Satu Keluarga Tewas
Mobil Korban Pembunuhan Sadis di Bekasi Ditemukan Berada di Cibarusah, Begini Faktanya
Polisi menemukan mobil yang diduga digunakan oleh pembunuh satu keluarga di Jalan Bonjong Nangka II RT 02/07
TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI - Polisi menemukan mobil yang diduga digunakan oleh pembunuh satu keluarga di Jalan Bonjong Nangka II RT 02/07, Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Kamis (15/11/2018).
Mobil tersebut kini berada di halaman Polres Metro Bekasi Kota.
Berdasarkan informasi, mobil ditemukan di daerah Cibarusah Cikarang, Kabupaten Bekasi.
Mobil jenis Nissan Xtrail bernomor polisi B 1075 UOC itu dibawa ke Polres Metro Bekasi Kota pada pukul 09.30 WIB.
Pantauan Warta Kota, mobil itu kini dikelilingi garis polisi.
Sejumlah petugas kepolisian berjaga di sekitar mobil.
Di kaca mobil berwarna silver itu ditempel stiker tanda barang bukti kepolisian.
Sebelumnya, mobil ini sempat hilang dari parkiran rumah korban yaitu keluarga Diperum Nainggolan.
Biasanya, ada tiga mobil terparkir, yaitu CRV, Nissan Xtrail, dan mobil boks.
• Satu Keluarga Tewas di Bekasi, Ini Sederet Cerita Hari Terakhir Sarah dan Arya Nainggolan di Sekolah
• Satu Keluarga Tewas di Bekasi, Polisi Duga Pelaku Lebih dari Satu Orang
Seusai pembunuhan, hanya mobil boks yang terparkir di rumah korban.
Kepolisian juga sempat memburu mobil yang hilang itu.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono pun mengungkapkan ada mobil melintas kencang di depan rumah korban, Selasa pagi.
Hal tersebut didapatkan dari keterangan belasan saksi yang telah diperiksa.
"Pokoknya saksi dengar pagi-pagi mobil melaju kencang. (Saksi) Tidak bisa memastikan jam berapa, cuma pagi-pagi saat subuh lah," ungkap Argo Yuwono, Kamis (15/11/2018).
Berdasarkan keterangan saksi, tidak wajar ada mobil yang melaju kencang di sana.
Sebab, jalan yang sempit membuat mobil yang biasa lewat sana harus memperhatikan kecepatannya.
Sebelumnya, mobil itu dicurigai dikendarai oleh terduga pelaku.
"Kalau saya lihat kemarin itu jalannya sekitar 20 kilometer per jam lah. Jadi dari saksi yang mengatakan itu kendaraan sangat kencang. Inilah perlu kita cari," ucap Argo Yuwono.
• Polisi Cari Mobil yang Melaju Kencang di Lokasi Satu Keluarga Tewas di Bekasi
• Orangtua Korban Pembunuhan Sadis di Bekasi Ungkap Sosok Anaknya, Minta Jokowi Turun Tangan
Hingga saat ini belum ada keterangan resmi pihak kepolisian soal temuan mobil ini.
Polisi membuka dugaan pelaku pembunuhan sadis di Bekasi lebih dari satu orang.
Diketahui, satu keluarga tewas ditemukan di kediamannya kawasan Jalan Bojong Nangka 2, Pondok Melati, Bekasi, Selasa 13 November 2018.
Keempat orang tersebut yakni, Diperum Nainggolan (38), Maya Boru Ambarita (37), Sarah Boru Nainggolan (9), serta Arya Nainggolan (7)
"Ya itulah (terduga pelaku pembunuhan lebih dari satu orang)," ujar Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Pol Indarto di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (14/11/2018) kemarin.
Pelaku pembunuhan satu keluarga di Bekasi hingga kini masih diburu polisi.
Indarto mengaku belum bisa berkata banyak terkait perkembangan kasus ini agar tidak menggangu penyelidikan.
Dirinya meminta masyarakat membantu dengan doa agar pihak kepolisian bisa secepatnya mengungkap terduga pelaku pembunuhan.
