Kesal Belum Ada Realisasi, Tukang Nasi Uduk Sebut OK OCE Program Hantu
Dikatakan Nunik program kewirausahaan OK OCE yang diterapkan Pemprov DKI Jakarta itu, merupakan program tidak nampak bentuknya
Warga lainnya pun mengaku sudah terdaftar di Kecamatan Kebon Jeruk jadi peserta di dalam pelatihan di programkewirausahaan OK OCE, juga menuturkan hal yang sama.
Andri (39), di kediamannya di Kawasan Kebon Jeruk, kali ini menyebut program OK OCE tersebut, sekedar janji kampanye semata.
"Saya belum merasakan sih ya, pelatihannya di sini seperti apa. Sebab, saya mendaftar sekitar dua bulan akhir tahun kemarin sampai kini pun enggak ada tuh pelatihannya. Ditentukan pada tanggal segini, hari segini, jam segini.. Eh tahu-tahu sepi. Enggak ada tuh tim OKE OCE-nya ya mau melatih kita. Malah bilangnya diundur lah. Ah enggak tahu lah, anggapin saja itu program cuma program angin lewat. Janji kampanye ya kan," katanya.
Sementara itu, Camat Kebon Jeruk, Abdullah, jika pihaknya hingga saat ini masih melakukan pendataan dan sosialisasi.
Dikatakan Abdullah kembali, para warga yang belum mendaftarkan bisa lakukan pendaftaran di kantor Kecamatan Kebon Jeruk.
"Pasti ada pelatihan setiap bulannya, tapi saat ini masih pendataan dulu ya. Konsepnya, saat ini juga belum ada sama sekali," kata Abdullah, kala dikonfirmasi wartawan.
Saat memantau lokasi pelatihan yakni Gedung Aula Kecamatan Kebon Jeruk, kondisi kosong. Padahal gedung aula tersebut turut digunakan sebagai lokasi pendaftaran.
Bahkan tak terlihat ada Kantor Sekretariat OK OCE di kantor berlantai empat tersebut.
Tidak hanya Kecamatan Kebon Jeruk, kondisi serupa juga nampak di lingkungan Kantor Kecamatan Grogol Petamburan.
Suasana sepi, dan tak nampak suasana terkait program pelatihan tersebut. Selain itu, nampak para pegawai di dalam, namun tak melakukan pelayanan terkait hal pendaftaran di pelatihan kewirausahan tersebut.
Sementara itu, Kepala Suku Dinas Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan Kota Jakarta Barat, Nur'Aini Silviana atau Sylvi mengakui, pelatihan sendiri hingga kini masih menunggu anggaran turun.
"Sebab didalam pelatihan ini ya membutuhkan biaya banyak. Anggaran bermiliar ya untuk program OK-OCE di Jakarta Barat biaya makan saja dalam setahun kami bayar itu Rp 500 juta. Kami berencana setelah melakukan pelatihan dan matang secara manajemen, sedikit-sedikit bakal melepas semua pengusaha barunya OK-OCE untuk menjalani usaha sendiri. Saya tidak setuju, kalau program OK-OCE sendiri kawasan Jakarta Barat sebut belum berjalan. Kalau, tak berjalan juga, tandanya memang si Camat tuh yang enggak beres-beres kerjanya. Cukup saya saja yang bakalan tegur, tidak perlu pak Sandi Uno (Wakil Gubernur DKI Jakarta) segala," kata Sylvi.
Baca: Pasukan Oranye Tiba, Trotoar Jalan Sudirman Sudah Bersih dari PKL
"Saya belum merasakan sih ya, pelatihannya di sini seperti apa. Sebab, saya mendaftar sekitar dua bulan akhir tahun kemarin sampai kini pun enggak ada tuh pelatihannya. Ditentukan pada tanggal segini, hari segini, jam segini.. Eh tahu-tahu sepi. Enggak ada tuh tim OKE OCE-nya ya mau melatih kita. Malah bilangnya diundur lah. Ah enggak tahu lah, anggapin saja itu program cuma program angin lewat. Janji kampanye ya kan," katanya.
Sementara itu, Camat Kebon Jeruk, Abdullah, jika pihaknya hingga saat ini masih melakukan pendataan dan sosialisasi.