Tarif Listrik Tidak Naik Sampai 2019, Menteri ESDM Tegaskan Bukan Karena Pilpres
Jonan menampik permintaan itu ada kaitannya dengan pelaksanaan pemilihan umum di 2019.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama | Editor: Adiatmaputra Fajar Pratama
Namun capaian ini diklaim telah melampaui target yang sebelumnya dicanangkan sebesar 92,75 persen.
Sementara untuk tahun ini target rasio elektrifikasi nasional diharapkan mencapai 95,15 persen.
Satu di antara cara untuk meningkatkan elektrifikasi nasional dengan harga listrik terjangkau menurut Jonan adalah dengan membangun pembangkit listrik off grid atau di luar jaringan PLN.
Baca: Tertarik Beli Mobil Mewah Bekas Milik Koruptor dengan Harga Miring? Ini Tanggal Pelelangannya
Untuk itu pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan adalah pembangkit yang paling cocok untuk terus dikembangkan.
Jonan meyakini, potensi investasi pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) masih sangat besar, karena itu pemerintah membuka pintu selebarnya bagi para investor.
Beberapa sumber EBT dengan potensi energi belimpah di Tanah Air yang menunggu untuk dikembangkan misalnya panas bumi dan angin.
"Perusahaan seperti International Power Supply (IPS) bisa memainkan peranan penting di sektor EBT ini," ucap Jonan.
PLN Ingin Turunkan Tarif listrik
Direktur Utama PLN, Sofyan Basir bahkan menegaskan, PLN akan berusaha menurunkan tarif listrik bagi pelanggan.
Kalaupun tidak bisa menurunkan tarif listrik, minimal tarif listrik kata Sofyan tidak berubah
"Paling bagus itu kan kita berupaya turun, kan meringankan masyarakat, industri, paling mahal ya tetap," imbuh Sofyan beberapa waktu lalu.
PLN, menurut Sofyan telah menurunkan tarif listrik sejak Juni 2015 lalu.
Baca: Berbagai Foto Alya Nurshabrina Pemenang Miss Indonesia 2018, Sempat Punya Kista
Tarif listrik untuk rumah tangga misalnya telah turun dari Rp 1.548 per kilowatt hour (kwh) menjadi Rp 1.467 per kwh.
Kala itu harga komoditas untuk energi primer PLN sedang dalam tren turun.