Satu Keluarga Tewas

5 Fakta Pembunuhan Sadis di Bekasi, dari Pengelola Kost 28 Pintu Hingga Luka Parah di Leher

Pembunuhan sadis terjadi di Bekasi. Satu keluarga tewas diduga karena dendam. Korban merupakan pengelola kost sebanyak 28 pintu

Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: ade mayasanto
TribunJakarta/Yusuf Bachtiar
Tampak Depan rumah korban satu keluarga yang tewas di Bekasi 

TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI - Keluarga Diperum Nainggolan tewas mengenaskan di rumahnya di Jalan Bojong Nangka 2, RT02, RW07, Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Selasa (13/11/2018) dini hari.

Selain Dimpuan, istrinya Maya Ambarita dan kedua anak mereka Sarah Nainggolan dan Arya Nainggolan juga turut tewas. Hingga saat ini, polisi belum menemukan titik terang terkait meninggalnya keluarga Diperum Nainggolan.

Berikut adalah rangkuman TribunJakarta terkait keluarga yang diduga menjadi korban pembunuhan tersebut:

1. Diduga dibunuh karena dendam

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, jika insiden tersebut merupakan pembunuhan, pihaknya menduga ada motif dendam dari si pelaku.

"Dari pengalaman dan dari hasil yang ditangani kepolisian (sebelumnya). Kalau sadis dan yang dibunuh bukan satu orang, itu ada latar belakang dendam. Ini dari hasil pengalaman yang sudah dikerjakan kepolisian," ujar Dedi Prasetyo, Selasa (13/11/2018).

Meski begitu, Dedi Prasetyo menjelaskan bahwa hal tersebut barulah dugaan sementara, karena proses penyelidikan masih dilakukan oleh Polres Metro Bekasi Kota.

"Setiap case (kasus) punya karakter sendiri, tidak bisa sama. Secara umum oke lah, kalau secara global ya itu bisa dibilang ‘diduga’. Tapi kasus pembunuhan sadis dan lebih dari satu orang, mayoritas karena dendam," ujar Dedi Prasetyo.

Terkait proses penyelidikan, Dedi Prasetyo mengatakan saat ini pihaknya tengah melakukan penyelidikan, guna mengungkap kasus kematian satu keluarga di Bekasi tersebut.

"Penyidik akan lihat fakta itu, apakah kasus pembunuhan atau hanya untuk mengelabui suatu peristiwa. Polisi harus matang, ada labfor (laboratorium forensik), ada Inafis. Itu kita libatkan," ujar Dedi Prasetyo.

Kadiv Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono di TKP satu keluarga yang tewas di Bekasi.
Kadiv Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono di TKP satu keluarga yang tewas di Bekasi. (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

2. Bentuk Tim Gabungan

Kadiv Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Arogo Yuwono mendatangi langsung tempat kejadian perkara (TKP) satu keluarga di Bekasi yang ditemukan tewas mengenaskan di dalam rumah.

Usai melakukan peninjauan, Argo mengatakan pihaknya langsung membuat tim gabungan terdiri dari personil Polres Metro Bekasi Kota dan Polda Metro Jaya.

"Tim itu nanti akan melakukan penyelidikan berkaitan dengan kasus pembunuhan ini. Tentunya kita akan mencari informasi, mencari saksi - saksi berkaitan dengan kasus pembunuhan ini," kata Argo di Bekasi, Selasa (13/11/2018).

Dia menambahkan, pihak Polres Metro Bekasi dibantu Polda Metro Jaya telah melakukan olah TKP. Hasil sementara kata Argo, sejumlah barang berharga diketahui tidak diambil pelaku.

"Ini tadi sudah kita lakukan olah TKP yang dipimpin oleh bapak Kapolres, inavis juga ada. Tentunya kita akan mencari, ada apa disitu yang kita temukan, apa sidik jari, barang bukti, kita akan evaluasi dari pada hasil olah TKP tersebut," jelas dia.

Sementara pihaknya juga tengah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi kejadian.

"Masalah saksi kan masih interogasi ya, ya nanti dari TKP ada yang namanya modal spiral, apakah di TKP itu sendiri maupun dilingkungan daripada TKP tersebut," jelas dia.

