Menolak Kabur, Hitler Bekali Pengikutnya dengan Sianida
Pasukan SS dengan kefanatikan bertempurnya terus sehingga baru tersapu habis menjelang tengah malam.
Dan bila perlu dengan pesawat pengebom jenis Junker terbaru yang mampu menempuh jarak jauh hingga Timur Tengah.
Wanita pilot Jerman yang paling ulung dan pengagum Hitler, Hanna Reitsch juga telah menyiapkan sebuah pesawat ringan jenis Fieseler Storch di dekat Gerbang Brandenburg Berlin.
Di dalam bunker Hitler, Hanna memohon Hitler terbang dengannya ke selatan.
Namun lagi-lagi Hitler menolak. Ia malah memerintahkan Hanna menerbangkan Panglima Luftwaffe yang baru, Marsekal Robert Ritter von Greim.
Baca: Jadi Korban Bom Sarinah, Ipda Deny Kini Sulit Mendengar dan Kepala Sering Pening
Saat itu kaki Greim terluka parah akibat tembakan dari darat dalam penerbangannya ke Berlin bersama Hanna.
Kepada Greim, Hitler memerintahkan untuk menangkap Goering dan Himmler yang telah dianggap mengkhianatinya.
Tak lupa Fuehrer memberi 'sangu'(bekal) kepada Hanna dan Greim masing-masing kapsul racun sianida, siapa tahu mereka memerlukannya.
Tatkala hari mulai gelap, Hanna dan Greim menerbangkan pesawat kecilnya yang terombang-ambing di atas Berlin.
Mereka hanya melihat pusat kota memerah dilalap api serta asap kebakaran di mana-mana.
Nazi Jerman telah hancur dan Hitler yang tidak bisa menerima kehancuran 'Kekaisaran Reich Ketiganya" akhirnya memilih bunuh diri dengan menembak kepalanya sendiri. (Agustinus Winardi)
Berita ini telah tayang di Intisari dengan judul: Ditawari untuk Kabur, Hitler Justru Menolak dan Malah Bekali Para Penyelamatnya dengan Sianida