54 Warga Pasar Kemis Kena Penyakit Kulit Diduga Akibat Air yang Tercemar Limbah Kimia
Parahnya, kata Ibu dua anak tersebut, penyakit kulit yang melanda kawasan itu telah terjadi sejak tujuh tahun lalu hingga kini
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, PASAR KEMIS - Musibah penyakit kulit melanda puluhan warga Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang karena diduga akibat air yang mengalir kotor.
Dari data yang terkumpul di lapangan, setidaknya sebanyak 54 warga kampung Picung RT 01/05 Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang harus mengalami bentol-bentol dan kulit memerah.
Hal itu diduga disebabkan oleh air yang mengalir dipemukiman setempat tercemar oleh bahan kimia yang berasal dari bekas gudang kimia yang berjarak sekitar 100 meter dari Kampung Picung.
Seorang warga Kampung Picung, Robiah (36) mengatakan, air yang diduga tercemar tersebut berwarna kuning cerah dan bila terkena air tersebut beberapa saat kemudian akan terasa gatal dan panas pada kulit.
"Awalnya kalau kena air ini gatal dulu, terus panas dan gak lama langsung merah-merah. Kita juga terpaksa pakai air ini untuk mencuci bahkan terkadang untuk mandi,” kata Robiah di Kabupaten Tangerang, Jumat (12/10/2018).
Parahnya, kata Ibu dua anak tersebut, penyakit kulit yang melanda kawasan itu telah terjadi sejak tujuh tahun lalu hingga kini.
Menurutnya, segala upaya yang dikerahkan warga untuk mengadu kepada Pemerintahan setempat masih menemui jalan buntu lantaran belum ada respon dan jalan keluar.
"Kita sudah lapor ke Pemda Tangerang, tapi sampai saat ini belum ada hasil apa-apa. Kami masih gunakan air kuning ini untuk sehari-hari,” kata Robiah.
Namun, ia mengatakan terkadang ada pabrik-pabrik swasta yang memberikan bantuan air bersih walau tidak setiap saat.
• Eddy Sindoro Serahkan Diri ke KPK: Status Tersangka Sejak 2016, DPO Agustus 2018, Hingga Peran Ruki
• Pemuda Mabuk Coba Culik Balita di Pondok Aren
Tak hanya itu, penyakit kulit seperti gatal-gatal ini juga mengakibatkan seorang warga meninggal dunia setelah menderita penyakit kulit disekujur tubuhnya selama satu tahun.
"Ada yang meninggal dua tahun kemarin, namanya pak Bob, dia sudah tua kurang lebih umur 50 tahun lalu, dia meninggal sakit karena gatal-gatal itu," terang Robiah.
Warga setempat lainnya, Agus mengatakan, terkait penyakit yang diderita warga telah mendapatkan bantuan dari pihak puskesmas kecamatan setempat yang setiap bulan melakukan pemeriksaan rutin.
"Kalau soal penyakitnya ada dibantu sama pihak puskesmas pengobatannya tapi, tinggal masalah airnya saja yang belum ada solusi,” tutur Agus.
Hingga saat ini, TribunJakarta.com masih mencoba mengkonfirmasi dinas terkait mengenai permasalah yang menimpa warga di Kampung Picung, Kabupaten Tangerang.