"Mohon doa restu mudah-mudahan tim sudah temukan titik terang. Mudah-mudahan dalam dekat kita bisa ungkap pelakunya," tambah Indarto.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono mengatakan telah melakukan penyitaan terhadap sejumlah barang bukti dari tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan satu keluarga di Bojong Nangka, Pondok Melati, Kota Bekasi.
Pemeriksaan ini dilakukan selain pemeriksaan beberapa saksi mulai dari kerabat hingga tetangga korban.
"Baju korban, semua yang ada kaitannya kami jadikan barang bukti. Ada banyak, tidak bisa saya sampaikan semuanya, gak mungkin. Yang penting ada kita kumpulkan, saksi-saksi sudah kita periksa," ujar
Meski telah melakukan olah TKP dan menduga terduga pelaku pembunuhan lebih dari satu.
• Jejak Sepatu Berdarah Jadi Petunjuk Satu Keluarga Tewas Kasus Pembunuhan Sadis di Bekasi
• TERPOPULER Satu Keluarga Tewas di Bekasi: Jejak Sepatu Berdarah Hingga Telepon Bahas Mobil dan Uang
Namun polisi tak mau cepat menyimpulkan terkait dugaan pelaku pembunuhan ini.
"Ya sama. Masih kita lakukan penyelidikan tetap. Masih kita evaluasi, belum bisa kita sampaikan," tukas Argo.
"Intinya yang pertama dari tim masih bekerja mulai dari dua metode. Kalau pembunuhan ada induktif dan deduktif. Induktif kita mencari TKP apakah ada barang bukti ditinggalkan, barang buktinya apa yang kita temukan, apa sidik jari atau bekas kaki dan sebagainya," tambah Argo.
Seperti diketahui, sebanyak empat orang ditemukan tidak bernyawa dalam kediamannya di kawasan Jalan Bojong Nangka 2, Pondok Melati, Bekasi, Selasa 13 November 2018.
Mereka diduga korban pembunuhan.
Keempat orang tersebut adalah satu keluarga yang terdiri dari pasangan suami-istri dan dua orang anaknya.
Keempat orang tersebut yakni, Diperum Nainggolan (38), Maya Ambarita (37), Sarah Nainggolan (9), serta Arya Nainggolan (7).

Suasana Haru
Suasana haru langsung menyelimuti Yayasan Pendidikan Kristen Imanuel Viktori Jalan Bojong Nangka IV, Pondok Melati, Kota Bekasi.
Tempat sekolah Sarah Boru Nainggolan dan Arya Nainggolan, korban dugaan pembunuhan satu keluarga di Bekasi.
Keduanya ditemukan tewas mengenaskan bersama kedua orang tuanya, Daperum Nainggolan dan Maya Boru Ambarita di kediamannya di Jalan Bojong Nangka 2, RT02, RW07, Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Selasa, (13/11/2018).
Sarah dan Arya pada Senin, 12 November 2018 tercatat masih sempat melaksanakan aktivitas sekolah seperti biasa.
Bahkan di hari terakhir mereka sekolah, pihak guru melihat banyak hal yang tidak biasa dari bocah yang duduk di kelas 1 dan 3 Sekolah Dasar (SD) tersebut.
1. Sarah Merasa Tangannya Bau Amis
Wali Kelas Sarah, Bunga Redista Panjaitan mengatakan di hari terakhirnya Sarah Boru Nainggolan menunjukkan gelagat tidak biasa dengan merasa tangannya bau amis.
Padahal saat itu, Sarah Boru Nainggolan tengah mengikuti proses belajar mengajar seperti biasa.
"Di kelas dia ngeluh tangannya bau amis, saya tanya kamu abis pegang apa, dia bilang gak pegang apa-apa, cuma pegang pulpen, akhirnya saya suruh dia cuci tangan," kata Bunga, Rabu (14/11/2018).
Dia menambahkan setelah cuci tangan satu kali, Sarah Boru Nainggolan masih merasa tangannya bau amis hingga berulang kali cuci tangan bolak-balik kamar mandi.
"Saya heran sampai saya cium tangannya padahal gak bau amis, tapi dia tetep merasa bau amis malah saya dibilang hidung saya gak bisa cium, akhirnya sampai 7 kali cuci tangan ketujuhnya itu saya suruh pakai sabun," jelas dia.
