Saling Adu Kicau Susi Pudjiastuti VS Fadli Zon, Susi Tanya Keberhasilan, Fadli Jawab dengan Buku
Awalnya, Fadli Zon membuat tweet terkait ulang tahun Partai Gerindra yang ke-10, Rabu(7/2/2018) lalu.
Penulis: Ferdinand Waskita Suryacahya | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Secara diplomatis, ia menjawab selalu melaporkan apa yang dikerjakannya kepada publik.

"Dia (Susi) nanya keberhasilannya? Saya enggak pernah mengklaim keberhasilan. Saya melaporkan apa yang saya lakukan apakah itu dianggap berhasil itu urusan orang lain. Sepanjang menjadi pimpinan DPR, ya saya lakukan dan laporkan kepada publik," kata Fadli.
Sedangkan, Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti menghadiri acara Syukuran Kompas Gramedia bertemakan "KG Zaman Now" di area parkir belakang Gedung Kompas Gramedia, Palmerah Selatan, Jakarta Barat, Kamis (8/2/2018).
Saat ditanya pendapatnya perihal cuitan di akun Twitter Wakil Ketua DPR, Fadli Zon, Susi enggan berkomentar.
"Halah twit twit, ada apa," ucap Susi, usai memberikan sambutan di acara Syukuran Kompas Gramedia.
Perdebatan antara Wakil Ketua DPR Fadli Zon dengan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti masih berlanjut.
Setelah dirinya menyetil Susi mengenai kebijakan penengelaman kapal.
Menteri Susi langsung membalas dengan menanyakan apa keberhasilan yang telah diperoleh oleh Fadli Zon.
Awak media menanyakan pertanyaan yang sama seperti yang diajukan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, yakni mengenai keberhasilannya selama menjabat sebagai Wakil Ketua DPR.
"Ada orang yang menilai bahwa keberhasilan DPR itu adalah produk RUU, memangnya DPR ini pabrik? DPR bukan pabrik RUU," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (8/2/2018) dikutip dari Kompas.com.
Fadli Zon tidak setuju bila berhasil atau tidaknya kinerja DPR ditentukan oleh seberapa banyak rancangan undang-undang (RUU) disahkan menjadi undang-undang ( UU).
Menurutnya, orang yang menilai berhasil atau tidaknya DPR berdasarkan seberapa banyak UU yang selesai berarti menilai lembaga legislatif itu sebagai pabrik.
Menurut Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu, tidak ada indikator keberhasilan lembaga legislatif ditentukan oleh seberapa banyak UU yang dihasilkan.
"Bahkan kalau di negara-negara lain keberhasilan dari pencanangan (RUU) itu bisa 10 persen, 5 persen, 20 persen, karena dinamikanya tinggi," kata dia.