Kerap Bikin Onar di Jalanan, Mantan Preman Ini Sekarang Jadi Bos Sampah, Simak Kisahnya
Nama Bokser sudah menjadi ikon di Cileunyi sebagai preman, karena kerap membuat masalah dan berurusan dengan kepolisian setempat.
Para pegawainya ini dua kali seminggu menarik sampah ke rumah-rumah warga di RW 15, menggunakan mobil, becak, roda, ketika sampai di lokasi baru dipilah dipisahkan organik dan anorganik.
"Sesuai dengan kesepakatan setiap kepala keluarga ditarik biaya Rp 20 per bulan. Walaupun pada kenyataannya banyak warga yang tidak bayar atau bayar semampunya mereka," katanya.
Diakui Bokser untuk di RW 15 sendiri baru sekitar 25 persen yang membuang sampah rumah tangganya ke dirinya.
Sementara di Desa Cileunyi Kulon sendiri baru 10 persen sampah yang bisa tanggulangi.
Bokser berharap permasalahan sampah khususnya di Kecamatan Cileunyi bisa teratasi dengan baik. Bokser juga tidak segan untuk berbagi ilmu terkait pengelolaan sampah ini.
Bokser mengaku mendapat dukungan penuh dari Pemerintah setempat, karena telah membantu pemerintah dalam menanggulangi permasalahan sampah di lingkungannya.
Bahkan dalam waktu dekat di lokasi tersebut akan dibangun Pojok Edukasi Sampah yang akan dibangun oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung.
"Saya merasa senang karena apa yang saya lakukan mulai terlihat. Mulai ada perhatian dari pemerintah setempat. Saya sangat mendukung program pemerintah ini. Yang terpenting bagaimana memunculkan kesadaran masyarakat agar warga membuang sampah ke tempat yang benar," katanya.
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kabupaten Bandung Asep Kusumah, didampingi Kepala Bidang Pengelolaan Sampah, Febi Siti Zubaedah menuturkan dalam program pengurangan sampah pihaknya akan membangun Pojok Edukasi Bersih Sampah di beberapa titik di Kabupaten Bandung. (Tribun Jabar/ Mumu Mujahidin)