Sebelumnya, empat orang anggota keluarga ditemukan tewas di dalam rumahnya sendiri di Jalan Bojong Nangka 2, RT02, RW07, Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi. Korban ditemukan dengan luka akibat senjata tajam dan juga luka diduga akibat sekapan.

Polisi sejuah ini masih menyelidiki kasus tersebut, belum jelas motif apa dibalik dugaan penbunuhan yang menewaskan satu keluarga tersebut. Pasalnya dari olah tempat kejadian perkara sejumlah barang berharga milik korban diketahui masih utuh seperti perhiasan.

Adapun empat korban atas mama Diperum Nainggolan kepala keluarga berusia 38 tahun, Maya Boru Ambarita (37) isteri. Sarah Boru Nainggolan anak berusia sembilan tahun, dan Arya Nainggolan anak berusia tujuh tahun.

Tampak Depan rumah korban satu keluarga yang tewas di Bekasi
Tampak Depan rumah korban satu keluarga yang tewas di Bekasi (TribunJakarta/Yusuf Bachtiar)

3. Luka Sayatan di leher

Saksi yang pertama kali melihat penemuan itu langsung melapor ke penghuni kos lainnya hingga kemudian pihak RT setempat menghubungi Polsek Pondok Gede.

"Ada sesuatu yang mencurigakan dari dalam rumah ini. Ini rumah dari pengelola kos. Lalu tadi anggota kami masuk dan betul menemukan beberapa kecurigaan antara lain ada dua jenazah yang berlumuran darah," kata Indarto di lokasi kejadian, Selasa (13/11/2018).

Kedua jenazah itu tergelatak di ruang keluarga atau ruang televisi. Letak ruang televisi berada di belakang persis ruang depan yang menjadi lapak barang-barang jualan warung kelontong.

Namun di samping rumah tersebut terdapat pintu utama yang menjadi akses masuk ke dalam rumah. Sebab jika dilihat dari depan, kondisi rumah hanya nampak pintu rolling seperti yang biasa digunakan di toko-toko.

Adapun luka yang diderita kedua jenazah yakni luka sayatan senjata tajam pada bagian leher serta luka akibat pukulan benda tumpul di sejumlah bagian tubuh.

Kemudian korban lainnya yakni dua orang anak kecil ditemukan di salah satu kamar tidur. Letak kamar tidur berada di samping ruang televisi.

"Yang suami istri ditemukan di ruang tv, sedangkan anak-anaknya ditemukan di tempat tidurnya," kata Indarto.

Polisi saat menemukan jenazah dua anak kecil tersebut tidak menemukan luka akibat senjata tajam. Diduga kedua anak tewas akibat kekurangan oksigen akibat dibekap.

"Anak-anak luka kehabisan oksigen karena tidak ditemukan luka terbuka. Nanti hasil tepatnya semua jenazah kita kirimkan ke (RS Polri) Kramat Jati untuk diautopsi," jelas dia.

Sejauh ini, polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut, adapun kakak kandung Diperum bernama Doglas Nainggolan telah dibawa pihak kepolisian guna dimintai keterangan.

Polisi juga terlihat membawa sejumlah barang bukti seperti bantal dan kasur yang berlumuran darah korban. Hasil olah TKP sementara Indarto mengaku belum bisa memprediksi motif utama kejadian.

Namun sejumlah barang berharga seperti perhiasan kalung dan cincing emas tidak turut diambil pelaku.

"Sementara ini semua motif sedang kita kaji, kita habis ini akan konsolidasi. Tapi sementara ini kita melihat kecenderungannya bukan ekonomi. Kecenderungannya ya. Tapi semua motif masih kita buka peluangnya," jelas dia.

Suasana komplek kos yang dikelola Diperum Nainggolan, korban pembunuhan satu keluarga di Bekasi
Suasana komplek kos yang dikelola Diperum Nainggolan, korban pembunuhan satu keluarga di Bekasi (TribunJakarta/Yusuf Bachtiar)

4. Kelola kos-kosan 28 pintu

Agus Sani, ketua RT 02 mengatakan, berdasarkan informasi dari petugas keamanan setempat, hingga pukul 02.00 WIB, tidak ada sesuatu yang mencurigakan di lingkungan sekitar lokasi kejadian.

