan awak bus yang menjalani tes urine kali ini.
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI TIMUR - Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Bekasi Kota lakukan tes urine kepada ratusan sopir bus di Terminal Induk Bekasi, Jalan Ir Juanda Bekasi Timur, Kamis (7/6/2018).
"Jadi untuk memastikan kelancaran dan keamanan mudik lebaran, kita lakukan pengecekan urine secara mendadak kepada sopir dan kenek bus," kata Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Pol Indarto.
Baca: Persiapan Arus Mudik, Pemprov Banten Kucurkan Dana 700 Miliar Perbaiki Jalan Rusak
Dia menjelaskan, ada sekitar 100 sopir dan awak bus yang menjalani tes urine kali ini. Pengecekan dilakukan secara menyeluruh untuk mendeteksi segala jenis obata-obatan maupun jenis narkoba.
"Semua jenis kita cek mulai dari ekstasi, kokain, sampai obat-obat keras penenang itu kita cek ada lima jenis instrumen pengecekan, saya pikir ini akan kita lakukan terus, tadi saya udah minta kasat narkoba jangan hanya sekarang tapi dua hari atau pagi hari siang hari atau bahkan malam hari kita cek mendadak," jelas Indarto.
Baca: Menteri Imam Nahrawi Minta yang Melecehkan Via Vallen Meminta Maaf
Dia juga menghimbau kepada sopir atau awal bus yang hendak melakukan perjalanan, supaya selalu menjaga stamina tubuh namun jangan sampai menggunakan obata-obatan untuk penenang atau semacamnya.
Menurut dia alasan sopir sengaja menggunakan obata-obatan atau narkoba agar mereka bisa tahan tidak mengantuk. Padahal hal itu justru membahayakan bukan hanya untuk dirinya tapi juga ingin keselamatan penumpang.
Baca: 7 Fakta Kasus Kakak Hamili Adik: Pengaruh Video Porno dan Peran Ibu Kandung Gugurkan Kandungan
"Tadi saya bilang alasan mereka agar mereka terjaga mereka mengantuk mereka minum obat obatan itu, itu gak boleh kalau dia lelah dia harus istirahat, jangan dipaksakan manusia itu ada batasnya jangan ngejar pendapatan yang banyak tapi malah merugikan dia sendiri dan penumpang," tutup Indarto.
