Cerita Ayah yang Anaknya Jadi Korban Tawuran di Jalan Raya Bogor
Ia tak menyangka, anaknya yang izin pamitan kepada orang tua untuk menonton pertandingan Persitara di daerah Kalisari harus bernasib tragis
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI - A Rahim, bapak dari korban kritis akibat tawuran antara warga dan suporter Persitara bernama Muhammad Ariful Huda menceritakan kondisi yang dialami oleh anaknya itu.
Ia menuturkan, mengetahui peristiwa yang menimpa anaknya dari kekasih anaknya sekira pukul 14.30 WIB.
"Saya tahu kejadian itu dari mulut ke mulut, temennya telepon ke pacarnya dan pacarnya telepon ke kakaknya, sempat bingung sih, percaya enggak percaya," ucapnya, Senin (6/8/2018).
Ia tak menyangka, anaknya yang izin pamitan kepada orang tua untuk menonton pertandingan Persitara di daerah Kalisari harus bernasib tragis.
Barulah sekira pukul 16.00 WIB pihak keluarga mendapat kepastian terkait kondisi anaknya yang saat itu sudah di bawa ke RS Harapan Bunda.
"Sekitar pukul 16.00 WIB akhirnya kami tahu kondisinya, katanya sudah dilarikan ke rumah sakit, kami sekeluarga langsung dari rumah," ujarnya di Ruang ICU RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Sambil berurai air mata, Rahim menceritakan, saat menemui anaknya tersebut, kondisi sang anak masih dalam keadaan sadar.
Pihak RS Harapan Bunda yang memberikan pertolongan pertama pun langsung memberikan tindakan dengan menjahit luka korban di bagian punggung.
"Sampai di rumah sakit, Huda langsung di jahit lukanya, ada 15 jahitan dibagian punggung," kata Rahim.
• Polres Jakarta Timur Tangkap 2 Anggota NJ Mania Terkait Tawuran Suporter Bola dengan Warga
Setelah mendapat pertolongan pertama, pada Sabtu (4/8/2018) malam, Huda langsung di rujuk ke RS Polri Kramat Jati.
Sempat membaik dan di pindah ke ruang rawat inap, namun pada Minggu (5/8/2018) sore, kondisi Huda semakin memburuk dan harus kembali mendapat perawatan intensif di ruang ICU.
"Kemarin kondisinya memburuk lagi, katanya lukanya harus di jahit ulang karena ada penggumpalan darah," ucap Rahim.
Rahim mengaku, sejak peristiwa yang menimpa anaknya itu, ia tak bisa beristirahat dengan tenang karena mencemaskan kondisi anaknya yang tak kunjung membaik.
Ia pun berharap anakanya tersebut dapat segera pulih dan kembali berkumpul bersama keluarga di rumahnya di wilayah Cilincing, Jakarta Utara.