Pemerintah Kota Depok Bakal Tetapkan Status Waspada DBD
Idris mengatakan Pemkot Depok telah mengantisipasi ancaman banjir sejak tahun 2018 lalu, namun dia mengakui ada titik rawan banjir yang belum berubah.
Penulis: Bima Putra | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, CIMANGGIS - Wali Kota Depok Idris Abdul Shomad bakal menetapkan status waspada penyakit demam berdarah dengue (DBD) setelah mendapat data pasti berapa jumlah penderita sampai sekarang.
Hal ini disampaikan saat ditanya apakah Depok bakal mengikuti langkah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang lebih dulu menetapkan status waspada guna mengantisipasi penyebaran DBD.
"Makannya, daerah-daerah lain seperti itu. Kami juga nanti akan tetapkan, kan harus ada datanya dulu," kata Idris saat ditemui wartawan di Cimanggis, Depok, Senin (21/1/2019).
Idris mengakui bahwa Rumah Sakit (RS) negeri dan swasta di Depok sekarang sudah penuh dan tak dapat menampung penderita DBD yang harus dirawat inap.
Tapi ada kemungkinan pasien rawat inap itu tak seluruhnya merupakan penderita DBD sehingga dia enggan menetapkan status waspada dari sekarang.
• Rumah Sakit Penuh, Pemkot Depok Data Penderita DBD
Pendataan jumlah penderita DBD yang dilakukan Dinkes Depok nantinya diharapkan beres pekan depan berikut penetapan langkah penanganan.
"Saya harapkan seperti itu (Pendataan selesai). Sampai sudah langkah-langkah konkrit penanganan DBD. Yang penting kita lihat RS-nya dulu. Apa memang di RS banyak penyakit lain sehingga DBD tak kebagian tempat. Atau memang penyakit DBD. Itu yang saya ingin data," ujarnya.
Menanggapi imbauan Kementerian Kesehatan bahwa banjir dan genangan mempengaruhi perkembanganbiakan nyamuk Aedes Aegypti yang gigitanya jadi pemicu DBD.
Idris mengatakan Pemkot Depok telah mengantisipasi ancaman banjir sejak tahun 2018 lalu, namun dia mengakui ada titik rawan banjir yang belum berubah yakni perumahan Taman Duta.
Seperti Kepala Dinas PUPR Depok Manto Djorghi, dia menyebut Taman Duta baru bebas banjir setelah pengembang Tol Cijago memenuhi janjinya membangun sodetan dari Situ Pengarengan sehingga air tak lagi mengalir ke Kali Laya.
• Kepala Dinas Kesehatan DKI Jelaskan Tiga Wilayah di Jakarta yang Masuk Lokasi Rawan DBD
"Sudah dari awal (Siaga banjir), siaga itu artinya bukan darurat ya. Yang masih jadi titik banjir Taman Duta. Kita sudah perjanjian dengan pihak tol mau membangunkan sodetan. Kalau itu sudah ada selesai permasalahan," tuturnya.
Sebagai informasi, Provinsi Jakarta menetapkan status waspada sejak bulan Januari hingga Maret 2019 di tiga wilayah, yakni Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur.
Secara nasional, Kemenkes sampai sekarang mencatat terdapat ada 22 Provinsi yang terjadi kasus DBD, dua di antaranya bahkan ditetapkan Kejadian Luar Biasa.