"Saya tanya petugasnya (satpam) sampai jam dua di sini gak ada apa-apa, taunya pagi-pagi dikabarin ada korban," kata Agus, Selasa (13/11/2018).

Petugas keamanan kata dia hanya melihat mobil melintas pada pagi hari sebelum laporan adanya temuan tewasnya satu keluarga sekitar pukul 06.30 WIB.

"Ya itu gak tau, gak jelas, ada mobil cepat lewat kata sekuriti di sini," ungkapnya.

Agus menjelaskan, keluarga Diperum Nainggolan kesehariannya beraktivitas menjaga warung kelontong yang juga sekaligus sebagai tempat tinggalnya bersama satu orang istri dan dua anak.

Selain itu, keluarga Diperum juga mengelola sejumlah rumah kontrakan yang berada di belakang kediamannya. Kontrakan tersebut diketahui milik kakak kandung Diperum.

"Suami istri mereka (jaga warung) yang kerja abangnya yang punya kontrakan, 28 kamar yang diisi 12 kamar, atas 4 bawah 8," jelas dia.

Warung kelontong milik keluarga Diperum Nainggolan, kata Agus, buka setiap pagi hingga malam hari. Selain itu, keluarga tersebut juga diketahui memiliki tiga unit mobil.

Puslabfor Mabes Polri Lakukan Pemeriksaan TKP di Rumah Satu Keluarga yang Tewas di Bekasi

Posisi Jenazah Satu Keluarga yang Tewas di Bekasi: Orang Tua Terkena Luka Sayatan di Leher

Polisi Menduga Satu Keluarga yang Tewas di Bekasi Dibunuh Karena Dendam

"Korban punya 3 unit mobil, HRV , Nissa Xtrail sama mobil box disimpan di garasi dekat sini," jelas dia.

Usai kejadian temuan tewasnya keluarga Diperum Nainggolan, dua mobil milik korban diketahui tidak ada di garasi yang biasa menjadi tempat parkir mobil tersebut.

"Nah gak ada. Saya nggak tau apakah dibawa kabur atau apa saya kejelasannya belum pasti," jelas dia.

Sebelumnya, empat orang anggota keluarga ditemukan tewas di dalam rumahnya sendiri di Pondok Melati, Kota Bekasi. Korban ditemukan dengan luka akibat senjata tajam dan juga luka diduga akibat sekapan.

Polisi sejuah ini masih menyelidiki kasus tersebut, belum jelas motif apa dibalik dugaan penbunuhan yang menewaskan satu keluarga tersebut. Pasalnya dari olah tempat kejadian perkara sejumlah barang berharga milik korban diketahui masih utuh seperti perhiasan.

Adapun empat korban atas mama Diperum Nainggolan kepala keluarga berusia 38 tahun, Maya Ambarita (37) isteri. Sarah Nainggolan anak berusia sembilan tahun, dan Arya Nainggolan anak berusia tujuh tahun.

Polisi telah membawa kakaknya Diperum Nainggolan guna dimintai keterangan.

Anggota keluarga dan kerabat keluarga korban yang tewas di Bekasi, berkumpul di depan Ruang Postmortem RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Selasa (13/11/2018)
Anggota keluarga dan kerabat keluarga korban yang tewas di Bekasi, berkumpul di depan Ruang Postmortem RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Selasa (13/11/2018) (TribunJakarta/Nawir Arsyad Akbar)

5. Jenazah tiba di RS Polri

Keempat jenazah sudah di RS Polri KramatJati, Jakarta Timur pada sekira pukul 11.10 WIB.

"Iya, tadi sudah ada orang dari (Polres Metro) Bekasi sudah bawa jenazahnya masuk," ujar salah satu petugas di depan Ruang Postmortem RS Polri, Selasa (13/11/2018).

Pantauan TribunJakarta.com, puluhan kerabat dan keluarga dari korban sudah berkumpul di depan Ruang Postmortem RS Polri. Namun, hingga kini belum ada anggota keluarga atau kerabat korban yang ingin memberi keterangan, terkait kasus ini. (TribunJakarta)

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved