Kisah Sukses Pemilik Ciputra Group: Dipukul, Dimasukkan Gudang, Nereka Kedua Datang Usia 12 Tahun
Pemilik perusahaan Ciputra Grup, Ir. Ciputra atau Tjie Tjin Hoan menceritakan perjuangannya dalam mencapai kesuksesan.
TRIBUNJAKARTA.COM - Pemilik perusahaan Ciputra Grup, Ir. Ciputra atau Tjie Tjin Hoan menceritakan perjuangannya dalam mencapai kesuksesan.
Hal itu disampaikan Ciputra saat menjadi narasumber dalam acara 'Jaya Suprana Show: Ciputra-Legenda Hidup' yang diunggah di YouTube, Senin (1/10/2018).
Ciputra mengatakan, kisah suksesnya sudah tertulis dalam buku berjudul 'Ciputra: The Entrepreneur - Passion of My Life Ciputra'.
Pria kelahiran Parigi, Sulawesi Utara ini pun menceritakan bagaimana kehidupan masa kecilnya yang dididik dalam sekolah Belanda.
"Umur 6 tahun dikirim oleh ayah dan ibu saya untuk bersekolah di Kota Gorontalo. Sebab di Parigi itu tidak ada sekolah Belanda, di Gorontalo ada sekolah Belanda," kata Ciputra.
"Tapi saya dari kelas 2 ke 3 tertinggal kelas. Saya bahasa Belanda dapat angkat 4."
• Longsor di Cisolok Sukabumi: Proses Evakuasi Mencekam hingga Penjelasan PVMBG Soal Penyebab
• Cerita Atta Halilintar saat Tidur di Karpet hingga Buka Lapangan Pekerjaan: 2018 Tahun Terbaik Aku!
"Saya malas belajar bahasa Belanda, karena di rumah tidak memakai bahasa Belanda, kenapa saya harus belajar."
"Ketika saya belajar bahasa Belanda saya tertidur, dapat angkat 4," ujar Ciputra.
Waktu itu, kata Ciputra, dirinya tinggal bersama bibi tirinya dan dididik dengan keras.
"Saya digembleng luar biasa," kata Ciputra.
Ciputra mengakui dirinya merupakan tipe anak yang suka melawan dan tegas serta ekspresif.
"Saya anak pelawan, pemberontak, kalau saya tidak setuju saya tidak setuju, saya ekspresif kepada mereka. Sehingga kalau salah telinga dijewer."
"Saya dipukul, diikat, dimasukkan ke gudang sebagai penjara," terang Ciputra.
• Sederet Fakta Anggota Brimob Tewas Dibacok di Jalan, Polri Ingatkan Jangan Ada Balas Dendam
• Rayakan Tahun Baru Bareng Ammar Zoni, Irish Bella Rela Hujan-hujanan dan Singgung Soal Hidup Indah
Meski dalam didikan yang keras, Ciputra mengaku tetap bersyukur lantaran diajarkan untuk hidup secara jujur.
Bahkan, kondisi perekonomian yang kurang juga sempat menjadi persoalan waktu itu.
"Lihat orang makan kue, saya tidak bisa makan kue. Orang berhenti istirahat, bisa membeli kue, permen, atau es, saya tidak bisa,"
"Tapi itulah saya bersyukur ada pembelajaran di tempat saya. Saya menjadi kuat. Tapi memang itu pembelajaran to be or not to be, apa anda berhasil kalau anda gagal, hancur," ujar Ciputra.
Kunci Sukses Ciputra
Ciputra juga membeberkan kunci suksesnya, yang dikenal dengan istilah IPE (Integritas, Profesional, dan Entrepreneurship).
• TERPOPULER - Billy Syahputra Disebut Mbah Mijan Kena Pelet Tempe Hilda Vitria, Ini Kata Mbak You
• Sandiaga Uno Ganti Sebutan Pedagang Kaki Lima karena Dianggap Berkonotasi Kurang Baik: Agar Dianggap
"Pertama, integritas. Itu mengenai moral, kita harus jujur. Janji adalah utang," kata Ciputra.
"Kita harus ahli, maka saya tidak masuk macam-macam usaha, karena saya mau masuk di tempat yang saya betul ahli,"
"Ketiga, entrepreneurship. Jadi tentang inovasi, kita harus terus melakukan inovasi. Walau saya dididik keras waktu kecil, tapi ada satu yang baik saya diajar untuk jujur," jelas Ciputra menambahkan.
Kesedihan Ciputra
Ciputra mengatakan ada satu momen yang membuatnya dirinya begitu sedih, yakni penangkapan ayahnya.
• Dapat Pujian dari SBY Soal Freeport, Said Didu: Insya Allah Saya Konsisten Suarakan Kebenaran
• Kesaksian Korban Selamat Longsor di Sukabumi, Batu-batu Sebesar Rumah Menggelinding dari Bukit
Ayah Ciputra dituduh sebagai mata-mata Belanda dan dikabarkan meninggal sewaktu di penjara.
"Neraka kedua datang, umur 12 tahun itu masih pemerintah Jepang. Tiba-tiba ayah saya ditangkap karena disangka mata-mata pemerintah Belanda. Dari situ ayah ditangkap, diikat naik perahu dibawa ke Manado
"Dimasukkan ke penjara, 9 bulan dipulangkan tapi ayah saya tidak dipulangkan, sudah meninggal di penjara
"Umur 12 betapa sedihnya. Temannya bercerita di penjara tidak diadili, kulit pisang dimakan, pantas ayah saya meninggal di penjara," kenang Ciputra.
Bercita-cita Jadi Arsitek
Setelah kejadian itu, Ciputra mengaku berkeinginan untuk bersekolah lagi dan menjadi arsitek.
"Pergi ke kaki gunung tinggal dekat kaki hutan. Saya putuskan saya harus sekolah lagi, ingin jadi arsitek," kata Ciputra.
Saat ditanya alasan, Ciputra mengaku dirinya suka pada ilmu matematika.
Bahkan, kata Ciputra, ayahnya sempat menganggumi kemampuannya.
"Jadi saya menemukan semangat, saya ingin jadi arsitek," tutur Ciputra.
Punya Hobi Berburu
Selain itu, Ciputra juga mengakui dirinya memiliki hobi untuk berburu.
Hobi itu dilakukannya untuk bertahan hidup dan menjual daging untuk mendapatkan uang.
"Tiap hari minggu saya berburu, memang hobi," kata Ciputra.
Bahkan, Ciputra mengatakan dirinya memiliki 17 anjing yang dilatih khusus untuk berburu.
"Saya ingin mempunyai prestasi, berburu berarti harus menang, kalau tidak menang mati lapar," ujar Ciputra.
Simak video selengkapnya di bawah ini:
Diketahui pada 2011, Forbes merilis daftar orang terkaya di Indonesia, Ciputra menduduki peringkat ke-27 dengan total kekayaan US$ 950 juta.
(TribunWow.com/Rekarinta Vintoko)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Cerita Sukses Ciputra: Saya Dipukul, Diikat, Dimasukkan Gudang, Nereka Kedua Datang Usia 12 Tahun.