Ketua Kowani Tolak Panggilan 'Emak-emak', Sudjiwo Tedjo Justru Mendukung, Tapi Dengan Catatan Ini

Sudjiwo Tedjo menyebutkan dirinya mendukung panggilan tersebut namun dengan dua catatan.

Penulis: Erlina Fury Santika | Editor: Erik Sinaga
Kompas.com
Sudjiwo Tedjo 

TRIBUNJAKARTA.COM - Budayawan Sudjiwo Tedjo turut menanggapi ramainya kabar yang beredar terkait penolakan penggunaan term 'emak-emak' oleh Ketua Kongres Wanita Insonesia (Kowani), Giwo Rubianto Wiyogo.

Jika Giwo Rubianto Wiyogo menolak, justru Sudjiwo Tedjo mendukungnya.

Hal itu diungkapkan Sudjiwo Tedjo melalui akun Twitternya, @sudjiwotedjo, Senin (17/9/2018).

Sudjiwo Tedjo menyebutkan dirinya mendukung panggilan tersebut namun dengan dua catatan.

Pertama, ia mendukung walaupun dirinya bukan pendukung Prabowo Subianto atau siapapun.

Kedua, ia mendukung asalkan tidak sampai mengubah syair lagu tertentu.

Ia pun memberi contoh lagu 'Ibu Kita Kartini'.

Ia menjelaskan untuk tidak mengubah syair lagu tersebut dengan "Emak Kita Kartini".

Sebab, lanjutnya, dalam konteks melodi dan ritme lagu tersebut bunyi kata 'Emak' menjadi tidak sesuai.

"Penggunaan kata 'Emak-emak”'ku dukung walau aku bukan pendukung Prabowo atau siapa pun, asal tak sampai mengubah syair lagu menjadi 'Emak Kita Kartini' Dlm konteks melodi dan ritme lagu tersebut bunyi kata 'mak'ndak pas," tulisnya.

Polemik Debat Capres Bahasa Inggris, Sudjiwo Tedjo Ambil Hikmahnya Soal Kaum Pemuja Budaya Asing

Sudjiwo Tedjo Sindir Pendukung Capres yang Fanatik: Khawatir Kelaparan Bila Jagoannya Tak Menang

Indonesia Raya Dinyanyikan di Acara Wayangannya, Sudjiwo Tedjo: Bangga Sekaligus Miris

Unggahan tersebut mengundang komentar dari para pengikutnya.

Tak sedikit yang berkomentar serius menanggapi tahun politik, namun tak sedikit pula yang berkomentar jenaka.

"Namanya juga tahun politik Mbah, maka tak heran Mbah, penggunaan kata juga dipolitisasi. Mungkin biar terlihat paling Pancasilais," tulis warganet.

"Setuju Mbah, apalagi mengubah "Air Susu Ibu menjadi Air Susu Emak" jadinya ASEM Mbah...bkn ASI," tulis warganet lain.

"Cocok2 emak-emak lebih familier untuk kaum ibu pribumi!! Kalau mami warisan londo nyonya meneer!! Paling tidak istilah "EMAK-EMAK" telah membuat orang PANIK!! (emoji tertawa)," timpal warganet lain.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved