Cerita Lela yang Mengaku Menyaksikan Pengejaran Terduga Teroris saat Melarikan Diri ke Perkampungan
Lela Helayati warga Kelurahan Jatikramat, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi mengaku sempat ikut mengejar terduga teroris yang kabur
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, JATIASIH - Lela Helayati warga Kelurahan Jatikramat, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi mengaku sempat ikut mengejar terduga teroris yang kabur ketika tim Densus 88 hendak menangkapnya, Minggu (5/5/2019) kemarin.
Lela menceritakan, awalnya dia tengah berada di depan rumah hendak keluar berbelanja. Tiba-tiba dia dikagetkan dengan suara gaduh sejumlah polisi mengepung perkampungan tempat tinggalnya.
"Saya di luar liat ramai ada yang lari pakai tas ransel warna hitam, celana pendek, kaos hitam, ternyata itu terorisnya," kata Lela.
Saat itu, Lela belum mengira bahwa orang yang dia lihat ternyata terduga teroris. Dia dan warga lain yang heboh mendengar suara gaduh mengira ada maling yang kabur ke dalan perkampungan.
"Karena warga ada yang bilang kalau ada maling dikejar polisi, saya waktu itu sempet ikut kejar juga karena penasarankan," ungkap Lela.
Dia saat itu sempat menunjukkan arah terduga teroris melarikan diri ke personil Densus 88. Lela bahkan menjelaskan bahwa dia melihat terduga teroris itu kabur ke arah gang buntu dekat makam keluarga.
"Saya kasi tahu kalau dia lari ke arah gang deket makam, soalnya di sini gang buntu enggak ada jalan lagi, pasti dia ngumpet deket situ," jelas dia.
Polisi langsung meluncur ke titik yang ditunjukkan, rupanya benar terduga teroris yang diketahui membawa peledak di dalam ramsel hitamnya tengah bersembunyi dan berupaya meledakkan diri.
"Abis itu saya udah enggak boleh ngikutin, saya di suruh masuk ke dalam rumah, takut ada bom katanya, warga lain juga disuruh masuk ke dalem, enggak boleh ada yang mendekat," jelas dia.
Dia lantas menjauh dari titik persembunyian terduga teroris, suara letupan senjata api-pun terdengar keras, tidak lama setelah itu dia melihat kepulan asap terlihat dari gang sempit tempat bersembunyi pelaku.
"Cuma liat asap ngebul aja kaya orang nabunin (bakar sampah), sama api kecil, suara ledakan ada cuma enggak keras, lebih kenceng suara tembakan," ungkapnya.
Lela mengaku saat itu tidak pernah mengira di kampung tempat tinggalnya akan terjadi persitiwa pengejaran teroris seperti ini.
• KPU Jakarta Timur Kebut Rekapitulasi Suara di 6 Kecamatan
• Dirut PT PLN Nonaktif Sofyan Basir Bakal Diperiksa KPK Hari Ini
• Punya Nama Bertema Ramadan Bisa Dapat Ayam Geprek Gratis di Tempat Ini, Anda Tertarik?
"Saya baru tahu itu teroris pas udah selesai aja, abis asap ngebul polisi bilang teroris, tadinya saya pikir maling karena awalnya warga depan bilang ada maling, makanya saya ikut ngejar," jelas dia.
Adapun dalam operasi tersebut, Densus 88 mengamankan dua terduga teroris berinisial S dan T. Keduanya ditangkap ketika akan menumpang tinggal di rumah kontrakan milik sorang warga bernama Eko.
Belum sempat tiba ke kontrakan Eko, pagi harinya sekitar pukul 08.30 WIB polisi sudah mengepung sekitar kontrakan dan langsung menangkap kedua terduga teroris tersebut.
Dari operasi itu, satu terduga teroris berhasil ditangkap dalam keadaan hidup, sedangkan satu terduga teroris diamankan dalam keadaan tewas setelah berusaha kabur dan meledakkan diri.