Fraksi Gerindra DPRD DKI Minta Polisi Usut Tuntas Penyebab Terjadinya Tawuran di Jakarta Selatan
Ia meminta aparat kepolisian segera menyelidiki kasus itu lantaran hingga kini belum jelas apa yang melatarbelakangi terjadinya aksi tersebut.
Penulis: Pebby Ade Liana | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI Jakarta, Abdul Ghoni mempertanyakan penyebab terjadinya tawuran antar warga yang sering kali terjadi di wilayah Jakarta Selatan, khususnya sekitar Pasar Rumput dan Saharjo Tebet.
Ia meminta aparat kepolisian segera menyelidiki kasus itu lantaran hingga kini belum jelas apa yang melatarbelakangi terjadinya aksi tersebut.
"Itu sudah sering terjadi, makanya aparat harus segera menyelidiki apakah di wilayah itu ada premanisme nya atau memang itu murni warga. Pasti ada sesuatu, mungkin ada penggeraknya. Nah ini yang harus aparat menyelidikinya," kata Abdul saat ditemui di DPRD DKI Jakarta, Rabu (6/2/2019).
Abdul, menyinggung mengenai keadaan 'perut' masyarakat di Jakarta. Ia menilai bahwa faktor pekerjaan juga menjadi salah satu hal yang mendorong terjadinya aksi tawuran antar warga seperti itu.
Menurutnya, jika masyarakat di DKI Jakarta memiliki pekerjaan yang jelas, maka tindakan-tindakan tawuran tersebut bisa lebih di netralisir.
"Orang tawuran itu kan karena perutnya lapar. Kalau perutnya kenyang nyari duitnya gampang nggak mungkin tawuran. Ya masalah pekerjaan dan banyaknya pengangguran dan Pemprov DKI harus mengambil bagian itu penyaluran tenaga kerjanya melalui apa. Bisa melalui UKM atau apa saja," kata Abdul.
"Kalau menurut saya tawuran itu terjadi karena hal-hal kecil tentang duit," tambahnya.
• Keluruhan Tugu Bentuk Kampung Ganjen Cegah Perkembang Biakan Aedes Aegypti
• Hadapi Persija Jakarta, 2 Penyerang Andalan Newcastle Jets Tak Bisa Dimainkan
Sebagai anggota dewan, ia mendorong pemerintah daerah agar segera menghadirkan solusi yang jelas mengenai permasalahan tersebut.
Seperti menyalurkan tenaga kerja di berbagai bidang misalnya.
Selain itu, ia juga meminta aparat kepolisian untuk bertindak tegas. Jangan sampai masyarakat yang terlibat dalam aksi tawuran tersebut tak merasa jera hingga terus melakukannya berulang-ulang.
"Bagaimana membuat efek jera jangan sampai di belakang itu ada pemain. Soalnya itu sudah bertahun-tahun jangan sampai di Backing preman, karena ini sudah zaman bukan zaman premanisme lagi. Kalau memang banyak pengangguran di situ ya bagaimana Pemprov DKI memberikan solusi," ungkapnya.