2. Sarah Melongok ke Kelas Arya Saat Istirahat

Wali kelas Arya, Isminarsi mengatakan gelagat tidak biasa juga ditunjukkan Sarah Boru Nainggolan ketika ia menghampiri adiknya di jam istirahat.
Padahal perilaku seperti itu jarang dilakukan.
"Jadi jam istirahat kelas 3 (Sarah) dengan Kelas 1 (Arya) berbeda, kelas 3 jam istirahatnya lebih dulu, nah pada saat jam istirahat itu Sarah melongok ke kelas Arya yang tengah belajar," ungkap Isminarsi.
Gelagat Sarah Boru Nainggolan menurut Isminarsi sangat tidak biasa.
Pasalnya kalau dia menghampiri kelas adiknya, pasti dia ada sesuatu yang dibutuhkan semisal meminjam pensil atau alat tulis lain.
"Saat itu dia cuma melongok aja di depan pintu, sambil liatin adiknya belajar, saya tanya kamu kenapa berdiri di depan pintu kelas aja, lalu dia jawab kenapa si ibu aku cuma mau liat adikku," ungkapnya.
3. Arya Terlihat Lesu dan Tidak Bersemangat
Kondisi Arya Nainggolan saat hari terkahir sekolah, menurut wali kelas Isminarsi terlihat tidak biasa.
Pasalnya Arya Nainggolan yang selama ini dikenal merupakan anak yang cukup aktif di dalam kelas.
Tetapi pada hari terakhir ia sekolah justru terlihat tidak bersemangat.
"Saat hari terakhir itu dia agak lesu, saya sempet tanya ada apa dia bilang gak apa-apa bu, padahal biasanya dia aktif di kelas," jelas dia.
4. Sempat Pinjam Buku di Perpustakaan

Antiek Thynentie Kepala Perpustakaan sekolah mengatakan kedua siswanya itu terbilang pelajar yang gemar membaca.
Menurut dia, hampir dua kali setiap minggu Sarah Boru Nainggolan dan Arya Nainggolan tidak pernah absen mampir ke perpustakaan.
Ketika TribunJakarta.com menyambangi sekolah, Antiek menunjukan catatan peminjaman buku perpustakaan. Pada 8 November 2018, Sarah sempat pinjam buku berjudul 'Kalung Saleha'.
Momen yang dia ingat pada saat meminjam buku itu, Antiek sempat salah tulis nama Sarah menjadi Desi. "Terus dia (Sarah) bilang, bu namanya salah, saya Sarah bu namanya buka Desi, gak tau waktu itu saya lupa saya tulis nama itu, kemudian saya langsung coret dan ganti jadi Sarah," ungkap Antiek.
Pada tanggal yang sama, Arya juga tercatat meminjam buku berjudul 'Kisah Petualang Cilik'.
Namun pada tangal 12 November 2018, hari dimana ia terakhir sekolah sebelum peristiwa pembunuhan, bocah kelas 1 SD itu mengembalikan buku yang ia pinjam lalu memimjam buku lagi dengan judul berbeda.
"Tanggal 12 itu dia balikan buku lalu kembali meminjam buku berjudul 'Bebek dari Kakek', itu jadi buku terkhir yang dia pinjam," jelasnya.
Saat meminjam buku untuk terakhir kalinya, tingkah Arya Nainggolan berbeda dari biasanya.
"Dia kalau mau pinjam buku itu biasanya dekatin saya, berdiri di samping saya sambil melihat saya menuliskan catatan peminjaman buku, kalau kemarin agak beda, dia ambil buku lalu hanya bilang mau pinjam buku itu dan berdiri di depan meja saya," jelas dia.
Seperti diketahui, sebanyak empat orang ditemukan tidak bernyawa dalam kediamannya di kawasan Jalan Bojong Nangka 2, Pondok Melati, Bekasi, Selasa 13 November 2018.
Mereka menjadi korban pembunuhan sadis di Bekasi. Satu keluarga tewas terdiri dari pasangan suami-istri dan dua orang anaknya.
Keempat orang tersebut yakni, Diperum Nainggolan (38), Maya Ambarita (37), Sarah Nainggolan (9), serta Arya Nainggolan (7). (tribunjakarta/yusufbachtiar/wartakota/amryono prakoso/tribunnews)