5 Fakta Menarik Tsamara Amany, Pernah Menerbitkan Buku Hingga Berdebat dengan Fahri Hamzah
Perempuan cantik ini mengkritik sikap dan pendapat Wakil Ketua DPR yang kerap memojokkan KPK itu, pada Juli 2017.
Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Kurniawati Hasjanah
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Kurniawati Hasjanah
TRIBUNJAKARTA.COM - Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia Tsamara Amany terlihat mengambil nomor antrean sebelum mengambil nomor urut peserta pemilu di acara pengundian nomor, di kantor Komisi Pemilihan Umum, Jakarta, Minggu (18/2/2018).
Berikut fakta menarik Tsamara Amany berdasarkan penelusuran TribunJakarta.com:
1. Pernah berdebat dengan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah
Perempuan cantik ini mengkritik sikap dan pendapat Wakil Ketua DPR yang kerap memojokkan KPK itu, pada Juli 2017.
Tak cuma lewat blog, Twitter, dan kolom di media online, Tsamara juga membuat lima video singkat bertajuk "5 Sesat Pikir Fahri Hamzah".
Baca: Anies Baswedan Imbau Pejabat Kelurahan agar Rutin Mengecek Kamar Mandi
"Aku buat videonya dibantu teman-teman di PSI (Partai Solidaritas Indonesia)," ujarnya.
Dirinya membahas sejumlah pernyataan Fahri di media massa seperti langkah KPK menangani penyidikan skandal korupsi e-KTP sebagai khayalan dan tudingan KPK melakukan bisnis penangkapan.
Baca: Arus Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Arah Pasar Rebo Terpantau Padat
Tsamara mengatakan tak habis pikir atas tudingan terakhir karena nyatanya semua kader partai baik oposisi dan penyokong pemerintah.
"Di zaman Pak SBY begitu, di era Pak Jokowi sekarang ini juga demikian," ujarnya.
Sebelum terlibat debat tentang KPK di media sosial, Tsamara mengaku pernah berdebat isu komunisme dengan Fahri.
Saat itu dirinya mempertanyakan gejala komunisme yang dimaksud Fahri namun Fahri menyamakan gejala komunisme dengan narkoba.
2. Co-Founder sebuah lembaga swadaya masyarakat
Bersama dengan dua rekannya yaitu Rachael Abigail dan Nita Wakan, Tsamara mendirikan lembaga swadaya masyarakat Komunitas Perempuan Politik @BeraniPeduli.
Didirikannya @BeraniPeduli diharapkan menjadi wadah perempuan Indonesia untuk mempunyai kepedulian terhadap situasi politik dan ingin berbuat sesuatu untuk mengatasi akar masalah kurangnya partisipasi politik perempuan Indonesia.
Komunitas ini menjelaskan apabila banyak perempuan peduli isu politik dan terlibat politik maka Indonesia mampu menyelesaikan masalah secara cepat dan mudah.
3. Pernah menikah
Tsamara mengaku pernah menikah ketika usianya masih 19 tahun di tahun 2015.
Baca: Arus Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Arah Pasar Rebo Terpantau Padat
Namun kini statusnya sudah kembali menjadi single.

Dua tahun menikah, Tsamara Amany dan suaminya memutuskan untuk berpisah.
4. Sempat magang di Balai Kota DKI Jakarta
Tsamara yang tertarik dengan dunia politik itu pernah menjadi staf magang Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota DKI.
Ia magang selama empat bulan sejak Januari hingga April 2016 dengan tugas membantu pelayanan terpadu satu pintu (PTSP).
Baca: Korban First Travel: Dasar Tidak Punya Hati, Balikin Uang Kami
Tugasnya untuk melakukan penyederhanaan perizinan untuk memulai usaha.
Selama magang rasa kekagumannya kepada sang Gubernur waktu itu semakin tumbuh, hal itu dilandasi sikap Ahok yang bersih, tegas dan berani melakukan perubahan dan terobosan di kawasan Ibu Kota.
Baca: Korban First Travel Akui Tergiur oleh Harga Promo yang Murah
Ketika Ahok memutuskan Pilgub DKI Jakarta 2017, Tsamara ikut berkampanye melali media sosial dan melalui jaringan yang dimiliki.
5. Membuat sebuah buku tahun 2014
Selain mendirikan komunitas, Ia juga meluncurkan buku berjudul Curhat Perempuan.
Buku itu merupakan kumpulan berbagai tulisan politiknya sejak tahun 2014.
Tsamara mengabadikan berbagai idenya agar bisa menjadi inspirasi perempuan muda Indonesia.
Buku setebal 372 halaman terdiri dari tujuh bab berkisah tentang Joko Widodo dan pemerintahannya, situasi sosial politik di Indonesia dan ibukota DKI Jakarta, Ahok dan fenomena menjadi muslim di Indonesia.
Penulis senior Ayu Utami mengatakan buku ini bagus karena mengingatkan perempuan harus bekerja lebih keras saat bersaing di dunia publik.
Baca: Duduk Selama 18 Jam Pria Ini Hanya Dapat Rp 10 Ribu
Sosok Ayu menyatakan usai membaca curhat perempuan, teringat dirinya saat mencapai kesadaran politik yang membuatnya keluar dari kungkungan keluarganya yang mana pendukung rezim Soeharto saat itu.