Sejumlah Warga Keluhkan Kemacetan di Pintu Perlintasan Rel Kereta Api Cisauk

Dia bersama warga pengguna jalan lainnya berharap, ada upaya konkret Pemerintah Kabupaten Tangerang, mengurai kemacetan yang terjadi

Penulis: Ega Alfreda | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta.com/Ega Alfreda
Kemacetan parah di Jalan Raya Cisauk, Kabupaten Tangerang yang mencapai hingga dua kilometer panjangnya, Jumat (15/2/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda

TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Warga Kabupaten Tangerang geram dengan perlintasan kereta api Cisauk yang sehari-hari menjadi biang kemacetan.

Pasalnya, kemacetan parah di perlintasan kereta Cisauk bisa mencapai dua kilometer dan harus mengantre hingga satu jam bahkan lebih untuk dapat melintas rel kereta api.

Seperti diungkapkan Prima, warga Serpong Garden, Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang, mengeluhkan selalu berhadapan dengan kemacetan

Dia bersama warga pengguna jalan lainnya berharap, ada upaya konkret Pemerintah Kabupaten Tangerang, mengurai kemacetan yang terjadi di perlintasan kereta api Cisauk tersebut.

"Ini sih karena perlintasan kereta api sama kondisi jalan rusak, truk-truk besar yang mondar-mandir di jam sibuk," kata Prima, Jumat (15/2/2019).

Menurut Prima, saat ini kawasan Cisauk menjadi semakin padat lantaran banyaknya kawasan permukiman di wilayah tersebut.

Ditambah rencana pengembangan di Cisauk menjadi wilayah permukiman.

"Warga berharap Pemkab Tangerang membangun fly over, karena kemacetannya sudah sangat parah," ujar dia.

Sementara Widya, warga Cisauk ini menginginkan pihak kereta commuter Indonesia, membuka kembali akses Selatan pintu masuk ke stasiun Cisauk.

"Parahnya lagi akses selatan pintu masuk ke stasiun Cisauk ditutup. Jadi yang harusnya bisa masuk dari selatan, jadi harus melewati perlintasan dulu. Ini menambah kemacetan dan kesemrawutan, karena pengguna comuter line harus berjalan kaki untuk ke stasiun," ujar Widya.

Diduga Overdosis Alkohol, Seorang Pria Tewas dalam Kapal di Muara Baru

Ia juga mengatakan aturan jam operasional truk yang diberlakukan di wilayah Legok-Karawaci, justru tak berlaku efektif di wilayah Cisauk, Kabupaten Tangerang.

"Pembatasan truk juga katanya doang, buktinya di jalan Cisauk masih bebas berkeliaran, karena engga ada petugas yang berusaha menertibkan juga," keluhnya.

Menurut dia, setiap hari kerja, dengan kendaraan roda empat Widya harus mengantre hingga 45 menit untuk bisa menyebrangi perlintasan kereta Cisauk.

"Itu kalau hari kerja di jam-jam sibuk, kalau akhir minggu itu dari Serpong Garden mau ke Aeon Mall saja bisa satu jam," tutur Widya.

Selain jalanan yang rusak dan angkutan berat yang bebas melintas, Widya juga mengeluhkan kondisi jalan sempit hanya tersedia satu lajur dari arah Utara dan Selatan.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved