Gempa di Donggala
Pesan Berantai Soal Gempa Susulan 8,1 SR di Palu Beredar, Sutopo Purwo Nugroho Beri Penjelasan
Pesan berantai soal gempa susulan 8,1 SR di palu beredar, Sutopo Purwo Nugroho lantas memberikan penjelasan.
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Rr Dewi Kartika H
TRIBUNJAKARTA.COM - Sebuah pesan berantai yang menyebut akan terjadi gempa bumi susulan berkekuatan 8,1 Skala Richter (SR) beredar di aplikasi pesan singkat WhatsApp.
Dalam pesan berantai tersebut dikatakan alat pendeteksi gempa milik BMKG mengatakan akan terjadi gempa susulan.
Gempa susulan itu dikatakan akan lebih besar dibanding yang sebelummnya.
Tak hanya itu dalam pesan tersebut juga menjelaskan gempa berkekuatan 8,1 SR itu akan menyebabkan tsunami besar.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP), Sutopo Purwo Nugroho memberikan penjelesan.
Sutopo Purwo Nugroho awalnya mengatakan jika pesan hoaks bernada ancaman soal gempa dan tsunami mulai beredar di Palu, Sulawesi Tenggara.
"Hoax ancaman gempa dan tsunami mulai menyebar di Kota Palu dan daerah lain. Masyarakat resah," tulis Sutopo Purwo Nugroho.
Sutopo Purwo Nugroho lantas menegaskan pesan yang menyebut soal gempa susulan berkekuatan 8,1 SR adalah bohong.
Ia lantas meminta masyarakat untuk mengabaikan pesan hoaks tersebut.
"Mohon jika menerima informasi seperti ini ABAIKAN. Ini HOAX,"tulis Sutopo Purwo Nugroho.
• Sutopo Purwo Nugroho Harus Jalani Kemoterapi ke-4 di RSPAD: Mohon Doanya
• Di Balik Kesigapannya Informasikan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho Berjuang Lawan Kankernya
TONTON JUGA
Pasalnya menurut Sutopo Purwo Nugrohoho tak ada satupun teknologi di dunia yang dapat memprediksi kapan terjadi gempa secara pasti.
"Tidak ada satu pun negara di dunia dan iptek yang mampu memprediksi gempa secara pasti," tulis Sutopo Purwo Nugroho.
Hal tersebut disampaikan Sutopo Purwo Nugroho melalui media sosial, Twitter, pada Minggu (30/9/2018).
Pantauan TribunJakarta.com cuitan Sutopo Purwo Nugroho itu sudah sukai lebih dari 100 pengguna Twitter.
• Peluk Erat Seorang Korban Gempa di Palu, Jokowi: Duka Rakyat Sulawesi Tengah, Duka Kita Semua
• Atlet Paralayang Singapura Berguling-guling dan Lihat Hotel Runtuh Saat Gempa di Palu
Sutopo Purwo Bagikan Hasil Analisa Awal Penyebab Tsunami di Palu
Analisis awal mengenai penyebab terjadinya tsunami di Palu masih menjadi perhatian serius dari para pakar.
Hal tersebut disampaikan oleh Humas BNPB Sutopu Purwo Nugroho di laman Twitternya.
Sutopo menjabarkan, analisis awal mengenai penyebab terjadinya tsunami di Palu tersebut dengan mencantumkan beberapa hasil kajian.
Tsunami yang timbul usai guncangan gempa berkekuatan 7,7 SR itu diprediksi disebabkan oleh pergerakan sesar di kota Palu.
Pegerakan aktif dari Sesar Palu Koro inilah yang membuat Palu diguncang gempa.
Hal tersebut diketahui BMKG dengan melihat lokasi episenter dan kedalaman hiposenter atau pusat gempa yang terjadi di Palu.
• Selamat dari Gempa Palu, Seorang Bayi Ditemukan di Saluran Air
• Super Junior Ucapkan Belasungkawa Untuk Korban Gempa Donggala, Siwon: Hatiku Selalu Bersama Mereka
"Analisis geologi penyebab gempa 7,7 SR di Sesar Palu Koro diikuti tsunami yang menerjang Kota Palu. Sesar ini sangat aktif bergerak dan melintas Kota Palu," tulis Sutopo dalam cuitannya Sabtu (29/9/2018).
Sedangkan untuk peristiwan tsunami di Palu yang terjadi setelah gempa, Sutopo memaparkan bahwa adanya longsoran yang terjadi di bawah laut.
