Guru yang Meninggal karena Diduga Dianiaya Murid Sempat Muntah dan Keluarkan Cairan Bening
Wanita berusia 23 tahun ini seolah tak percaya suaminya meninggal karena dianiaya muridnya sendiri
TRIBUNJAKARTA.COM, PALMERAH - Sianit Sinta masih terpukul atas meninggalnya sang suami, Ahmad Budi Cahyono (27) yang merupakan guru seni rupa SMAN 1 Torjun.
Wanita berusia 23 tahun ini seolah tak percaya suaminya meninggal karena dianiaya muridnya sendiri.
Ditemui di kediamannya, Jumat (2/2/2018), mata perempuan itu masih terlihat sembab.
Kepada Surya, Sianit mengatakan bahwa sepulang dari sekolah, suaminya itu melakukan hal yang tak biasa.
“Sepulang dari sekolah, Mas Budi salat, setelahnya duduk bersenderan di tembok kamar,” kata Sianit.
Baca: Cerita Wahyudin Petugas Kebersihan yang Sudah 13 Tahun Bekerja di Stasiun Jatinegara
Menurut Sianit, tak seperti biasanya suaminya itu melaksanakan salat di rumah. Biasanya, Budi, sapaan akrab suaminya tersebut, salat di sekolah.
Kamis (1/2/2018) yang kelabu itu, usai salat, guru Budi langsung duduk bersender dinding dalam posisi bersila.
Kemudian Sianit memanggilnya dan mengajak untuk makan siang. Nah, saat hendak merespon panggilan istrinya itulah, Budi yang mencoba bangkit dari duduknya, muntah.
“Saya panggil Mas Budi untuk makan siang, tapi saat bangun, tubuhnya goyang, dia muntah, dari mulutnya keluar cairan bening,” tambah perempuan yang sedang mengandung usia lima bulan itu.
Sianit juga menerangkan, saat ditanya, Budi mengaku dipukuli muridnya di sekolah.
Kepada Sianit, mendiang mencoba meyakinkan bahwa dirinya sedang baik-baik saja.
Baca: Seorang Wanita Berusia 56 Tahun Ditemukan Tewas di Kontrakannya, Mayatnya Hampir Membusuk
Namun apa yang dia katakan tak sesuai kenyataan. Sesaat setelah mengatakan hal tersebut, Budi pingsan, ambruk tak sadarkan diri.
Sianit akhirnya minta bantuan warga sekitar untuk membawa suaminya tersebut ke Puskesmas Jrengik, Sampang.
Namun karena kondisinya semakin kritis, akhirnya dirujuk ke RSUD Dr. Soetomo, Surabaya.
Di rumah sakit milik Pemprov Jatim itulah akhirnya Guru Budi mengembuskan nafas terakhir. (Surya/Khairul Amin)