Gunakan Sebelah Tangan Akibat Stroke, Sumarni Tetap Semangat Dagang Serabi di Pinggir Jalan
tangan kiri wanita asal Cirebon, Jawa Barat itu sudah tak berfungsi akibat penyakit stroke yang dideritanya sejak tiga tahun terakhir
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN LAMA - Bermodalkan etalase kecil dan tungku dari tanah liat, Sumarni (65) menjajakan dagangan serabi di pertigaan Jalan Kemandoran, Jakarta Selatan.
Lokasinya tepat berada di pertigaan seberang gapura menuju Polsek Palmerah, Jakarta Barat.
Di lapak kecilnya itu, setiap hari Sumarni berjualan serabi dari Pukul 15.00 sampai Pukul 24.00 WIB yang dijualnya Rp 2.000.
"Kalau lagi ramai bisa jual 200 biji, tapi kalau sepi 100 aja sudah alhamdulilah," kata Sumarni saat ditemui TribunJakarta.com, Minggu (21/4/2019).
Sumarni telah lebih dari 15 tahun berjualan serabi di tempat ini.
Selama itu pula ia tetap setia memasak serabi dengan cara tradisional yakni dengan tungku tanah liat dan kayu bakar.
Ia menyebut rasa serabi terasa lebih nikmat bila dimasak dengan kayu bakar, ketimbang menggunakan kompor gas.
Mulai dari memasak serabi hingga melayani pembeli dilakukan Sumarni sendirian.
Anaknya hanya membantunya membawa perlengkapan jualannya itu dari rumah ke tempatnya berjualan.
Sumarni melakukan itu semua hanya dengan tangan kanannya saja.
• Meriahkan Paskah, Hotel Ini Bagikan Telur Cokelat untuk Anak-anak
• SMPN 19 Jakarta Siapkan 12 Server untuk UNBK
• Pengemudi Taksi Online Cantik Ini Merasakan Perjuangan RA Kartini Soal Emansipasi Wanita
Sebab, tangan kiri wanita asal Cirebon, Jawa Barat itu sudah tak berfungsi akibat penyakit stroke yang dideritanya sejak tiga tahun terakhir.
"Tangan saya yang kiri ini udah enggak bisa buat ngapa-ngapain. Buat angkat plastik aja sudah enggak bisa," kata Sumarni.
Lantaran tak ada biaya, Sumarni mengaku tak melakukan perawatan rutin untuk kesembuhan tangannya itu.
Karenanya, bila sedang tak melayani pembeli Sumarni kerap memijat tangan kirinya sekedar untuk menghidupkan kembali sarafnya.
"Dulu awalnya berobat tapi sudah enggak karena enggak ada uangnya," kata Sumarni.