Longsor yang terjadi itu diduga akibat dari adanya patahan di Palu Koro (karena pergerakan aktif sesar).
Patahan di Palu Koro tersebut menyebabkan guncangan gempa terjadi hingga 7,7 skala richter.
Akibat guncangan kuat dari gempa tersebut, longsor di bawah laut pada teluk Palu pun tak lagi bisa terhelakan.
Longsoran di bawah laut tersebut diduga berada pada posisi yang curam atau pada lereng-lereng kritis di bawah laut.
"Adanya mekanisme gerak ke atas dan kemungkinan longsor bawah laut menyebabkan tsunami. Para ahli masih melakukan kajian," sambung Sutopo.
Mengenai mekanisme penyebab terjadinya tsunami, Sutopo juga memberikan skematik berupa gambar.
Yakni soal adanya gerakan yang membuat patahan di Palu Koro tersebut terjadi.
Sehingga terjadi longsoran di bawah laut yang menyebabkan timbulnya tsunami.
Dalam gambar (skenario 1), terlihat adanya gerakan mendorong ke atas (thrus) yang bisa menyebabkan massa batuan bergerak.
Massa batuan yang bergerak ini nantinya bisa menimbulkan perubahan pada volume dasar samudera yang tadinya stabil.
Perubahan dasar samudera tersebut nyatanya bisa memicu gelombang tsunami.
• Gempa dan Tsunami di Palu: Cerita Ibu Hamil saat Terpental Hingga Kokohnya Masjid Terapung
• BNPB Siap Alokasikan Dana Sebesar Rp 560 Miliar untuk Penanganan Gempa di Palu
Sedangkan untuk skenario kedua, longsoran di bawah laut terjadi akibat adanya getaran kuat (akibat gempa).
Sebab gempa tersebut memicu pergerakan secara aktif dari struktur bawah laut yang tadinya berada di atas menjadi bergulir ke bawah.
Sebab tepi samudera yang ada di dasar laut sifatnya tidak stabil (letaknya pada kaki prisma akresi atau prism toe).
Kejadian yang digambarkan tersebut rupanya merupakan gabungan peristiwa yang menjadi penyebab tsunami di Palu.
Selain itu, Sutopo juga memberikan video hasil dari pemodelan seorang dosen ahli tsunami dari ITB.
Dalam video singkat itu terlihat bagaimana penggambaran serta prediksi yang terjadi berkenaan dengan tsunami di teluk Palu itu terjadi.
Disebutkan pula dalam video tersebut bahwa daerah Teluk Palu serta daerah pesisir di Donggala memang rawan akan tsunami.
Lebih lanjut lagi, kajian mengenai penyebab tsunami di Palu tersebut masih akan dilakukan pengujian lebih lanjut.
"Analisis sementara ahli tsunami dsri ITB berdasarkan modeling dan kajian sebelumnya bahwa tsunami di Palu disebabkan adanya longsoran bawah laut saat gempa 7,7 SR mengguncang Donggala.
Teluk Palu dan pesisir Donggala memang rawan tsunami. Masih dilakukan kajian lagi," tulis Sutopo.
Diberitakan sebelumnya, gempa susulan berkekuatan magnitudo 7,7 di Palu, Donggala, Sulawesi tengah membuat BMKG sempat mengaktivkan peringatan dini tsunami.
Gempa yang terjadi sekitar pukul 17.02 WIB, Jumat (28/9/2018) ini berpusat di 10 KM pada 27 Km Timur Donggala dan berasal dari Sesar Palu Karo.
Kepala Pusat Gempa dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono membenarkan kalau telah terjadi tsunami di Palu.
"Sudah terjadi (tsunami) dan kalaupun ada sisa-sisa air itu pun ada bekas-bekas yang terjadi tadi karena air masuk ke daratan dan BMKG sudah berakhir, artinya sudah tidak ada ancaman lagi," kata Rahmat saat diwawancara dalam program Breaking News Kompas TV, Jumat (28/9/2018) malam.
Ia juga menjelaskan ketinggian gelombang saat tsunami di Palu mencapai 1,5 -3 meter.
Selain di Palu, tsunami juga terjadi di Donggala dan Mamuju.
Selain itu, ada sebanyak 39 kali gempa susulan.
Ada 27 kali gempa yang terjadi, dan yang ke-28 bermagnitudo 7,7.
Lalu pukul 18.36 kembali terjadi gempa susulan sebanyak 11 kali.