Sinyal CVR Berjarak 20 Meter dari Lokasi Penemuan FDR Lion Air PK-LQP

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Sehari setelah temuan FDR (flight data recorder), tim gabungan evakuasi sudah menemukan titik terang terkati suara kokpit atau Cockpit Voice Recorder (CVR) Lion Air PK-LQP.

Pesawat nomor penerbangan JT 610 itu jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018).

CVR merupakan bagian lain dari keseluruhan perangkat kotak hitam atau black box yang memuat informasi seputar pesawat sebelum kecelakaan.

"Posisi FDR (Flight Data Recorder) dan CVR tidak terlalu jauh, indikasi sudah ada. Sekarang konfimasi lagi di mana titik yang akan dilakukan penyelaman. Jaraknya enggak sampai 20 meter (jarak sinyal FDR dan CVR)," ujar Ketua Tim Operasi KR Baruna Jaya I SAR Lion Air Tris Handoyo di Tanjung Karawang, Jawa Barat.

Kapal Riset (KR) Baruna Jaya milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tiba di area yang diduga sebagai lokasi CVR pukul 15.00 WIB.

Pantauan Kompas.com, di kapal terdapat dua ahli dari Boeing serta petugas KNKT Indonesia dan Singapura yang tampak menyiapkan ping locator guna mencari frekuensi sinyal CVR.

Namun, baik Boeing maupun KNKT Indonesia dan Singapura enggan memberikan penjelasan.

Tris mengatakan, ping locator digunakan untuk mendeteksi ulang sinyal CVR. Hal itu dilakukan guna mengetahui titik koordinat CVR.

Menurut Tris, saat menemukan FDR hari Kamis (1/11/2018), pihaknya mendapat sinyal kuat keberadaan CVR.

Sinyal berjarak di bawah 20 meter dari lokasi penemuan FDR.

Namun, lokasi CVR bisa saja telah bergeser dari lokasi awal sinyal ditemukan. Hal itu disebabkan arus laut yang kuat.

Meski begitu, pihaknya tetap berupaya melacak CVR di titik lokasi awal.

"Kami turunkan ping locator untuk tentukan koordinat. Setelah terkonfirmasi kami akan turunkan Remotely Operated Vehicles (ROV) dan tim penyelam," ujar Tris.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: KR Baruna Jaya Temukan Sinyal CVR Dekat Lokasi Penemuan FDR