Menguak Fakta Kemunculan Buaya karena Kerupuk di Babel yang Curi Perhatian Warga, Lihat Videonya!
Munculnya buaya di sejumlah sungai di Pulau Bangka, Provinsi Bangka Belitung (Babel) nampak sudah menjadi hal biasa.
Penulis: Mohamad Afkar Sarvika | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
TRIBUNJAKARTA.COM - Munculnya buaya di sejumlah sungai di Pulau Bangka, Provinsi Bangka Belitung (Babel) nampak sudah menjadi hal biasa.
Bahkan, beragam kisah tentang buaya di sejumlah sungai di Bangka pun seiring berjalan waktu terkuak.
Seperti buaya menyerang manusia, hingga buaya muncul ketika disodorkan kerupuk.
Sebagaimana dikutip dari Posbelitung.com, kemunculan buaya karena kerupuk sendiri terjadi di Sungai Mancung, Kecamatan Kelapa, Kabupateng Bangka Barat.
Ketika itu, masyarakat sempat dihebohkan dengan adanya buaya makan kerupuk.
Tak hanya itu, di buaya di Sungai Mancung itu juga jerap muncul ketika ada orang memainkan musik dambus.
Biasanya, orang-orang melihat kemunculan buaya tersebut di jembatan Sungai Mancung.
• Sudah Lima Tersangka Pengaturan Skor, Satgas Antimafia Bola Beberkan Sederet Pidananya
• Dituding Sebarkan Ajakan Golput, Kreator Nurhadi-Aldo Malah Sarankan Ada Kertas Kosong di Pilpres
Tak sedikit warga yang datang untuk melihat buaya tersebut.
Beberapa di antaranya penasaran melihat buaya yang muncul bila disodorkan kerupuk.
Seperti halnya yang terlihat pada sebuah video yang diunggah pemilik akun facebook Aurel Yudhi Haryanto ini.
Video tersebut diunggah pada November 2017 lalu.
Tampak dalam video tersebut seseorang tampak memancing buaya tersebut agar muncul ke permukaan dengan menggunakan kerupuk.
Selang beberapa saat, tiba-tiba saja seekor buaya muncul melahap kerupuk tersebut.
• 10 Mitos dan Fakta Seputar Perkawinan, dari Keuntungan hingga Perceraian
• Polisi Tangkap Satu Orang Diduga Sebagai Buzzer Hoaks 7 Kontainer Surat Suara
Menurut Kades Mancung, Karman, kemunculan buaya tersebut berawal ketika adanya sejumlah pedagang yang kerap singgah dan membuang kerupuk kadaluarsa ke Sungai Mancung.
Kerupuk-kerupuk kadaluarsa tersebut kemudian menjadi santapan buaya.
"Ceritanya pedagang-pedagang kerupuk yang dari Pangkalpinang sering membuang kerupuk yang sudah tak laku ke sungai itu. Jadi sampai sekarang kebiasaan itu terus berlanjut. Bahkan buaya itu lebih doyan kerupuk dari pada daging ayam," ujarnya seperti dikutip dari laman Posbelitung, Jumat (11/1/2019).
Sebelumnya, lanjut dia, ada tiga buaya yang kerap menyantap kerupuk.
Namun seiring berjalan waktu dua di antaranya menghilang.
Di sisi lain, ia mengaku tidak paham kebiasaan buaya mondar-mandir di sekitar jembatan Mancung.
• UPDATE Transfer Persib Bandung, Patrich Wanggai dan Tony Sucipto Isyaratkan Hengkang
• Ezra Walian Tak Kunjung Bergabung dalam Seleksi Timnas Indonesia U-22
Ia pun khawatir keberadaan buaya tersebut dapat mengancam keselamatan masyarakat.
"Makanya baru-baru ini kami menggelar pertemuan membahas soal itu untuk diusulkan dipindah tempatkan. Karena khawatir juga, ya, apalagi kadang banyak anak-anak bermain dan melihat di sana," kata Karman.
Buaya di Sungai Layang
Keberadaan buaya di aliran Sungai Layang Desa Bukitlayang, Kecamatan Bakam, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, bukan hal aneh. Bahkan di anak sungai atau aliran kecil dekat pemukiman pun, buaya sering menampakan diri.
Jika warga setempat tak merasa aneh, namun tidak demikian dengan warga luar desa.
• Berniat Beli Barang Bekas di Jepang, Zaskia Sungkar dan Irwansyah Tercengang Lihat Harganya
• Cerita Siswi SMK Baranangsiang Sebelum Tewas Ditusuk Kepada Ibunda, Putus Dari Pacar Saat Natal
Mereka sengaja datang ke Desa Bukitlayang, untuk melihat kemunculan buaya bersama pawang, Mang Dali dan Kepala Desa (Kades) Bukitlayang, Andry, Rabu (9/1/2019).
Warga yang dimaksud masing-masing, Tuyung, Ayung, Sinta, Endang dan Satri.
Mereka sengaja datang dari Kecamatan Pemali untuk melihat sang predator.
Warga kemudian berhenti di tepi jembatan, anak Sungai Layang di Dusun Pangkalayang Desa Bukitlayang.
Sayang ketika itu, Pawang Mang Dali gagal menghadirkan buaya tersebut.
• Ribuan Pekerja Hero Supermarket Unjuk Rasa Menolak PHK Sepihak
• Perjuangan Ibu dan Anak yang Bergulat dan Dililit Ular Piton di Gunungkidul
Mang Dali berusaha memanggil buaya tersebut dalam ritual khusus.
"Siang ini buayanya sedang menjauh. Sedang tidak ada di anak sungai ini," kata Mang Dali mengaku sempat mendeteksi keberadaan buaya yang dimaksud.
Menurutnya, ada dua buaya besar biasa menampakan diri di sekitar bawah jembatan ini. Pengguna jalan sering berhenti melihat keberadaan buaya tersebut.
"Buaya kuning ukurannya lebih kecil, sekitar tiga meter, berat sekitar tiga ratus kilogram. Tapi kalau buaya hitam ukuran lebih besar, panjang empat meter bobot sekitar setengah ton," kata Mang Dali.
Kades Bukitlayang, Andry pada kesempatan yang sama, Rabu (9/1/2019) mengakui, banyak buaya di berbagai aliran sungai di Desa Bukitlayang.
"Di Sungai Layang Desa Bukitlayang ini memang banyak buaya. Namun kita berharap, buaya ini tak mengganggu warga," tambah Kades. (TribunJakarta/PosBelitung)