Berkat Ampas Kopi, Lukisan Karya Seniman Kediri Tembus Sampai Amerika

ekakik atau lethek, merupakan ampas bekas seduhan kopi yang biasanya sering dibuang karena dianggap tak berharga.

Editor: Y Gustaman
Surya/Didik Mashudi
Nurkabib, pelukis asal Kediri yang memanfaatkan ampas kopi sebagai cat. SURYA/DIDIK MASHUDI 

Laporan Wartawan Surya, Didik Mashudi

TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI - Cekakik atau lethek, merupakan ampas bekas seduhan kopi yang biasanya sering dibuang karena dianggap tak berharga.

Tapi, Nurkabib menganggap ampas kopi sangat berharga untuk bahan lukisan yang sangat artistik dan harganya berlipat.

Lukisan ampas kopi Nurkabid telah banyak dikoleksi kolektor Indonesia dan mancanegara.

Sejak sekolah dasar Nurkabib sudah senang menggambar, mulanya mencontoh gambar di buku pelajaran.

Lama kelamaan ia mulai menggambar di atas kanvas.

Ide membuat lukisan dari ampas kopi Nurkabid dapat dari guru nganjinya Mbah Mahmudin yang bercerita pengalamannya menggambar dengan bahan pewarna cekakik.

"Saya kemudian disuruh belajar menggambar dengan cekakik," ungkap dia.

Kala Nurkabib sudah sekolah SMA, Mbah Mahmudin masih sering menunggui dan memintanya menggambar dengan cekakik.

"Saya kadang diajak ke rumah beliau atau di pondoknya," tambah dia.

Kemudian, Nurkabib mulai menekuni lukisan hingga mengikuti lomba melukis yang digelar Karang Taruna Sanggar Anom Gurah.

Debut pertama Nurkabib mengikuti lomba melukis langsung mendapatkan juara 1.

Kemudian Nurkabib aktif mengikuti kegiatan di karang taruna. Selanjutnya anggota karang taruna yang senang melukis mendirikan Sanggar Seni Kamesywara.

Melalui sanggar, para pelukis mulai menggelar pameran, termasuk Nurkabib yang memamerkan hasil karyanya dengan lukisan khas cekakik. Karena bahannya hanya dari cekakik, warna lukisannya banyak didominasi hitam dan coklat.

Hingga saat ini Nurkabib tetap konsisten dengan ciri khas lukisancekakik. Biasanya objek yang dilukis potret wajah seorang tokoh.

"Teman-teman sanggar menjuluki saya Manakik yang artinya maniak on cekakik," ungkap dia.

Berkat hasil karya lukisannya dari bahan cekakik Nurkabib meraih juara 1 pemuda pelopor Kabupaten Kediri dan juara 2 pemuda pelopor Jawa Timur.

Nurkabib juga mulai menularkan aliran lukisan cekakik kepada siswa di sekolah Madrasah Aliyah (MA) Maarif NU Kepung.

"Saya bersama murid MA Maarif mendirikan Cekakik Artist Community, sebagai sarana pembinaan dan Galeri Lukisan Cekakik Indonesia sebagai tempat mengemas dan menjual hasil karya," tambah dia.

Total hasil karyanya bersama anggota komunitasnya telah mencapai hampir 1.000 lukisan.

Sementara lukisan cekakik hasil karyanya telah banyak dikoleksi sejumlah kolektor dari dalam dan luar negeri. Beberapa kolektor asing dari Malaysia, Amerika, Jepang, Belanda dan Brunei Darussalam.

"Malahan kolektor dari Amerika datang langsung ke galerinya," beber dia.

Sedangkan kolektor dalam negeri tercatat sejumlah jenderal, mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani.

"Bu Risma mengoleksi lukisan saya saat pameran di Museum NU Surabaya," ungkap dia.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved